PREVENTION - 2

15.2K 1.2K 218
                                    

Bekerja sebagai seorang programmer di sebuah perusahaan besar dengan gaji yang cukup besar untuk membeli sebuah apartemen mewah benar-benar membuat Naresh nampak begitu hebat dimata gadis-gadis yang mengejarnya. Sudah tampan, pintar, mapan pula, siapa juga yang akan menolak untuk dipersunting olehnya? Cuma Winnaura Malya seorang saja sepertinya.

Sekembalinya mereka dari Bali setelah melaksanakan 'bulan madu' yang sebenarnya adalah sebuah pemaksaan terselubung dari kedua keluarga mereka 2 hari yang lalu, baik Naresh maupun Winna kini sudah disibukkan lagi dengan aktivitas mereka masing-masing. Naresh dengan profesinya sebagai chief programmer handal di salah satu perusahaan alat elektronik besar di Indonesia, dan Winna yang berprofesi sebagai staff personalia di sebuah perusahaan real estate yang juga tak kalah bonafitnya dari perusahaan tempat Naresh bekerja.

Jika dilihat dari tempat kerjanya, orang-orang mungkin akan menyangka bahwa gaji Winna lebih besar daripada gaji Naresh karena perusahaan tempat Winna bekerja terlihat begitu keren dan luar biasa, padahal sebenarnya gaji Naresh justru jauh lebih tinggi karena selain menjadi programmer di sebuah perusahaan besar, Naresh juga mempunyai usaha kecil-kecilan yaitu kedai kopi yang ia bangun bersama ketiga sahabatnya. Winna bahkan pernah mendengar dari salah satu sepupunya Naresh, bahwa Naresh ini pernah diperebutkan setidaknya 5 perusahaan besar untuk bekerja dibawah naungan mereka karena kehebatannya dalam menciptakan program-progam baru yang sangat berguna untuk perusahaan.

Padahal dari segi penampilan saat bekerja pun Naresh cenderung lebih santai meskipun harus tetap terlihat rapi, tapi setidaknya lelaki itu tidak dituntut untuk harus selalu tampil sempurna seperti peraturan di kantor Winna.

Dan pagi ini, seperti biasa, Winna bangun lebih dulu setelah dia sempat tertidur lagi selama 1 jam setengah sehabis melaksanakan sholat subuh bersama Naresh untuk menyiapkan sarapan. Meskipun dia masih belum bisa menerima status barunya sebagai seorang istri, namun dia tidak mau juga di cap sebagai istri durhaka karena tidak mau menjalankan tugas dan kewajibannya.

"Resh, bangun. Udah jam setengah 7 nih, lo nggak kerja emang?" Winna menggoyang-goyangkan bahu Naresh yang masih terlelap di sebelahnya.

"Sepuluh menit lagi." balas Naresh dengan suara serak khas bangun tidurnya yang entah kenapa terdengar begitu seksi di telinga Winna.

"Ih nanti kalau lo telat gimana?!" desis Winna sebal.

"Nggak bakal. 10 menit lagi gue bangun." Naresh mengangkat tangannya dan menunjukkan ibu jarinya sebagai janji bahwa dia benar-benar akan bangun 10 menit lagi.

Winna menghela nafas lalu kemudian bersiap untuk turun dari tempat tidur namun perhatiannya teralihkan begitu dia mendengar ada panggilan masuk dari ponsel miliknya. Di sana tertera nama Saverio, mantan kekasihnya yang ternyata masih belum menyerah untuk mendapatkannya kembali setelah rencana kawin lari mereka gagal 3 bulan yang lalu. Mata Winna melotot kaget lalu kemudian dia melirik Naresh yang sudah mulai mendengkur halus, tanda bahwa pria itu sudah masuk kembali ke alam mimpi.

Dengan hati-hati, Winna melangkah kearah balkon kamar apartemennya untuk mengangkat telepon dari Save. Pria yang hingga kini masih ia cintai sepenuh hati. Semoga saja Naresh benar-benar sudah terlelap agar dia tidak perlu mendengar obrolannya dengan sang mantan.

"Halo, Ve?" panggil Winna dengan suara berbisik. Matanya terus melirik ke arah Naresh yang masih tidur dengan menghadap ke arahnya.

"Akhirnya kamu angkat juga telepon aku, Win! Kamu udah pulang dari Bali?" suara Save terdengar begitu lega di seberang sana.

"U-udah, dari 2 hari yang lalu malah. Kamu kenapa nelepon aku pagi-pagi gini?" tanya Winna hati-hati.

"Aku kangen banget sama kamu, Win. Hari ini kamu aku anter ke kantor ya? aku jalan sekarang ke apartemen kamu nih!"

PREVENTION ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang