PREVENTION - 3

13.2K 1.1K 148
                                    

Setelah mengantar Winna ke kantornya, Naresh segera melanjutkan perjalanannya menuju kedai kopi miliknya yang ia bangun bersama ketiga sahabatnya untuk membeli segelas americano sekaligus ingin mengumumkan pada para sahabatnya itu bahwa dia telah resmi menikah. Naresh memang tidak memberitahu mereka soal pernikahannya itu karena semuanya memang dilakukan secara mendadak dan terburu-buru.

Sesampainya di kedai kopi bernama La Reverie coffee itu, Naresh langsung memarkirkan mobilnya dan masuk ke dalam bangunan bernuansa coklat dan krem yang sangat instagrammable itu lalu kemudian dia disambut oleh ketiga sahabatnya yang sudah duduk manis di salah satu meja di area pojok.

"Akhirnya dateng juga nih superstar kita!" seru Harya heboh begitu dia melihat kedatangan Naresh.

"Ini nih tersangka yang kita tunggu-tunggu! Gak ada angin, gak ada ujan tiba-tiba udah di Bali aja dia!" sambung Reksa tak kalah heboh.

Naresh hanya tersenyum tipis menanggapi seruan heboh dari Harya dan Reksa lalu kemudian duduk di sebelah Jerome setelah sebelumnya mereka sempat bersalaman terlebih dahulu.

"Jadi, ada acara apa lo di Bali sampe berangkatnya mendadak gitu?" tanya Harya yang masih penasaran dengan kepergian dadakan Naresh ke Bali seminggu yang lalu.

"Bulan madu." jawab Naresh kalem.

"Si anjir! Bercanda mulu lo, bangke!"

Naresh menghela nafas lalu kemudian menunjuk cincin yang melingkar di jari manis tangan kanannya yang mana hal itu langsung membuat Harya, Reksa dan Jerome ternganga kaget lalu kemudian saling pandang dengan raut horor.

"Resh, lo serius?" kali ini Jerome yang bertanya karena dia sendiri pun tidak percaya dengan cincin perak yang melingkar di jari manis sahabatnya itu.

"Serius gue. kenapa sih pada nggak percayaan amat?" Naresh tertawa sembari mengutak-atik ponselnya lalu kemudian menyerahkannya ke Jerome. "Sorry gue nggak ngundang lo pada, soalnya semuanya serba dadakan dan gue nggak sempet ngasih tau."

Jerome pun langsung terbelalak kaget begitu dia melihat beberapa foto dimana Naresh mengenakan baju pengantin dengan seorang perempuan yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Melihat ekspresi kaget Jerome, Harya pun buru-buru merebut ponsel Naresh dengan raut penasaran.

"HAH?! INI BENERAN LO NIH, RESH?!" tanpa sadar Harya berteriak dengan begitu kencang hingga membuat beberapa pelanggan kafe yang duduk di sekitar mereka menoleh karena kaget.

"Iya Har, and please turn down your voice a little bro. You're too loud." balas Naresh santai.

"Lo tuh emang manusia paling aneh yang pernah Tuhan ciptakan di muka bumi ini, tau nggak?" Reksa geleng-geleng kepala takjub. "Hampir 2 minggu nggak ketemu dengan alasan lagi banyak kerjaan, terus abis itu pergi ke Bali nggak pake pamitan, balik-balik dari sana status lo langsung berubah jadi suami orang. Gak ngerti lagi deh gue sama kehidupan lo yang random itu, Resh."

"Lo nggak hamilin dia duluan kan, bro?" tanya Harya lagi kali ini dengan nada lebih pelan agar tidak mengundang perhatian para pelanggan yang lain lagi.

"Nggak lah! Gila kali lo!"

"Terus gimana ceritanya lo bisa nikah sama dia? kok lo nggak cerita ke kita sih?" protes Jerome.

Naresh menghela nafas. "Ini tuh ceritanya panjang sebenernya, tapi gue ringkas aja ya biar cepet. Intinya, bini gue ini anak temen SMA bokap. Dia tuh punya pacar tapi beda agama dan sempet berencana pengen kawin lari sama pacarnya itu. Sayangnya niatnya itu udah ketahuan duluan sama emak-bapaknya. Dan kebetulan juga bokap gue sama bokap dia baru aja reunian setelah puluhan tahun nggak ketemu, jadilah gue dijodohin sama dia dan akhirnya kita resmi nikah seminggu lebih 2 hari yang lalu."

PREVENTION ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang