10. teman pertama Lucas

1.2K 129 4
                                    

.
.

Lucas berjalan riang dengan Taehyung di pinggir sungai Han. Ya... Mereka tengah menikmati sore di penghujung musim dingin ini.
Taehyung beserta Lucas, menggunakan masker. Guna berjaga-jaga jika ada seseorang yang mengenali mereka.
Lucas tersenyum di sepanjang perjalanan. Matanya tampak membentuk sabit lucu.

"Lelah, Lu?" Tanya Taehyung. Lucas menggeleng.

"Tidak, pa."

"Naiklah ke punggung papa! Papa akan menggendongmu."

"Tapi nanti papa lelah."

"Tidak sayang. Lagi pula tubuhmu enteng. Kau harus banyak makan." Lucas mengerucutkan bibirnya mendengar perkataan papa.
Kemudian, Lucas menaiki punggung tegap papa. Bersandar pada punggung tegap papa. Nyaman, itu yang Lucas rasakan.

"Lu sayang papa," batinnya dengan senyum tipisnya.

.
.

"Lucas ingin es krim, pa," ucap Lucas. Ia bersandar pada ceruk leher papa. Dan itu nyaman.

"Baiklah. Kau duduk dulu disini! Jangan kemana-mana, mengerti?"
Lucas mengangguk. Ia duduk di salah satu bangku dibawah pohon sakura besar di pinggir sungai Han.
Ia menikmati penghujung musim dingin yang sejuk ini.

"Hai." Suara itu berhasil mengagetkan Lucas yang tengah termenung. Lucas menatap seseorang disamping.

"Siapa?" Tanyanya. Orang asing itu tersenyum ramah sembari mengulurkan tangannya.

"Mark," jawabnya. Lucas membalas uluran tangan itu.

"Lucas."

"Kim Taehyung itu papamu kan?"

Lucas menatap Mark kaget.
"Bagaimana kau tahu?"

"Ayahku Lee Minho, guru privat mu." Mark tersenyum manis.

Lucas tercengang. Ternyata, guru Lee punya anak seumuran dengan dirinya.

"Guru Lee tidak pernah menceritakan mu. Jadi, aku tidak tahu tentangmu. Maaf."

"Tidak apa-apa. Tapi, kau mau berteman dengan ku?"

"Hah, kau menawarkan aku untuk berteman denganmu?"

"Kau tidak mau ya?"

Lucas menggelang ribut.
"Aku tidak pernah punya teman. Jadi, mari kita berteman." Lucas tersenyum sembari menjulurkan tangannya. Dan Mark meraihnya dnegan senang hati.

"Kau bersama siapa disini?" Tanya Lucas.

"Aku sendirian," jawab Mark masih dengan senyum ramahnya. Lucas mengernyit bingung.

"Kau boleh keluar sendiri?"

Mark mengangguk. Lucas terkagum menatap sosok Mark yang dengan berani keluar rumah sendiri. Makhlum saja, Lucas seumur hidup tidak pernah keluar tanpa pengawasan.

"Wah, kau hebat."

"Biasa saja Lucas. Orang biasa seperti ku memang sering pergi sendiri. Kau kan anaknya artis, jadi, dimana pun selalu di sorot kan."

Mendengar perkataan Mark, membuat bibir Lucas mengerucut lucu.
"Tapi aku tidak suka. Aku harus memakai masker dan tidak boleh kuat sendiri. Aku kan juga ingin seperti kau."

"Lu, bersama siapa?" Taehyung muncul di tengah rengekan Lucas yang menggemaskan.

"Teman pa, Mark."

Mark menatap Taehyung dengan tatapan berbinar. Mihat idolanya secara langsung.
"Mark, kak."

Taehyung terkekeh.
"Panggil paman saja. Kau temannya Lucas kan."

Mark menggeleng.
"Tapi aku ingin memanggil mu kakak."
Taehyung terkekeh sembari mengusap gemas rambut Mark.

"Terserah kau saja. Ini, aku membeli dua ice cream, buat kalian."

"Papa tidak mau?" Taehyung menggeleng.

"Kau hanya papa izinkan makan setengah. Jadi, setengahnya buat papa."
Lucas menatap papa dengan cemberut.
"Papa pelit."

"Biarin, wlee.." dan malah menggoda anaknya.
Mark tertawa melihat interaksi lucu Lucas dengan papanya.

"Terimakasih es krimnya kak. Aku pamit dulu, papa menyuruhku pulang," Mark menatap Lucas dan Taehyung secara bergantian.

"Baiklah. Hati-hati, ya! Apa, mau bareng saja?"

"Tidak perlu, kak. Aku sudah memesan taksi online"

"Jika begitu, hati-hati, Mark."

"Tentu. Aku duluan ya, Lu."

Lucas mengangguk.
"Mari kita bertemu lagi," ucap Lucas dan di angguki oleh Mark. Kemudian Mark beranjak dari sana. Meninggalkan sepasang ayah dan anak yang tengah menikmati es krim.

"Setelah ini, kita pulang Lu."

"Baiklah, pa."



Sepanjang perjalanan Lucas dengan senangnya mengoceh. Menceritakan tentang Mark yang di kagumi ya.

"Mark hebat pa, di main-main sendiri tidak di antar-antar orang tuanya. Dia bisa pesen taksi online sendiri. Lucas juga ingin seperti Mark pa." Mata bulatnya menatap papa penuh harap.

"Kau tidak boleh seperti Mark. Kau itu anak papa. Papa itu publik figur. Banyak orang di luar sana yang mengenali papa dan Lucas. Tak jarang juga ada yang tidak menyukai papa. Akan sangat bahaya jika Lucas diluar sendiri dan bertemu orang seperti itu. Maka dari itu, Lucas harus dapat pengawasan yang ketat jika diluar tanpa papa ataupun nenek dan kakek." Taehyung menjelaskan dengan nada tenangnya.

"He eum. Lucas paham pa."

Taehyung tersenyum. Ia mengacak rambut Lucas gemas.
"Pintarnya anak papa," ucapnya

Potret imut dua masa depan author

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Potret imut dua masa depan author

LUCASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang