Tepuk tangan dan sorakan bergemuruh diseluruh studio indoor lapangan es, pertandingan ice skating tingkat internasional sudah berjalan setengah waktu.
Banyak atlet muda yang sudah menunjukan bakat mereka dilapangan putih nan dingin itu, termasuk Ilam sendiri.
Badannya yang indah meliuk dengan elegannya dilapangan, membuat penonton terpanah. Tak terkecuali Mala yang juga datang menonton pertandingan Suaminya.
Suami? Iya benar, ingatkah kalian jika Ilam sudah menyuntikan obat terlarang itu pada Mala. Sehingga gadis itu melupakan semuanya, bahkan dia lupa akan status mereka.
Namun, pada dasarnya Ilam itu sangat licik dan manipulative. Dia membawa Mala ke London, sebelumnya dia menikah dulu di Indonesia.
Lalu membawa Mala tinggal di London, bagaimana dengan perusahaan Mala? Tenang saja, itu aman ditangan Ilam.
Pokoknya, sekarang Mala sudah resmi menjadi istri Ilam. Dia hanya tinggal dirumah baru mereka yang terletak di Perumahan Esmerald.
"Semangaaaat sayaaaaang!" seru Mala semangat, Ilam yang mendengarnya hanya bisa tersenyum dalam diam.
Dia senang, kini Mala sudah seratus persen menjadi miliknya. Sedikitnya, seringai tipis tercetak jelas diwajahnya, Ruta sudah hilang dan tak akan pernah bisa merebut Mala kembali.
"Nona? Apa dia suami anda?" Mala menoleh saat seorang pria tua bertanya padanya. Dengan senyum ramahnya, Mala mengangguk.
"Benar Tuan." jawabnya lembut.
Pria tua itu diam, dia menoleh kearah Ilam yang masih meliukan tubuhnya dilapangan. Kemudian menoleh lagi pada Mala "Nona, apa suami anda orang baik?" tanya nya halus.
Mala bingung, tapi dengan yakin dia mengangguk. "Tentu saja, suami saya adalah orang yang baik." jawabnya dengan penuh keyakinan.
Ptia tua itu tersenyum tipis, dia menepuk pelan pucuk kepala Mala kemudian berbisik. "Semoga, apa yang kamu yakini itu benar." tentu saja Mala tak dengar itu.
Karena sorakan para penonton menghalangi pendengarannya, pertandingan dan penampilan Ilam sudah selesai. Kini fokus Mala kembali pada Ilam.
Ia tersenyum amat manis dan membuat sebagian pria bule disana terpesona. Sayang, Ilam melihat bagaimana tatapan penuh kagum para pria yang ditujukan untuk istrinya.
Dia tak bisa marah, Ilam harus tampil ramah seperti imagenya selama ini, dia tak boleh merusak persepsi fans tentang dirinya.
💃💃💃💃
Mobil tesla putih melaju dengan cepat dijalanan kota, setelah acara penyerahan hadiah dan medali, mereka pulang. Bersyukur karena Ilam berhasil mendapat juara, walau juara kedua.
"Mala, hari ini mau makan apa?" tanya nya lembut sembari mengecup punggung tangan Mala.
Mala nampak berfikir, dia juga gatau mau makan apa, entar ya dia milir dulu. "Gimana, kalau nanti kamu masakan aku Migraeta pizza saat dirumah." usul Mala.
Ilam mengangguk singkat "Okey! Aku bakalan buatkan apapun yang kamu mau." ujarnya sembari mencium singkat pipi Mala.
Mala terkekeh pelan. Dia menepuk paha Ilam yang masih mengenakan celana lombanya tadi.
"Lain kali, jangan pake celana ini lagi. Aku gak suka, terlalu ketat, bahkan nunut kamu nonjol." ujarnya lembut namun mematikan. Ilam meneguk ludahnya kasar, Possesivenya Mala belum hilang ternyata.
Ilam tertawa kikuk, dia mengangguk saja. Mala puas menerima anggukan itu, dia merogoh kantung jaket hitamnya.
Ponselnya baru saja bergetar, menandakan adanya pesan masuk.
My baby R.
Nona, kapan anda jenguk saya?
Nona, saya merindukan anda.
Nona, apa saya tak bisa menjadi suami kedua anda?
Nona, wajah saya jadi jelek. Banyak luka bakarannya.
Nona, saya merindukan anda..
:(
Kangen:(
Nona, kapan kembali ke Indonesia? Ruta sangat merindukan Nona.Aku tidak tau kapan bisa kembali.
Mala langsung mematikan ponselnya, dia tak mau jika Ilam sampai tau. Bahwa dia tak melupakan apapun, bahwa dia masih mengingat segalanya.
Dia tak trauma, jadi obat itu tak berguna sama sekali padanya.
Dia masih berhubungan dengan Ruta, hanya sebagai penebusan rasa bersalahnya, karena Ilam hampir membunuh Ruta.
Untung saja Ruta sempat selamat, walau wajahnya mengalami luka bakaran dibagian lain wajahnya.
"Mala, jangan tinggalin aku." bisik Ilam lembut, dia menatap penuh kesungguhan pada Mala. Sangat tulus dan membuat Mala takut.
Perasaan cintanya sudah berubah menjadi takut, Ilamnya sudah bukan Ilam yang dulu. Yang ada kini hanyalah pria dengan jiwa tak sehatnya.
Yang nekat melakukan apa saja jika ada yang berani mendekati wanitanya. Mala mengecup pipi Ilam, kemudiam berbisik.
"Tidak akan, aku tidak akan meninggalkanmu." dan Mala, masih harus melanjutkan aktingnya sampai semua selesai.
Dua orang yang saling memanipulativekan sesama, yang satu ingin bebas namun yang satu ingin mendekab semakin erat.
Dan yang satu lainnya, yang mulai bergerak untuk membalas kan apa yang patut dia balaskan.
Entah siapa yang akan menang. Mala, atau kedua psychopath gilanya.
Tbc.
VOTE MANA VOTEEEEEEE.
KOMEN MANA KOMEEEEN AAAAAAAAAA.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Girl. [END]
RomanceDia terlalu mengekangku, aku tak suka. Tapi saat dia mulai memberikanku kebebasan, aku makin tak suka. Dia mulai tak acuh padaku, mulai membiarkanku pergi tanpa dikekangnya lagi. Harusnya aku senang, tapi apa? Hatiku justru meronta ingin dikekang ke...