**Taehyung menjatuhkan kue yang dibawanya tatkala netranya melihat kerumunan orang di tengah jalan, tepat di dekat mobilnya. Dengan langkah lebar diiringi perasaan yang berkecamuk ia mendekati kerumunan itu.
Kakinya meluruh, menatap orang terkasihnya tergeletak tak sadarkan diri dengan darah yang menetes.
Ia menyikirkan seorang pemuda yang memangku orang terkasihnya."Kau apakan mamaku?" Teriaknya.
Yah... Seseorang yang menjadi korban tabrak lari itu adalah nenek Kim. Ia berlari sekuat tenaga untuk menyelamatkan Lucas. Sementara Lucas, menunduk. Tidak berani menatap papanya yang tengah emosi itu. Tangannya gemetar. Masih shock dengan kejadian yang menimpanya beberapa menit yang lalu. Seketika sekelebat ingatan masa kecilnya berlarian di kepala kecilnya.
Ambulan datang tepat waktu. Tim medis segera membawa nenek Kim dan Taehyung mengekor.
"Jangan mengikutiku. Kau telah mencelakai mamaku. Jika terjadi sesuatu dengan mamaku, aku tidak akan memaafkanmu. Kau memang anak pembawa sial."
Perkataan Taehyung beberapa waktu lalu berhasil meremukkan hati remaja tanggung itu. Ini adalah ulang tahun terburuk dari yang terburuk untuk remaja tujuh belas tahun itu.
Ia terduduk di sebuah halte yang entah ada di daerah apa.
Lucas tidak tahu sekarang ia ada di mana. Tempat ini terasa asing baginya.
Hawa dingin musim salju berhasil membuat tubuhnya menggigil. Dahi kirinya sobek akibat terbentur trotoar jalan. Serta, lecet kecil di tangannya yang masih saja Tremor.
Lucas bersandar sepenuhnya pada tiang halte tepat di sampingnya."Papa," ucapnya lirih. Ia merasakan pusing luar biasa. Hingga kesadaran terenggut paksa setelah sebelumnya melihat sorot wajah seseorang yang dirindukannya berlari ke arahnya.
"Ayah."
**
"Kim Ha Neul, waktu kematian 20.00." Taehyung menangis meraung sembari memeluk erat tubuh kaku mamanya. Ia tidak pernah membayangkan akan seperti ini. Mamanya telah pergi menyusul istrinya tepat di hari kematian istrinya.
Andai saja Taehyung melakukan apa yang biasa ia lakukan pada hari kematian istrinya. Mengunjungi istrinya di tempat peristirahatan terakhir, mungkin mama tidak akan pergi.
Andai saja Taehyung tidak memaafkan dan tidak memberi kasih sayang kepada Lucas, mungkin semuanya tidak akan terjadi.
Mama akan berada di sampingnya. Memberinya support jika ia jatuh, memberikan Omelan jika ia melakukan kesalahan.Tapi, semua itu hanya andai. Taehyung menyesali mempunyai Lucas dalam hidupnya.
"Ma, Taehyung ikhlas. Mama yang tenang disana. Mama sudah bersama Lisa, kan? Pasti, Lisa akan menjaga dan menemani mama." Ucapnya dengan lirih.Taehyung bersimpuh di depan foto mamanya. Matanya bengkak luar biasa. Di sampingnya ada papanya yang berpenampilan sama kacaunya dengannya. Setelah penerbangan yang amat panjang serta serangkaian acara, Taehyung tidak merasa lelah sama sekali.
Hatinya hancur, ia merasa kehilangan sosok pahlawannya."Taehyung, kau istirahatlah! Ikhlaskan mamamu." Kim Jae, papa Taehyung menepuk pelan pundak anak semata wayangnya. Mencoba menguatkan yang lebih muda walaupun hatinya sama hancurnya. Kehilangan belahan jiwa adalah mimpi buruknya.
"Kenapa mama begitu cepat meninggalkan kita pa." Taehyung berucap lirih. Ia menatap papa dengan sayu.
"Ini sudah takdir nak. Mau tidak mau, kita harus menerima dan berlapang dada. Jangan larut dengan kesedihan karena kehidupan terus berjalan. Ayo, bangkit nak! Papa tidak bisa melihatmu terus terpuruk. Kau masih punya anak, yang saat ini sedang berjuang sendirian di sana."
Tangan Taehyung mengepal saat mendengar kalimat terakhir papa. Baginya, Lucas telah mati bersama mama malam itu. Lucas yang telah menyebabkan mamanya mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCAS
FanfictionSeiring berjalannya waktu, Lucas mengerti. Bahwa, hadirnya adalah bencana bagi kehidupan papa. Hadirnya adalah penghancur masa depan papa. Lucas terima hukuman dari Tuhan untuknya. Segala rasa sakit itu, akan Lucas terima. Tetapi, kenapa disaat ia...