23. hope

867 109 9
                                    


**

Tidak di pungkiri, Lucas tampak tegang berhadapan dengan dokter asing tersebut. Tidak ada papa dan nenek yang mendampinginya. Mereka berada di luar ruangan.
Manik beningnya menatap dokter takut-takut sembari menelan Salivanya pelan. Dokter yang akan menjadi dokter pribadinya itu tampak seram. Berbadan besar, sepertinya seluruh badannya dipenuhi dengan otot.

"Hay, Lucas. Kau takut denganku?" Dan dengan polosnya, remaja enam belas tahun itu mengangguk. Membuat dokter berwarga kenegaraan Italia itu terkekeh.

"Dokter tidak jahat dengan Lucas. Dokter hanya jahat sama monster yang mengganggu tubuh Lucas. Mari kita berjuang untuk membunuhnya."

"Tapi... Dokter jangan salah-salah dan malah membunuh Lucas. Nanti Lucas tidak bisa manja-manja dengan papa." Dokter itu terkekeh mendengar ucapan polos Lucas.

"Ah, itu pasti nak." Dokter bernama Johnny itu mengacak rambut Lucas gemas.

"Dokter masih muda. Aku boleh panggil kakak dokter?"

"Ya boleh dong. Sekarang Lucas rileks ya! Jangan tegang! Mari kita mulai pengobatannya."

Lucas mengangguk kemudian berbaring. Netranya masih mengikuti setiap pergerakan dokter yang mempersiapkan bius untuknya.

"Kakak dokter, boleh Lucas minta satu hal?"

Johnny menghentikan kegiatannya dan menatap pasiennya dengan serius.
"Permintaan apa Lucas?"

"Jangan buat rambut Lucas rontok banyak. Nanti papa tidak bisa acak-acak rambut Lucas. Nenek tidak bisa rapihin rambut Lucas. Lucas tidak mau botak. Karena Lucas merasa di cintai dan di sayang ketika mereka bermain dengan rambut Lucas."

"Baiklah. Dokter akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat rambut Lucas tidak rontok." Ucap dokter Johnny dengan senyum kecilnya lalu ia mulai melanjutkan kegiatannya yang tertunda sebentar. Menyuntikkan obat bius pada tubuh Lucas dan setelahnya mulai melakukan pengobatan yang kemungkinan efek sampingnya akan membuat si pasien lemah.


**

Taehyung masih setia di depan ruang kemo.  Rautnya tampar tegang dan ada ketakutan di sana. Takut jika anaknya tidak ingin berjuang dan menyerah begitu saja. Nenek Kim yang melihat itu, ia menggenggam tangan putranya yang terkepal erat.

"Taehyung, kau tenanglah. Doakan saja semoga Lucas sembuh. Kau harus percaya pada Lucas bahwa dia mau berjuang untuk kita."

Ya.. benar kata mamanya. Ia harus percaya pada Lucas. Lucas itu kuat. Putranya itu tidak gampang menyerah.
Taehyung tersenyum sembari menatap mamanya.

"Ya... Lucas pasti bisa."

Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya pengobatan pertama di Italia itu selesai. Lucas telah di pindahkan di kamar rawat dan saat ini sudah bermanja-manja dengan sang nenek.
Efek samping dari pengobatannya tidak terlalu sakit. Ia mual tetapi hanya sesekali akan tetapi nafsu makannya sangat nol sekali. Lucas tidak ingin makan apapun karena tubuhnya lemas luar biasa.
Nenek Kim sedari tadi membujuknya untuk makan sementara Taehyung tengah ada urusan.

"Lucas tidak ingin makan nek." Ia berujar lemah dengan masih menikmati usapan lembut dari tangan neneknya.

"Sedikit saja ya, agar Lucas bisa minum obat." Nenek masih sabar menghadapi cucunya yang susah sekali di bujuk itu.

"Pahit, nenek. Lucas takut muntah." Lucas menatap nenek dengan berkaca.

"Tahan ya sayang. Lucas harus menurut supaya cepat sembuh! Lucas ingin cepat-cepat kembali ke Korea kan."

Lucas mengangguk pelan. Bukannya luluh dengan bujukan nenek. Tetapi, lelah juga jika terus menolak nenek yang mati-matian membujuknya itu.

LUCASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang