Untuk part ini, disarankan untuk membaca part 16 terlebih dahulu "sebuah clue"
**
Malam ini memang sedikit agak kelam karena tidak ada bintang yang menyinari. Gelap, langit tidak indah, hanya ada hitam disana. Tetapi, yang istimewa pada malam itu adalah turunnya salju pertama kali di tahun ini. Banyak pasangan-pasangan yang berjalan-jalan untuk menghangatkan satu sama lain.
"Wah... Salju ma," pekik bocah kecil yang tengah berada di mobil itu.
"Iya, saljunya sudah turun," sahut sang mama sembari mengelus pelan surai anaknya itu.
"Sayang ada ambulan, sedikit menepi!" Wanita dua anak itu berucap kepada suaminya yang sedang mengemudi.
"Malam seperti ini memang banyak terjadi kecelakaan," ucap pria berusia akhir tiga puluhan itu, sebut saja Min Yoongi.
"Jisung, kau sedang apa?" Wanita Min menatap anaknya yang sedang melambai keluar.
"Kakak Lucas ma. Kakak Lucas tidak kedinginan pakai baju putih begitu?" Wanita Min itu mencoba mencari yang dilihat anaknya, tetapi nihil, tidak ada siapapun.
"Lucas siapa nak?"
"Memang beneran ada sayang?" Tanya Yoongi yang di balas gelengan oleh sang istri.
"Tidak ada siapapun. Memang ada, malam dingin begini tidak menggunakan jaket?"
"Ihh... Beneran mama, kakak Lucas sedang tersenyum ke arah Jisung."
Wanita Min itu mengangguk. Kemudian memberikan susu formula kepada Sanga anak agar segera tertidur. Anak kecil memang sering berkhayal,kan?
"Yang di maksud Jisung itu Lucas anaknya Taehyung, pa?"
"Iya. Tapi Lucas sedang tidak di Korea. Jisung pernah bertemu saat liburan denganku dulu."
"Ingatan Jisung memang tidak di ragukan lagi."
"Ya... Karena aku papanya."
Setelah mengantarkan anak dan istrinya tadi, Yoongi langsung meluncur ke rumah Taehyung. Jimin memang gemar mengganggunya. Padahal, ia ingin bermesraan dengan sang istri berhubung kedua anaknya tengah tertidur.
Yoongi mengendarai mobil mewahnya dengan santai sembari menyetel radio.
"Eklusif, korban kecelakaan maut di duga anak ketua Kim entertainment."
"Anak ketua Kim entertainment tertabrak truk."
"Kim Lucas terlibat kecelakaan maut di depan bandara Incheon malam ini."
Awalnya Yoongi tidak mempercayai saluran radio yang sedang di setelnya. Maka dari itu, ia mengganti saluran lain dan isinya sama saja. Untuk memastikan kebenarannya, Yoongi mengecek di ponselnya. Dan benar saja, foto Lucas penuh darah tidak di blur sama sekali.
Dengan hati berkecamuk, Yoongi mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh ke kediaman Taehyung.
**
Sebagai ucapan terimakasih kepada para penggemar yang masih setia dengan boyband bts yang telah bersinar pada masanya dulu, bts akan membuat beberapa projects untuk aniversarry yang ke dua puluh tahun. Walaupun acaranya sekitar beberapa bulan lagi. Tapi, para member telah bersiap.
Jimin tengah berada di ruang kerja Taehyung. Sedang mencari benda kecil bernama flashdisk yang isinya tentang dokumentasi BTS bertahun-tahun silam.
Merasa tak kunjung menemukan, ia akhirnya menelepon sang empunya ruangan."Sebenarnya kau taruh mana flashdisk itu?" Jimin langsung to the point kala panggilan sudah tersambung.
"Brankas berwarna coklat Dan sandinya adalah ulang tahun ku."
"Baiklah." Secara sepihak ia memutus telepon itu, tidak memperdulikan Taehyung yang mungkin tengah misuh. Jimin kembali mencari dan setelah beberapa saat akhirnya ketemu.
Jimin menekan beberapa angka hingga brankas kecil itu terbuka. Ia menemukan beberapa foto, dokumen kontrak, flashdisk, dan telepon genggam Taehyung. Jimin mengambilnya, mengotak-atik benda pipih yang terkesan mewah pada jamannya.
"I...ini bukannya Lucas?" Jimin menemukan satu foto anak kecil yang tengah berbaring di blankar rumah sakit dengan beberapa benda penunjang hidup, juga isi chat dari mendiang bibi Kim tentang Lucas.
