"Airnya udah siap nih. Mau mandi bareng nggak?"
Naresh berdiri di dekat pintu kamar mandi dengan hanya mengenakan boxer saja, membiarkan dada bidang serta perut kotak-kotaknya terekpos dengan begitu bebas dan nyata di depan Winna yang justru malah menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Kedua pipinya masih merona merah dan dia terus menundukkan kepalanya berusaha untuk menghindari tatapan jahil Naresh.
"Gue serius nih, mau mandi bareng apa nggak? Sekalian gibah juga. kan seru tuh gibah sambil berendem." sambung Naresh lagi.
"Kalau gue mau mandi bareng sama lo, lo bakal ceritain semuanya tentang Meisya?" tanya Winna yang mana langsung membuat cengiran nakal Naresh perlahan menghilang dan digantikan dengan senyum penuh arti.
"Iya. Gue bakal ceritain semuanya."
Senyum Winna mengembang lebar. "Ya udah sana lo masuk duluan, nanti gue nyusul."
"Bareng aja ayo."
Winna melotot galak. "Gue butuh waktu buat ngumpulin tenaga tau! Udah sana masuk duluan aja! Atau nggak jadi aja deh kalau gitu!"
"Iya, iya, gue masuk duluan nih. Pundung mulu nih si cantik."
Sepeninggal Naresh yang mungkin sudah berendam di dalam bathub kamar mandi mereka, Winna pun harus bersusah payah mengumpulkan tenaganya untuk menyusul pria itu. Dia melilitkan selimut tipis ke sekeliling tubuhnya yang sudah dipenuhi oleh bercak merah hasil karya dari Naresh lalu kemudian duduk sebentar di pinggir tempat tidur. Rasa perih yang menyengat terasa begitu nyata di area kewanitaannya dan dia pun terpaksa harus berdiam diri dulu di kasur hingga rasa sakitnya mereda. Gadis itu melirik ke arah jam dinding, waktu telah menunjukkan pukul 11 malam rupanya.
Berarti mereka menghabiskan waktu sekitar hampir 3 jam untuk bercinta lalu kemudian dilanjutkan dengan tidur sebentar selama 1 jam. Winna memijat kepalanya yang mendadak berdenyut. Dia tidak menyangka permainan mereka bisa memakan waktu hingga selama itu.
Sambil berusaha mati-matian menahan perih di area bawahnya, Winna berjalan ke arah lemari untuk menyiapkan pakaiannya, pakaian Naresh serta mengambil 2 handuk dan bathrobe untuk mereka berdua. Winna melepaskan lilitan selimutnya dan langsung menggantinya dengan bathrobe sebelum akhirnya dia melangkah ke arah kamar mandi.
Selama beberapa menit Winna hanya bisa berdiri di depan pintu kamar mandi dengan jantung berdebar hebat. Dia benar-benar gugup setengah mati karena ini adalah pertama kalinya dia mandi dengan orang lain, dan orang itu adalah suaminya sendiri. Seumur-umur Winna belum pernah mandi bersama orang lain bahkan dengan yang sesama perempuan sekalipun. Dan sekarang dia harus berbagi bathub dengan seseorang yang bahkan berlawanan jenis dengannya.
Yah, tapi mereka sudah halal. Sudah sah juga di mata hukum. Dan mereka juga sudah saling melihat tubuh masing-masing pada saat sesi bercinta mereka tadi. Lalu apa lagi yang harus ia khawatirkan?
"Ya kali deh lo masih malu-malu najis begini Win, Win! Padahal 3 jam yang lalu lo masih sibuk desahin namanya!" ujar Winna pada dirinya sendiri.
Dan pada akhirnya, bermodalkan tekad yang kuat untuk tidak malu-malu kucing lagi Winna masuk ke dalam kamar mandi sambil membawa handuk serta bathrobe untuk Naresh. Gadis itu berjalan mendekati sang suami yang kini sedang berendam sambil menutup matanya rapat-rapat. Rambutnya sudah basah dan tubuh kekarnya mengkilap karena olesan sabun. Matanya perlahan terbuka begitu dia mendengar suara pintu yang dibuka oleh Winna serta langkah kakinya yang bergerak pelan menuju ke arahnya.
Naresh tersenyum manis begitu dia mendapati Winna yang sudah berdiri dengan canggung di dekat bathub.
"Sini masuk." ajak Naresh sambil mengulurkan tangannya pada Winna.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREVENTION ( ✔ )
RomanceWinnaura Malya, seorang gadis cantik yang keras kepala dan pemberontak berniat untuk kawin lari dengan pacarnya yang berbeda keyakinan. Sebagai bentuk upaya pencegahan, kedua orang tuanya pun menikahkan Winna dengan Naresthra Jibran, seorang pemuda...