PREVENTION - 11

12.4K 998 59
                                    

Hari ini adalah jadwal dimana Winna dan Naresh akan saling mengunjungi rumah mertua mereka masing-masing. Memang semenjak menikah, keduanya belum sempat untuk berkunjung kesana karena sibuk menyelesaikan pekerjaan mereka yang menumpuk setelah ditinggal cuti. Dan sekarang adalah kesempatan bagi keduanya untuk pergi. Dan rumah pertama yang akan mereka datangi adalah rumah orang tua Winna dulu.

Dan entah kebetulan atau tidak, kedua kakak Winna, Windy dan Damar ternyata juga sedang berkunjung ke sana bersama pasangan serta anak-anak mereka masing-masing. Naresh yang memang menyukai anak kecil pun langsung diculik oleh anak-anak Windy yang sudah memasuki usia sekolah dasar itu.

"Assalamualaikum!" sapa Winna ceria begitu dia masuk kedalam ruang TV.

"Om Nareeeesh! Gendooong!" teriak si sulung Kyla yang langsung berlari menubruk Naresh sesaat setelah pria itu melepaskan sepatunya dan meletakannya di rak.

"Kylaaa!" balas Naresh heboh seraya mengangkat tubuh mungil Kyla dan mengayunkannya hingga membuat gadis kecil itu tertawa riang sedangkan adik laki-lakinya, Keano, menarik-narik celana jeans nya untuk meminta perhatian juga. Naresh tertawa geli dan langsung meraih Keano juga ke dalam gendongannya.

Winna yang melihat pemandangan itu pun hanya bisa tertawa sambil menyalami dan mencium pipi kanan dan kiri kakak sulungnya, Windy.

"Kyla, Kean. Kasian dong itu om Naresh nya, baru sampe kok kalian langsung minta gendong aja!" tegur Windy.

"Nggak apa-apa mbak. Naresh juga kangen banget nih sama mereka." balas Naresh sambil menatap kedua bocah itu dengan mata berbinar. "Kyla sama Kean kangen om juga, nggak?"

"Kangen!"

"Angen!"

"Kalau kangen cium dong."

Kedua bocah itu langsung mencium pipi Naresh secara bersamaan sehingga membuat pria itu tertawa gemas. Masih sambil menggendong kedua keponakan Winna di kedua tangannya, Naresh berjalan memasuki ruang keluarga dan mendapati ayah mertuanya yang sedang duduk santai di sofa sambil menonton televisi, sedangkan sang ibu mertua nampak sibuk di dapur ditemani oleh Anjani, istri Damar, dan 2 asisten rumah tangganya.

"Nareshtra!" panggil papa dengan penuh semangat begitu dia melihat menantunya datang.

"Assalamualaikum, pa!" Naresh menurunkan Kyla dan Keano lalu kemudian mencium tangan ayah mertuanya dengan hormat. "Maaf Naresh sama Winna baru bisa ke sini sekarang ya, pa. Pulang dari Bali kemarin kerjaan kita sama-sama numpuk jadinya harus diselesain dulu."

"Waalaikumsalam! Nggak apa-apa nak, papa tau kalian pasti sibuk, apalagi semuanya kan serba dadakan." Papa tersenyum dengan ekspresi penuh rasa bersalah.

Naresh menyadari itu tapi dia memutuskan untuk tetap diam sembari menepuk-nepuk punggung ayah mertuanya seolah memberitahu bahwa dirinya sama sekali tidak mempermasalahkan apapun terkait dengan pernikahannya dengan Winna.

"Gimana Bali, Resh? Si Winna nggak macem-macem selama di sana kan?" Damar duduk di sebelah Naresh dengan senyum lebar.

"Alhamdulillah nggak mas. Nurut banget dia sama gue." Naresh melirik ke arah Winna yang sedang sibuk membantu mama dan para kakaknya di dapur.

"Kita ngobrol di halaman luar aja yuk?" ajak Damar pada Naresh dan papa. "Kalau di sini suara obrolan kita tenggelem sama suara berisiknya para ibu-ibu di dapur."

Papa dan Naresh tertawa namun menganggukkan kepala mereka setuju. Lagipula Naresh sekalian ingin merokok juga karena sedari tadi mulutnya terasa begitu asam. Ketiganya duduk di bangku yang menghadap ke halaman belakang yang sangat luas dan penuh dengan berbagai macam tanaman yang dirawat dengan begitu apiknya oleh tangan-tangan dingin mama. Setahu Naresh, mama mertuanya ini memang gemar sekali berkebun dan merangkai bunga jadi tidak heran jika halaman depan dan halaman belakangnya penuh dengan beraneka ragam bunga dan tanaman hias.

PREVENTION ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang