"Lo beneran nggak mau ikut gue ke Surabaya?"
Naresh menatap Winna yang sedang merapikan pakaian, memasukkan beberapa obat dan vitamin dan sedikit cemilan ke dalam tas ransel miliknya dengan sorot memelas. Sejak semalam, entah apa penyebabnya Naresh terus saja meminta Winna untuk ikut bersamanya ke Surabaya. Dan hal itu benar-benar membuat Winna bingung sekaligus pusing. Perasaan yang sedang PMS itu dia, tapi kenapa malah Naresh yang menjadi sangat manja dan sensitif seperti ini.
"Winnaura, gue lagi ngomong sama lo ini. Denger nggak?"
Winna berdecak jengkel lalu kemudian segera membalikkan tubuhnya menghadap ke Naresh sambil berkacak pinggang.
"Kasih tau gue coba kenapa gue harus ikut ke Surabaya juga sedangkan tujuan lo ke sana aja itu untuk kerja, bukan jalan-jalan." balas Winna datar.
"Ya kan malemnya kita bisa jalan-jalan."
"Terus gue harus nungguin lo kelar kerja dulu gitu baru kita bisa jalan-jalan? Nggak usah macem-macem deh!" Winna meraih tas ransel Naresh dan meletakkannya di meja. "Lagian gue juga kerja. Nggak mungkin bolos cuma untuk nemenin lo dinas."
Bibir Naresh langsung mengerucut sedih. Padahal dia ingin sekali Winna ikut menemaninya dinas ke Surabaya besok agar dia tidak tidur sendirian di hotel karena Hazmi dan beberapa rekan kerjanya yang lain memutuskan untuk pulang di hari yang sama. Tadinya Naresh juga sempat bingung kenapa hanya dirinya yang menginap sementara rekan-rekannya yang lain bisa pulang lebih dulu, dan Meisya bilang bahwa itu adalah permintaan dari pak Andre langsung. Naresh pun tak punya pilihan lain selain terpaksa menurut.
"Emang kenapa sih kok tiba-tiba lo minta ditemenin? Karena ada Meisya juga di sana?" tanya Winna heran sembari berdiri di depan Naresh yang masih duduk di sofa kamar mereka.
Naresh melingkarkan satu lengan kekarnya ke pinggang mungil Winna masih dengan raut cemberut yang sama. Pria itu menggelengkan kepalanya seraya menyembunyikan wajahnya ke perut sang istri. Winna menghela nafas lalu kemudian dia mengusap-usap rambut Naresh sambil tersenyum penuh arti. Sejak kedatangan Meisya yang secara tiba-tiba ke apartemen mereka kemarin, sepertinya Naresh jadi semakin protektif padanya. Bahkan sedari pagi pun suaminya itu terus memaksanya untuk ikut pergi bersamanya ke Surabaya karena katanya Meisya juga turut serta dalam perjalanan dinas ini.
"Ini kapan sih dedek bayinya ada di sini?" Naresh mengusap-usapkan hidungnya ke perut rata Winna. "Kan kalau ada dedek bayi, mamanya jadi ada temennya kalau papanya lagi dinas."
Winna tertawa. "Iya nih, kalau ada dedek bayi mah mamanya santai aja mau ditinggal-tinggal berapa lama sama papanya."
"Dih kok gitu?!" kedua alis Naresh beradu tidak terima begitu matanya bertemu dengan mata Winna yang masih tertawa geli.
"Bercanda ih, papanya sensian banget kayak cewek lagi PMS!"
Naresh berdecak sambil memutar bola matanya tapi tak lama kemudian senyumnya kembali merekah. Kalau sudah berbicara soal bayi, mata Winna pasti akan selalu bersinar cerah. Dalam hati, Naresh pun turut berdoa kepada Tuhan yang maha kuasa agar dia dan Winna bisa segera dikaruniai seorang bayi yang bisa melengkapi kebahagiaan di dalam keluarga kecil mereka itu.
"Kita makan diluar yuk?" ajak Naresh tiba-tiba.
"Eh? Nggak apa-apa emang? Besok flight lo pagi banget kan?" Winna menatap ke arah jam dinding. Masih pukul 8. Memang belum terlalu malam sih, tapi menurutnya Naresh harus tidur lebih awal agar besok tidak berangkat buru-buru.
"Nggak apa-apa. Nanti gue pasang alarm setengah jam sebelum berangkat," Naresh melepaskan pelukannya lalu kemudian beranjak dari sofa untuk mengganti celana pendeknya dengan celana panjang lalu meraih hoodie berwarna mint yang tergantung di lemari paling kiri. "Kemarin Harya ngerekomendasiin tempat jualan pecel ayam yang enak banget. Gue penasaran pengen nyoba. Yuk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PREVENTION ( ✔ )
RomanceWinnaura Malya, seorang gadis cantik yang keras kepala dan pemberontak berniat untuk kawin lari dengan pacarnya yang berbeda keyakinan. Sebagai bentuk upaya pencegahan, kedua orang tuanya pun menikahkan Winna dengan Naresthra Jibran, seorang pemuda...