"Kenapa bisa seperti ini? Kau kan bukan anak kecil lagi. Kau sudah punya buntut yang kemanapun harus kau lindungi. Bersikaplah dewasa, dasar ceroboh." Hoseok ini sudah seperti mamanya yang mengomelinya ketika sakit. Taehyung diam saja, membiarkan kakaknya ini mengompres dahinya. Ia demam setelah tadi sore keasyikan berenang di kolam renangnya. Padahal ini masih awal musim semi yang dingin.
"Ya... Aku kan rindu berenang."
"Sebelum memulai sesuatu itu kau harus memikirkan konsekuensinya Taehyung. Anakmu juga batuk parah, badannya juga agak panas. Apa kau juga mengajaknya berenang?"
Taehyung membelalakan matanya. Menatap Hoseok dengan tatapan khawatirnya.
"Tidak. Aku berenang setelah menidurkannya. Bagaimana keadaannya sekarang kak? Kau kesana saja, temani Lucas. Aku bisa sendiri. Aku ingin bersamanya tapi takut menularkan demamku.""Dia sudah tidur. Kau tenang saja."
"Aish, pasti karena makan es krim lagi." Taehyung menunduk. Ia terlihat seperti anak kecil jika berhadapan dengan Hoseok.
Hoseok menggeplak kepala Taehyung pelan.
"Kenapa malah di kasih es krim?""Ya aku tidak tega melihat wajah memelasnya yang menggemaskan."
"Lain kali, kau harus lebih tegas Tae. Anakmu itu, menggemaskan dalam keadaan apapun."
"Kau benar kak."
"Kau sudah makan?"
"Sudah. Kak Hoseok ada urusan apa tadi telepon?'
"Mau ku ajak cerita sambil minum," jawab Hoseok.
Taehyung mengerti. Jika salah satu kakaknya itu mengajaknya minum, pasti ada suatu masalah yang ingin di ceritakan. Taehyung jadi merasa bersalah karena dia saat ini ia dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk minum.
"Maafkan aku ya kak."
"Kenapa minta maaf? Tidak apa-apa Taehyung. Kau tidurlah! Aku akan kembali ke kamar Lucas dan tidur disana. Besok kau harus sembuh karena besok aku ada schedule. tidak bisa membantu mu lagi."
"Ya ya.. baiklah. Terimakasih sudah membantuku kak."
"Tidak ada kata terimakasih dalam persahabatan kita Tae."
"Kak."
"Apa?"
Taehyung bimbang. Ingin menceritakan mimpi yang indah sekaligus mengerikan, dan terlihat sangat nyata.
Hoseok mengernyitkan dahinya. Melihat Taehyung yang malah melamun."Kenapa kau melamun? Ada masalah apa."
"Tadi aku mimpi Lalice kak dan... Lucas kecil. Lucas sangat ingin bersama Lalice. Pada awalnya Lisa memang menolak tapi.. pada akhirnya Lisa malah mengulurkan tangannya sambil tersenyum menakutkan."
Hoseok terdiam. Mencoba meresapi mimpi Taehyung yang indah tapi lebih mengarah ke mimpi buruk itu.
"Itu hanya mimpi Taehyung. Jangan terlalu di fikirkan," ucapnya menenangkan."Tapi terlihat sangat nyata kak. Sungguh."
"Mungkin itu pertanda bahwa kau harus lebih menjaga Lucas dengan baik. Sudah, kau jika sakit memang banyak berkhayal. Tidurlah! Aku akan kembali ke kamar Lucas."
"Baiklah. Selamat malam kak."
"Heum."
**
Lucas menatap langit-langit kamarnya. Ia terbangun setelah beberapa menit tertidur. Sungguh, tidurnya tidak nyaman. Tenggorokan seakan ingin sekali di garuk. Ia lelah batuk terus.
Cklek.. netranya menangkap paman Hoseok yang sudah ganti baju dengan baju rumahan. Mungkin, itu baju papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCAS
FanfictionSeiring berjalannya waktu, Lucas mengerti. Bahwa, hadirnya adalah bencana bagi kehidupan papa. Hadirnya adalah penghancur masa depan papa. Lucas terima hukuman dari Tuhan untuknya. Segala rasa sakit itu, akan Lucas terima. Tetapi, kenapa disaat ia...