**
Pria tampan dengan rahang tegas dan mata tajam itu duduk sembari membaca koran di temani dengan secangkir kopi.
Pria itu, Taehyung, yang saat ini berada di halaman rumahnya yang luas dan sejuk.
Pikirannya tak menentu. Setelah menginjakkan kaki di bandara Incheon jam dua pagi tadi, Yoongi, kakak serta sahabatnya itu memberi kabar yang membuatnya ingin segera sampai ke rumah, dan menemui lelaki kecilnya.Sampai saat ini, Taehyung masih menunggu anaknya membuka mata setelah semalam demam tinggi.
Lucas saat di antar Yoongi pulang, memang suhu badannya naik. Dan dengan sukarela Yoongi menemaninya. Taehyung sangat bersyukur, mempunyai teman yang sangat baik.Kaki panjangnya membawanya memasuki rumah mewahnya. Ia ingin melihat keadaan Lucas lagi.
Sebenarnya, Taehyung tidak buta akan ulang tahun Lucas. Tapi, rasa bencinya yang sudang tertanam sejak sang anak lahir tak bisa hilang begitu saja. Bahkan sampai saat ini, Taehyung tidak berani menatap Lucas. Karena mata itu, sama seperti mata istrinya.Taehyung duduk di sisi ranjang Lucas. Ia menatap anaknya lama. Jika tertidur seperti ini, wajah Lucas seperti fotokopiannya.
Bentuk wajahnya, alisnya, bulu matanya, hidungnya, bibirnya, Semua sama sepertinya.
Tetapi, jika Lucas membuka mata, akan ada tambahan mata yang bulat dengan bola mata hitam legam. Yang akan menambah ketampanannya."Bangun, Lu." Taehyung menepuk pelan pipi Lucas. Membangunkan sang anak agar ikut sarapan. Tak lama kemudian, Lucas terbangun.
"Papa," ucapnya, reflek ia terbangun dan itu berhasil menciptakan denyut sakit di kepalanya.
"Jangan terbangun seperti itu! Akan membuatmu pusing!"
Lucas mengangguk. Ia menundukkan kepalanya takut. Tak berani menatap papa yang selalu menatapnya tajam.
"Tidak sopan menunduk saat berbicara dengan seseorang!"
Dengan pelan, wajah mungil itu mendongak. Mata bulat besarnya mengerjap lucu.
"Papa kapan pulang?""Tadi malam. Sekarang turunlah, sarapan!" Perintah papa. Mau tak mau, Lucas menurut. Ia mengekori papa ke ruang makan.
"Hari ini aku mau pergi bersama kak Namjoon. Kau ikutlah!"
"Baik papa."
"Harus memakai pakaian yang bagus. Jangan membuatku malu!" Pinta papa dengan tegas.
"Baik, papa."
Kemudian, terjadi keheningan di meja makan. Hanya ada dentingan chopstick dan piring yang saling bersahutan. Baik Taehyung maupun Lucas, semuanya merasa canggung, untuk membuka pembicaraan.
"Pa."
"Lu."
Mereka berbicara serentak. Kompak sekali.
"Kau dulu," ucap Taehyung."Kemaren Lucas ulang tahun, pa."
"Kemaren hari kematian istriku," balas papa yang membuat Lucas menunduk takut.
Setelah beberapa saat, papa beranjak. Lucas menatap kepergian papa dengan sendu."Lucas mengerti, pa. Bahkan, Lucas tidak pernah sekalipun meniup lilin di hari ulang tahun Lucas. Karena Lucas juga merasakan duka yang teramat dalam karena tepat pada tanggal bulan dan tahun itu, mama pergi," batin Lucas.
**
Saat ini, Lucas tengah berada di dalam mobil milik Paman Namjoon.
Ia duduk di kursi belakang sendiri. Sementara papa duduk di samping kemudi menemani paman Namjoon yang sedang mengemudi.
Lucas tidak tahu tujuan mereka saat ini. Ia hanya menurut saja sembari menikmati perjalanan yang kata paman Namjoon bisa sekitar tiga sampai empat jam."Lucas, paman sudah membelikan camilan untukmu. Ambilah di kursi belakang mu," ucap Paman Namjoon yang menatap Lucas dari spions.
"Iya Paman. Terima kasih," balas Lucas.
Sementara papa tengah sibuk dengan ponselnya. Sesekali mengamati sang putra yang setengah tertidur itu. Papa menghela nafas sesaat setelah rasa peduli hadir untuk sang putra.
"Kak, berhenti sebentar! Aku akan memasangkan bantal dulu agar dia nyaman tidurnya!" Pintanya. Namjoon menurut saja. Ia menepikan mobilnya.
