**
Lelaki berusia dua puluh delapan tahun itu menatap cemas ke arah ruang operasi. Tangan yang penuh darah itu bergetar hebat, diiringi dengan tangisan yang tidak mau berhenti. Ingatan tentang tubuh Lucas yang penuh darah itu semakin membuatnya takut. Ia takut di tinggalkan, karena Lucas, memiliki afeksi besar dalam hidupnya.
Sudah dua jam dan dokter belum keluar dari ruang operasi. Tempat dimana, satu nyawa di perjuangkan agar terus hidup.
Hingga suara deringan ponsel menyadarkan dari tangisan yang tak berujung.
"Johnny, Lucas sudah sampai?"
Itu suara kakak iparnya. Sebelum Johnny menjawab, ia menarik nafas panjang.
"Lu... Lucas kecelakaan kak, hiks... Darahnya banyak hiks... Ma...maaf." sudah, Johnny tidak bisa mengontrol tangisnya. Hingga beberapa saat mereka sama-sama terdiam.
"Dirumah sakit mana?"
"Seoul hospital."
"Oke, kau tenangkan dirimu! Kakak akan terbang kesana bersama Kannika. Tolong jaga Lucas ya John!"
"Cepat kak."
"Baiklah, akan kakak usahakan."
Setelahnya sambungan terputus. Johnny kembali terisak. Kenapa dokter-dokter itu lama sekali. Lucas hanya kecelakaan kecil,kan? Ya... Ia harap begitu.
**
"Semua saya serahkan kepada keluarga pasien. Pasien tidak akan hidup tanpa alat-alat itu. Istilah lainnya, mati otak."
Johnny tau, apa itu mati otak. Orang yang mengalaminya 99% mati dan 1% nya, akan hidup dengan alat-alat itu. Tidak akan sadar sama sekali jika tuhan tidak berbaik hati terhadapnya. Johnny kembali meluruhkan tangisnya di depan pintu ICU. Ia tidak punya keberanian untuk melihat sang keponakan. Hingga suara langkah kaki yang mendekat, berhasil membuatnya mengalihkan perhatiannya.
"Dokter Johnny?" Johnny melihat Kim Taehyung, ayah biologis dari keponakannya. Johnny bangkit, menatap Taehyung dengan nyalang walaupun ada sisa-sisa air matanya.
"Untuk apa kau kemari? Mau melihat kematian anakmu."
"Tolong jaga bicara anda." Jimin menyahut. Tidak menyukai atensi pemuda di depannya. Dan ucapan Jimin berhasil membuat Johnny menyeringai.
"Lucas mati otak," ucapnya. Dan itu, berhasil membuat ketiga pria dewasa lainnya tertegun. Taehyung menggeleng. ia menatap sosok kecil dari pintu yang tembus pandang. Liukan sungai di pipinya tidak mau berhenti dan bertambah deras. Tidak mungkin itu Lucas anaknya kan? Taehyung hampir tidak mengenali sosok yang tubuhnya terpasang berbagai alat penunjang hidup itu.
"Ti...tidak, kau bercanda?"
"Aku harap itu hanya lelucon," balas Johnny dan Taehyung tidak menyahut lagi.
Taehyung berjalan pelan memasuki ruangan berbau obat itu. Tak lupa ia mengenakan pakaian setril juga masker. Air matanya kembali meluruh saat melihat tubuh Lucas secara dekat. Berbagai selang yang awam untuknya telah terpasang apik di tubuh Lucas. Ia ingin menggenggam tangan mungil itu. Akan tetapi, ia takut tangan itu juga akan hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCAS
FanfictionSeiring berjalannya waktu, Lucas mengerti. Bahwa, hadirnya adalah bencana bagi kehidupan papa. Hadirnya adalah penghancur masa depan papa. Lucas terima hukuman dari Tuhan untuknya. Segala rasa sakit itu, akan Lucas terima. Tetapi, kenapa disaat ia...