"Taehyung, Lucas kecelakaan. Tolong datang dan beri semangat kepada putramu."
"Tae, kenapa tidak mengangkat telepon mama?"
"Lucas tidak kunjung bangun Tae, tolong turunkan egomu dan beri semangat kepada putramu."
Totalnya, ada tiga puluh pesan yang jimjn baca. Jimin merasa kebingungan dan mencoba mengingat pada sebelas tahun silam, saat Lucas berusia enam tahun.
Tetapi, yang ia ingat hanya konser. Timnya melakukan konser terakhir sebelum memutuskan untuk memulai karir individu."Kau sudah menemukannya?" Jimin menoleh kaku, ke arah Taehyung yang sudah sampai.
"Hei, Jim, kau oke?"
"Ta... Taehyung, kau tau i...ini?" Jimin memberikan ponsel lama Taehyung.
"Ini ponselku yang hilang dulu. Kau menemukannya dimana?"
Jimin tidak menjawab, ia hanya mengamati perubahan muka Taehyung. Dimana raut itu menunjukkan raut bingung dan khawatir. Dan tanpa aba-aba, Taehyung meninggalkannya sembari berteriak memanggil papa Kim.
"Papa, sebenarnya apa yang terjadi dengan Lucas?" Taehyung memperlihatkan foto yang Jimin lihat tadi. Saat ini, mereka tengah berada di pantry dapur karena papa Kim tengah menyantap makan malamnya.
Raut papa Kim terkejut. Kemudian, ia menghela nafas pelan. Jadi, ia harus mengungkit kejadian kelam itu.
"Waktu itu mamamu tengah membawa Lucas bermain di taman dengan membawa boneka kelinci pemberianmu dulu. Lucas sangat menjaganya dan salah satu teman bermainnya merebut boneka itu. Karena Lucas begitu menghargai hadiah darimu, ia berusaha merebut kembali boneka itu. Hingga boneka itu terlempar kejalan. Saat itu mamamu sedang asik berbincang lewat telepon. Dan... Yah... Tubuh kecil itu tertabrak sebuah mobil yang melaju kencang.""Kau tau Tae, orang yang mengendarai mobil itu adalah orang yang sama yang menabrak mamamu di Italia. Orang itu adalah salah satu penggemar fanatikmu yang ingin melenyapkan Lucas."
Taehyung menggeleng tidak percaya. Kebenaran macam apa ini?
"Tidak mungkin!""Kenapa tidak mungkin? Kau bahkan tidak mencari taunya kan. Kau sadar tidak, papa beberapa kali ke Italia hanya untuk menghadiri sidang pelaku."
"Kenapa papa tidak memberitahuku?"
"Lucas melarangnya. Dia tidak ingin kau kecewa terhadap penggemarmu." Papa Kim melihat raut shock sang anak. Mungkin ini memang sudah waktunya kebenaran terungkap. Hal yang ia sembunyikan dulu juga harus ia ungkapkan,kan.
"Taehyung, kau harus lihat ini." Ketiga pria dewasa itu menoleh ke arah Yoongi yang berlari menghampiri mereka dan menyerahkan ponselnya kepada sang empu nama.
Taehyung menerimanya, perlahan bertanya membaca setiap huruf yang terangkai menjadi kalimat yang berhasil menusuk iku hatinya.
Tulisan macam apa ini?"Aa..pa maksudnya?" Taehyung menggeleng, mencoba tidak mempercayai Kalimat yang dibacanya. Sebuah berita tentang sang anak, Kim Lucas.
"Tae, ayo kita ke rumah sakit. Memastikan bahwa itu bukan Lucas. Ya... Semoga bukan Lucas," ucap Jimin yang masih bisa mengendalikan kewarasannya.
"Paman Kim istirahat saja dirumah ya. Paman pasti lelah setelah penerbangan," lanjutnya lagi.
"Tidak, aku juga ingin memastikan."
"Paman, menurut lah! Paman juga butuh istirahat."
Papa Kim menghela nafas pelan sebelum mengangguk. Kemudian ketiga pria dewasa lain pergi meninggalkannya.
"Jim, tadi aku bertemu Lucas di bandara. Tidak mungkin bahwa itu Lucas,kan?"
Part ini tidak mengandung bawang kan yeorobun🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCAS
FanfictionSeiring berjalannya waktu, Lucas mengerti. Bahwa, hadirnya adalah bencana bagi kehidupan papa. Hadirnya adalah penghancur masa depan papa. Lucas terima hukuman dari Tuhan untuknya. Segala rasa sakit itu, akan Lucas terima. Tetapi, kenapa disaat ia...