Papa turun dari mobil. Mengambil bantal serta selimut di bagasi mobil dan memakaikannya untuk Lucas.
Setelahnya ia kembali duduk di kursinya semula."Thanks kak."
"Kayak sama siapa saja," balas paman Namjoon.
Setelah menempuh kurang kebih 4 sampai 5 jam an. Mereka telah sampai di Busan. Mereka berkunjung ke kebun jeruk milik Paman Namjoon. Rencananya papa akan menjalankan bisnis terkait buah jeruk.
Mereka bertiga kini tengah berjalan memasuki area kebun jeruk yang luas ini. Lucas saja, sampai berdecak kagum.
"Wah... Luas sekali, jeruknya banyak sekali," gumam Lucas dengan mata bulatnya yang berbinar.
"Lucas, kamu bisa langsung memakan buah yang matang. Paman menggunakan pupuk organik untuk merawatnya. Jadi aman."
Lucas menatap papa yang menatapnya.
"Lakukan semaumu," ucap papa pelan. Lucas mengangguk.
"Eum, terimakasih, paman." Lucas berlari kecil dengan keranjang buah di tangannya. Ia memetik buah jeruk yang matang lalu di letakkanya di keranjang.
Setelah beberapa biji, ia berteduh di bawah pohon jeruk lalu memakan jeruk yang di petiknya.
Terkadang ia memejamkan matanya jikalau jeruknya masam.
Tak jarang pula matanya berbinar karena jeruknya manis.Lucas bahagia hari ini. Lucas menatap papa yang tengah berbicara serius dengan paman Namjoon.
Lucas tidak ingin mengganggunya. Maka dari itu, ia menyibukkan diri sendiri agar tidak bosan.
Tetapi rasa asyiknya terusik tatkala cairan anyir keluar dari hidungnya. Lucas, lagi-lagi, mimisan.Lucas panik. Ia tak membawa tissue untuk menyeka darahnya. Lucas menunduk saja, membiarkan darah itu terjatuh di tanah. Walaupun malah mengotori bajunya yang berwarna abu. Yang terpenting, papa tidak tahu jika Sekarang ia kesakitan. Lucas tidak ingin merepotkan papa. Terlebih lagi, mengganggu pekerjaaan papa.
Lucas tidak mau itu terjadi, tapi tak lama kemudian papa menghampirinya dengan berlari.Lucas menatap papa dengan tatapan polos. Ia mendongak guna melihat wajah papa. Tapi papa malah menahannya.
"Jangan mendongak!" Pinta papa. Papa berjongkok. Melihat wajah pucat Lucas."Kenapa bisa begini?" Tanya papa panik.
"Lucas baik-baik saja, papa," balas Lucas tapi tak di gubris oleh papa.
"Ada apa Taehyung?" Paman Namjoon datang dengan raut bingung.
"Lucas mimisan kak. Kau bawa tissue tidak?"
"Aku tidak membawanya."
Taehyung menghela nafas guna mengurangi rasa paniknya. Untuk saat ini, ia harus berfikir logis. Tidak boleh panik karena akan menambah masalah.
"Lucas, kau dengar papa? Kau tidak boleh tidur dulu, oke! Tetap melek dan mengobrol dengan papa. Astaga, darahnya kenapa tidak mau berhenti."
"Kita bawa kerumah sakit sekarang!" Paman Namjoon berucap dan di angguki oleh papa.
Papa menggendong Lucas mengekori paman Namjoon.
Sekarang yang Lucas rasakan adalah pusing. Mimisannya pun seakan tidak mau berhenti. Lucas ingin tertidur tetapi papa sedang mengajaknya berbicara.
"Jangan tidur dulu, oke! Belum waktunya kamu tidur."
"Lucas mengantuk, pa." Karena tidak bisa menahannya, akhirnya Lucas kehilangan kesadaran. Papa memekik. Ia panik bukan kepalang. Menyuruh paman Namjoon untuk mempercepat lagi kemudinya.
Walaupun papa terlihat membenci Lucas, tetapi, papa mana yang tidak takut kala melihat sang buah hati kesakitan seperti ini?
Papa Taehyung mungkin sudah sadar akan kesalahannya selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCAS
FanficSeiring berjalannya waktu, Lucas mengerti. Bahwa, hadirnya adalah bencana bagi kehidupan papa. Hadirnya adalah penghancur masa depan papa. Lucas terima hukuman dari Tuhan untuknya. Segala rasa sakit itu, akan Lucas terima. Tetapi, kenapa disaat ia...