Setelah bermalas-malasan sebentar sehabis sarapan, Naresh dan Winna pun akhirnya memutuskan untuk segera bersiap-siap pergi belanja bahan makanan. Keduanya sempat berdebat kecil tentang dimana mereka harus belanja, apakah di supermarket biasa atau supermarket yang ada di mall. Naresh memilih di supermarket biasa, sedangkan Winna memilih supermarket yang ada di mall agar dia bisa sekalian jalan-jalan juga. Maka terjadilah perdebatan yang cukup sengit itu sampai Naresh pun akhirnya mengalah karena tidak ingin memperpanjang debat kusir mereka.
Beruntung pilihan Naresh untuk mengalah ternyata sangat tepat. Buktinya mood Winna yang sejak tadi pagi memburuk akibat obrolan mereka soal masakan akhirnya mulai membaik. Selama di dalam mobil pun Winna tidak henti-hentinya tersenyum sambil menyenandungkan beberapa lagu favoritnya, sedangkan Naresh hanya bisa tertawa kecil melihat kelakuan sang istri. Selain cantik dan menggemaskan, Winna ini juga mempunyai kepribadian yang aneh cenderung unik.
Mungkin itu adalah salah satu faktor juga kenapa dia mau menikahi gadis itu. Karena mereka sama-sama mempunyai sifat yang aneh dan unik.
"Ini mood lo udah bagus begini pasti karena lo pengen jalan-jalan di mall." celetuk Naresh yang akhirnya berani membuka suara setelah yakin bahwa mood Winna memang sudah benar-benar bagus.
"Ih pintarnya suamiku!" Winna memukul pelan bahu Naresh sambil tertawa heboh.
"Mau ngapain sih emang di sana?" tanya Naresh penasaran. Jujur saja, dia bukan tipe orang yang suka dengan keramaian, jadi mall, konser, festival-festival apapun yang berhubungan dengan keramaian sudah pasti akan jadi hal pertama yang ia hindari.
"Berburu barang dong! Siapa tau nanti lagi ada diskon baju, celana, sepatu, makeup atau skincare! Kan lumayan!"
Naresh melirik Winna yang kembali bersenandung sambil memeriksa wajahnya dengan kamera depan ponsel. Jika dilihat-lihat lebih teliti lagi sebenarnya tidak ada yang salah dengan kulit wajah gadis itu. Naresh sangat yakin 100% kalau kulit wajah Winna itu sangat halus dan mulus seperti kulit bayi. Kalau kulit wajahnya sudah sesehat itu, lalu untuk apa report-repot beli skincare? Terkadang Naresh suka heran sendiri dengan pemikiran para kaum hawa soal ini.
"Ini kalau pendapat gue dimasukkin ke base twitter, pasti lo dan kaum lo bakalan nyerang gue habis-habisan," kata Naresh tiba-tiba membuat Winna langsung mengalihkan tatapannya kearahnya dengan kedua alis terangkat. "Tapi lo itu udah cantik dan kulit lo juga udah sehat banget, jadi gue agak heran juga nih kenapa lo masih butuh skincare-skincare kayak gitu."
Tadinya Winna sempat ingin langsung menyemprot Naresh dengan beragam pendapatnya mengenai kenapa semua perempuan itu butuh skincare meski kulit mereka baik-baik saja. Tapi begitu melihat ekspresi polos yang tergambar di wajah tampan suaminya itu, Winna pun memutuskan untuk menelan opininya bulat-bulat. Jelas sekali Naresh tidak paham dengan hal itu, karena itu dia berani untuk menyatakan pendapatnya yang Winna yakin, kaum hawa pasti akan langsung menyerangnya seperti yang ia katakan barusan.
"Gini ya suamiku, nggak semua orang itu lahir dengan kulit yang bagus. Nggak semua orang juga lahir dengan muka yang ganteng, cantik, bersih dan mulus, karena itu mereka perlu skincare untuk ngerawat kulit mereka. Walaupun terkadang hasilnya nggak selalu sesuai dengan ekspetasi, tapi seenggaknya skincare itu bisa mengurangi dan meminimalisir rasa insecure mereka. Dan itu juga bentuk dari ikhtiar mereka untuk merawat pemberian dari Tuhan. Dan kenapa gue masih butuh skincare padahal muka gue udah mulus? Ya karena gue mau ngerawat apa yang udah Tuhan kasih buat gue. Itu aja."
Naresh mengangguk-nganggukkan kepalanya paham. Ternyata itu alasan kenapa Winna mati-matian menjaga kulit wajahnya. Naresh saja sampai heran sekaligus takjub sendiri saat dia melihat meja rias sang istri yang penuh dengan berbagai macam alat makeup serta skincare yang disusun dengan begitu rapi dan sangat terjaga kebersihannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PREVENTION ( ✔ )
RomanceWinnaura Malya, seorang gadis cantik yang keras kepala dan pemberontak berniat untuk kawin lari dengan pacarnya yang berbeda keyakinan. Sebagai bentuk upaya pencegahan, kedua orang tuanya pun menikahkan Winna dengan Naresthra Jibran, seorang pemuda...