***Semakin hari, tubuhnya memang semakin aneh. jika bergerak sedikit saja, tubuhnya mudah lelah. Lucas juga lebih sering mimisan dan juga pusing. Tak jarang pula, Lucas mual.
Lucas memang belum tahu, apa penyakit yang bersarang di tubuhnya, tapi ia tahu, penyakit itu semakin hari semakin membuatnya lemah.Hari ini jadwalnya pengobatan, di temani sang papa. Lucas menatap papa yang sedang mengancingkan bajunya dengan telaten.
"Apa menyakitkan, pa?" Tanyanya. Papa menatapnya sebentar sebelum akhirnya duduk di sampingnya.
"Semoga saja tidak, Lu."
Lucas mengangguk mengerti.
"Sebenarnya, apa sakit Lucas pa?"Taehyung menghela nafas pelan. Pada akhirnya Lucas harus tahu. Karena serapat apapun ia menyembunyikannya, jika yang mempunyai tubuh itu merasa, maka ia tidak bisa terus menyembunyikannya, kan? .
"Leukimia."
Luca mematung. Ia memang tidak tahu detail tentang penyakit itu. Tapi ia tahu, bahwa, penyakit itu adalah penyakit yang mematikan.
Lucas menatap papanya dengan senyum manisnya."Lucas terlalu nakal ya, pa? Makannya tuhan hukum Lucas dengan sakit kanker?" Tanya Lucas dengan polos. Karena sejatinya, Lucas masih bocah, bukan?
Taehyung mengelus kepala belakang Lucas."Lucas tidak nakal! Lucas itu anak baik, makannya tuhan kasih penyakit, karena Tuhan percaya, bahwa Lucas bisa melawan penyakit ini."
"Makannya Lucas harus semangat buat lawan monster yang ada pada tubuh Lucas."
Lucas mengangguk mendengar perkataan papa.
"Anak pintar. Yasudah, sekarang berangkat yuk."
**Taehyung bersama kedua orang tuanya yang jauh-jauh datang dari Daegu, sedang menunggu Lucas yang sedang kemo. Teriakan kesakitan Lucas bagai jarum yang menusuk hatinya.
Ia sakit, mendengar rintihan Lucas. kenapa harus anak sekecil Lucas? Kenapa harus anaknya?
Terkadang Taehyung bertanya seperti itu entak kepada siapa.
Ingin menangis tetapi ia tak boleh lemah. Anaknya butuh dirinya. Jika ia lemah, siapa yang bakal menguatkan anaknya."Ma," ucapnya lirih sembari menatap nenek Kim yang duduk di sampingnya. Nenek Kim memeluknya.
"Kau tidak boleh seperti ini, Tae. Lucas membutuhkan dukungan mu bukan tangisanmu." Nenek Kim memeluk putranya. Mencoba menguatkan walaupun ia juga terlampau khawatir. Dirinya yang membesarkan Lucas, tapi.. kenapa semua menjadi seperti ini.
"Lucas cucuku, pasti bisa melawan penyakitnya," ucapnya.
Taehyung beranjak, melihat Lucas dari celah-celah pintu. Dilihatnya Lucas yang sedang menahan sakit.
"Maafkan aku sayang, tidak bisa menjaga putra kita dengan baik," batinnya sembari memejamkan mata sejenak. Ia sangat merasa bersalah dengan mendiang sang istri.
Kini, Lucas telah di pindahkan ke ruang rawat. Diruangan VVIP ini telah ramai dengan kedatangan Jimin, Jungkook, dan juga Seokjin.
Nenek dan kakek Kim keluar sebentar. Taehyung tetap setia menjaga sang anak yang belum membuka matanya pasca kemo tadi. Taehyung menatap Lucas sembari menggenggam tangan Lucas. Di belainya surai lebat Lucas."Kapan dia akan bangun kak?" Tanya Jungkook yang duduk di sofa bersama yang lainnya. Ia sangat khawatir mendengar kabar bahwa keponakannya sakit parah. Walaupun ia baru beberapa kali bertemu dengan Lucas, tapi ia merasa tidak ingin kehilangan Lucas. Tidak ingin kehilangan tawa menggemaskan Lucas.
"Kemungkinan beberapa jam lagi kata dokter," balas Taehyung.
Seokjin beranjak. Ia mendekati Taehyung yang duduk di samping ranjang Lucas.
"Makan dulu, Tae! Aku akan menggantikanmu sebentar."
"Tidak, kak. Aku tidak lapar. Terimakasih."
Seokjin menghela nafas sebentar.
Menghadapi adiknya yang keras kepala ini, memang butuh kesabaran yang ekstra. Seokjin sudah menjalaninya lebih dari dua puluh tahun."Aku tau kau belum makan. Kau jangan seperti ini, Tae. Kasihan Lucas, pasti akan sedih jika papanya saja tidak mau makan karena terlalu mengkhawatirkannya."
"Baiklah, aku akan makan. Tolong jaga Lucas sebentar."
Dengan malas, Taehyung berjalan menuju sofa. Sedangkan Seokjin tersenyum tipis karena berhasil membuat adiknya itu makan.Seokjin menatap Lucas yang tertidur.
"Hey, jagoan, kau harus sembuh. Lawan monster itu ya! Jangan menyerah," ucapnya sembari memegang tangan kecil itu."Tae, bagaimana hasil kemo hari ini?" Tanya Jimin yang duduk di samping Taehyung bersama dengan Jungkook tentunya.
"Kata dokter, kondisi Lucas mendukung. Jadi, doakan saja, ya! Semoga efeknya tidak terlalu berat buat Lucas."
"Semoga saja kak. Aku akan selalu mendoakan keponakan ku itu," ucap Jungkook yang sendari tadi diam.
"Terimakasih Jungkookie."
Setelah beberapa saat, Lucas sadar dengan kedua tangannya yang menutupi mulutnya rapat-rapat. Dengan cepat Taehyung memberikannya wadah. Lucas memuntahkan isi perutnya. Ia mual luar biasa. Padahal, hanya cairan bening yang dikeluarkannya.
Taehyung memijit tengkuknya."Jangan dipaksain muntah sayang," ucapnya.
"Sakit pa." Lucas menatap papanya dengan mata berkaca. Ini terlalu amat sakit baginya. Sesuatu di dalam perutnya bergejolak ingin keluar, pun dengan kepalanya yang pening.
"Lucas ingin pulang pa, hiks." Anak itu menangis. Taehyung kelabakan sendiri. Karena sejatinya, Taehyung tidak pernah menenangkan Lucas saat ia menangis.
"Jangan menangis Lu, papa akan membawamu pulang setelah kondisimu baik."
Taehyung menyelimuti Lucas, kemudian memijit kepala Lucas yang katanya pusing.
Bibir tipis itu melengkung, menandakan bahwa sang empunya tengah bersedih hati."Nenek sama kakek disini loh, untuk mensupport Lucas." Ucapan Taehyung membuat Lucas berhenti menangis.
"Benarkah, pa? Dimana nenek dan kakek?" Tanya ya antusias.
"Sedang keluar sebentar mencari makan. Mereka akan menginap disini. Jadi, Lucas harus berhenti menangis."
Lucas mengangguk.
"Baik, pa," balasnya."Anak pintar," ucap Taehyung sembari mengusak surai Lucas.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCAS
FanfictionSeiring berjalannya waktu, Lucas mengerti. Bahwa, hadirnya adalah bencana bagi kehidupan papa. Hadirnya adalah penghancur masa depan papa. Lucas terima hukuman dari Tuhan untuknya. Segala rasa sakit itu, akan Lucas terima. Tetapi, kenapa disaat ia...