30. pada malam salju pertama

1K 125 32
                                    









**



Musim dingin adalah kesukaan bagi Taehyung. Sebab, ia terlahir pada musim itu. Hanya... Setelah kelahiran anaknya yang juga pada musim dingin belasan tahun lalu, Taehyung begitu membencinya. Membenci musim yang menemaninya pertama kali melihat dunia. Sebab, sang tercinta pergi pada saat itu. Juga... Seseorang yang membawanya hidup, pergi saat musim itu.

Taehyung tidak menyukai musim dingin dan Lucas. Karena bagi Taehyung, keduanya adalah malapetaka yang akan menghilangkan orang-orang tercintanya. Tetapi, Taehyung harus menghadapinya,kan? Taehyung duduk dengan menyilakan kakinya. Terlihat berwibawa dan terkesan angkuh. Di depannya, ada Bambam yang tersenyum manis sembari menyeruput americano yang dipesannya. Omong-omong, saat ini mereka berada di kedai depan rumah abu.

"Ada apa?"

"Perihal Lucas."

"Itu bukan urusanku."

"Kau ayahnya kak. Dia anakmu dan Lisa. Bukti dari cinta kalian."

Sebelum Bambam menyelesaikan ucapannya, Taehyung sudah terlebih dahulu beranjak.

"Kau akan menyesal saat kau benar-benar kehilangannya." Ucapan Bambam berhasil membuatnya berhenti dan kembali menatap Bambam.

"Itu bukan urusanku." Setelahnya, ia kembali pergi. Bambam menghela nafas pelan. Ia gagal menyadarkan Taehyung. Dan kedai kopi depan rumah abu ini menjadi saksi betapa keras kepalanya Taehyung.


**



Tanggal empat bulan terakhir di tahun ini menjadi hari perpisahan dari Kannika dengan si mungil Lucas. Karena pagi ini, ia harus mengantar Lucas ke bandara Bangkok, dengan Bambam tentunya. Ia sangat tidak tega melepaskan Lucas sendiri. Maka dari itu, berbagai wejangan yang intinya sama, selalu ia lontarkan kepada si mungil.

"Lucas ingat,kan? Pintu keluar di f satu, sampai sana langsung telepon kakak Johnny. Jangan terima makanan dari orang asing. Pokoknya harus telepon Johnny dahulu. Jaga kesehatan, jangan sering begadang, dan harus telepon ibu setiap harinya."

"Iya ibu. Lucas sudah hapal." Lucas tersenyum manis sekali walau tertutup masker.

"Bam, kau Antar Lucas saja deh. Aku sangat tidak tega."

"Tidak perlu ibu. Lucas bisa pergi sendiri." Lucas sedikit membungkuk, menyamakan tingginya dengan perut ibu yang membesar.

"Adek bayi, kakak pamit ya. Jangan rewel dan membuat ibu susah! Kakak Lucas pasti merindukanmu."

Cup... Satu kecupan mendarat di perut ibu, yang membuat kedua manusia dewasa itu tersenyum gemas. Lalu, suara dari petugas bandara menjadi pemisah bagi mereka.

"Ayah ibu Lucas pergi ya."

Bambam mengangguk. Ia mengantarkan Lucas sampai pintu batas pengantar.
"Jaga diri baik-baik ya nak. Ayah sangat menyayangimu."

Lucas mengangguk, sebagai salam perpisahan terakhirnya, ia memeluk Bambam.

**

Setelah lima jam lebih, akhirnya Lucas sampai ke tanah kelahirannya. Di depan pintu keluar, sudah ada kakak Johnny yang melambai-lambai. Lucas terkikik kemudian berlari ke arahnya. Johnny menyambut Lucas dengan pelukan.

"I Miss Lil bro."

"Miss you to big bro."

Setelah selesai dengan pelukannya, Johnny memasangkan jaket musim dingin pada Lucas karena Lucas hanya memakai jaket biasa. Ia sudah menyiapkannya sesuai perintah Kannika.
Kemudian, ia memberikan cup berisi cokelat panas.

LUCASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang