PREVENTION - 6

14K 1K 169
                                    


"Resh, mau makan siang bareng nggak?"

Naresh mengalihkan pandangannya dari komputer dan mendapati Hazmi, teman kantor sekaligus suami dari teman Khansa, istrinya Jerome, berdiri didekat ku bikelnya. Pria bermata sipit dengan tinggi sekitar 180 cm itu menatap Naresh dengan sorot memohon. Dilihat dari ekspresinya yang memelas, nampaknya pria itu benar-benar sudah sangat kelaparan tapi tidak ingin makan sendirian. Melihat hal itu, Naresh jadi tidak tega. Padahal dia sendiri sudah dibawakan bekal makanan 4 sehat 5 sempurna oleh Winna.

"Ya udah ayo." akhirnya Naresh memutuskan untuk ikut menemani Hazmi makan siang. Urusan bekal dari Winna, dia bisa memakannya nanti sore.

"Alhamdulillah akhirnya ada yang mau nemenin gue makan siang!" Hazmi bertepuk tangan bahagia lalu kemudian berjalan beriringan bersama Naresh.

"Gue tuh sebenernya dibawain bekal sama bini gue tau. Cuma tampang melas lo ini bikin gue jadi nggak tega," balas Naresh sebal. "Bukannya lo sering dibawain bekal juga ya sama si Jira?"

"Dia berangkat pagi banget tadi makanya nggak sempet bikinin gue bekal," jawab Hazmi sedih. "Ini kita mau makan di luar apa di kantin?"

"Di luar ajalah, kantin mah rame kalau jam segini."

Ya sebagai seorang introvert sejati, Naresh paling anti terjebak di tengah keramaian. Bisa-bisa energinya terkuras nanti dan dia jadi sulit untuk berkonsentrasi saat bekerja. Untungnya Hazmi sudah sangat paham dengan sifat temannya itu, jadi tanpa banyak bicara lagi mereka pun memutuskan untuk makan di salah satu restoran siap saji dekat kantor.

"Eh lo tau nggak sih kalau sekretarisnya si bos baru aja resign tadi pagi?" Hazmi memulai obrolan saat pesanan mereka berdua datang.

"Sekretarisnya si bos? Mbak Celia?" Naresh mengangkat kedua alisnya kaget.

"Iya. Beritanya emang belum nyebar sih, gue aja baru tau tadi, itu juga karena gue nggak sengaja dengerin orang-orang HRD pada ngegosip pas coffee break di kantin."

"Kenapa resign nya?"

"Yang gue denger sih disuruh sama suaminya. Mereka lagi ngejalanin program kehamilan sih katanya, makanya suaminya nggak mau mbak Celia kecapekan. Sayang banget ya? padahal dia rajin dan cekatan banget loh orangnya, baik pula. Pak Andre juga sedih banget ngelepas dia kayaknya."

"Wajar sih. kayaknya nggak ada yang nggak pernah dibaikkin sama dia deh di kantor. Terus kita nggak ada farewell party gitu buat dia, Mi?"

"Ada kok, rencananya minggu depan sih katanya. Anak-anak HRD bilang  minggu depan mbak Celia balik lagi buat beresin barang-barangnya," Hazmi menyuapkan nasi goreng seafoodnya ke mulut. "Dan gue denger gosip lagi katanya pak Andre udah nemu calon sekretaris baru."

"Lah cepet amat nemu yang barunya."

"Lo kayak nggak tau pak Andre aja. Dia kan selalu gercep kalau udah berhubungan sama sekretarisnya. Siapa yang bisa handle semua jadwal dia kalau bukan sekretaris?"

Naresh mengangguk-anggukkan kepalanya paham. Andredie Ferdinand adalah pemilik sekaligus direktur utama perusahaan tempatnya bekerja. Beliau pula yang mewawancarai Naresh secara langsung begitu dia tahu bahwa Naresh masih mempunyai 4 perusahaan lain yang ingin merekrutnya. Sadar bahwa Naresh adalah aset yang bisa membawa perusahaannya lebih maju lagi, tentu saja pak Andre tidak akan melepaskannya begitu saja. Hazmi yang telah masuk Electranoid 2 bulan lebih dulu daripada Naresh adalah saksi dimana semua karyawan perusahaan langsung heboh begitu sang direktur utama turun tangan langsung untuk melakukan wawancara dengan Naresh.

Awalnya Hazmi tidak terlalu dekat dengan Naresh meskipun SMA mereka dulu bertetangga. Tapi begitu dia tahu bahwa Naresh adalah teman Jerome, mereka pun akhirnya mulai saling menyapa dan mengobrol satu sama lain dan berakhir menjadi teman dekat selama 4 tahun terakhir ini.

PREVENTION ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang