"Denger ya, pokoknya jangan sampe ada satu pun orang di tempat kerja gue yang tau kalau lo itu suami gue! Mereka semua tau nya gue masih pacaran sama Saverio, so you better stay in your lane and don't you dare to cross the border of mine!"
Winna menatap Naresh yang sedari tadi sibuk memainkan ponsel di sebelah nya dengan lagak tidak peduli. Keduanya sedang berada di kamar sebuah resort mewah di Bali setelah kemarin malam mereka telah resmi menjadi sepasang suami-istri.
"Nareshtra Jibran, lo denger gue nggak sih?!" desis Winna kesal.
"Denger." jawab Naresh akhirnya.
"Ya terus kenapa lo nggak respon?!"
Naresh memutar bola matanya malas. "Gue bosen. soalnya dari sebelum nikah itu terus yang lo omongin. Lagian apa sih yang lo takutin dari status kita? Toh lo nggak bakalan bisa jadi juga sama si Save."
"Harusnya bisa kalau lo nggak dateng ke dalam hidup gue!"
"Dih lo yang nggak bisa jadi sama cowok lo karena beda keyakinan kok jadi gue yang disalahin. Heran, cewek demen banget dah nyalahin cowok ketika semesta nggak berpihak ke mereka. Terima nasib aja sih kalau sekarang kita udah nikah, udah resmi jadi suami-istri."
Winna melotot galak. "Lo pikir gue mau apa nikah sama lo?!"
"Kalau nggak mau kenapa lo nggak nolak aja dari awal?"
"Tadinya gue tuh udah nolak, tapi papa ngancem kalau gue bakalan di grounded lagi kayak waktu itu kalau gue nggak mau nurut!"
Naresh menyeringai. "Makanya jangan sotoy. Sok-sokan mau kawin lari tapi modal buat hidup berdua aja belum punya."
"Biarin! Yang penting gue sama Save saling cinta!"
"Halah naif sekali. Cinta yang lo berdua punya nggak akan pernah cukup untuk menghadapi kerasnya dunia."
Winna memberengut tidak suka lalu kemudian dia merebahkan tubuhnya dan menarik selimutnya hingga menutupi bahu. Naresh sendiri kembali sibuk dengan ponselnya, membiarkan istrinya itu merajuk karena masih tidak bisa menerima status mereka yang sudah terikat dalam ikatan pernikahan yang sah.
"Lo kenapa mau sih nikah sama gue? padahal kita kan nggak saling cinta. Kenal aja nggak sampe 3 bulan." ucap Winna lagi dengan nada lirih.
"Lo cantik soalnya, makanya gue mau." jawab Naresh kalem.
"Gue serius, Naresh!"
"Yang bilang gue lagi bercanda siapa sih?"
Kalau saja resort ini menyediakan sebuah alat-alat perkakas di tiap-tiap kamar, Winna mungkin sudah meraih sebuah palu dan menghantam kepala Naresh dengan itu.
Memang sejak pertemuan pertama mereka 2.5 bulan yang lalu, Winna sudah yakin bahwa Naresh adalah orang yang aneh. Dibalik wajahnya yang sangat tampan serta pembawaannya yang sopan dan cenderung kalem, pria berusia 26 tahun ini menyimpan berbagai macam keanehan yang menurut Winna sudah sangat tidak wajar. Salah satunya keanehannya adalah fakta bahwa dia menerima perjodohan ini dengan alasan kalau Winna itu mempunyai wajah yang cantik dan menarik.
Berawal dari perbuatan nekat Winna yang sempat ingin kawin lari dengan pacarnya, Saverio Jonathan, 3 bulan yang lalu, mama dan papa Winna pun ikutan nekat untuk menjodohkan putri cantiknya itu dengan anak dari teman SMA mereka. Tadinya Winna mati-matian menolak perjodohan ini dan terus berusaha untuk mempertahankan hubungannya dengan Save, tapi begitu dia melihat penampilan Naresh yang saat itu terlihat sangat rapi dan menawan, sisi perempuannya yang tidak bisa melihat lelaki tampan pun mau tidak mau ikut menjerit. Namun sebisa mungkin ia tetap bersikap sok jual mahal agar Naresh tidak besar kepala.

KAMU SEDANG MEMBACA
PREVENTION ( ✔ )
RomanceWinnaura Malya, seorang gadis cantik yang keras kepala dan pemberontak berniat untuk kawin lari dengan pacarnya yang berbeda keyakinan. Sebagai bentuk upaya pencegahan, kedua orang tuanya pun menikahkan Winna dengan Naresthra Jibran, seorang pemuda...