Sekarang hari ke-5 setelah olimpiade. Selama hari-hari itu Dava terkadang akan marah-marah tidak jelas yang membuat Relvin bingung sendiri.
"Ma, Pa, Dava berangkat dulu." Pamit Dava ketika menerima chat dari Relvin.
"Iya. Hati-hati, bilang sama Relvin jangan ngebut!"
"Iya Ma!"
Berjalan keluar dan Dava melihat mobil hitam terparkir apik di depan pagar rumahnya dengan sang pemilik yang bersandar sembari menatapnya dengan senyum kecil.
"Ngapain senyam-senyum sendiri?"
"Liatin pacar yang lagi marah-marah jadi gemes sendiri. Kenapa emangnya? Gak boleh?"
Dava memutar bola matanya malas, "Gak jelas."
Relvin menaikkan sebelah alisnya. Kenapa pacarnya selalu marah-marah sejak kemarin?
"Buruan masuk mobil! Lama amat!"
Tanpa mengucapkan apapun Relvin masuk kedalam mobil. "Mau kemana?"
"Ya menurut Lo aja sih, gue udah ganteng gini, udah pake seragam, pake sepatu, udah mandi kembang juga tadi malem. Menurut Lo gue mau kemana?"
"Mau ngepet keliling cari duit."
"Mulut Lo gue gosok pake pantat gajah juga ya lama-lama."
Relvin hanya tersenyum mendengar ucapan pacarnya. "Mau jalan-jalan gak?"
"Dih, tumben nawarin. Biasanya kalo gue bolos aja Lo mencak-mencak kek kuda lumping kesurupan."
"Mau nggak?" Tanya Relvin lagi, menghiraukan ucapan Dava.
"Kemana?"
"Pantai."
"Lo mau bikin gue jadi manusia panggang? Udah mau jam 7 gini dan Lo ngajak gue ke pantai?"
"Terus Lo maunya kemana?" Tanya Relvin sabar.
"Terserah." Jawab Dava.
"Ya udah kalo gitu kita ke pantai aja."
"Kok ke pantai sih?!"
"Lah katanya terserah?"
"Ya gak ke pantai juga ..." Jawab Dava lirih ketika mendengar nada kesal dari mulut Relvin.
"Gue tanya sekali lagi. Lo maunya kemana?" Relvin menatap Dava sembari mengetuk-ngetuk jarinya pada stir mobil.
Tenang ini masih di lampu merah kok.
"Ya... Ya udah deh ah! Ke pantai ajalah kita, daripada di sekolah. Capek gue dengerin setan-setan ceramah."
Relvin mengangguk sekali lalu melajukan mobilnya kearah pantai.
"Mau beli sesuatu dulu nggak?"
"Beli. Nanti mampir ke Indongapret dulu aja."
Sesampainya di Indongapret, Dava langsung mengambil banyak jajan chiki-chikian.
"Ngambil jajan yang sehat. Balikin yang itu." Relvin mengambil jajan di keranjang Dava.
"Itu enak! Lagian buat apa makan makanan sehat? Kalo udah waktunya mati juga bakal mati. Ngapain repot-repot segala?"
Relvin terkadang bingung dengan pemikiran Dava. Dava benar-benar menggunakan motto 'Jika kau tidak bisa mengalahkan orang dengan kepintaranmu. Maka bingungkan dia dengan kebodohanmu'.
Dava mengambil kembali jajan itu dengan wajah melotot marah ketika Relvin akan membuka mulutnya. "Lo diem ato gue sumpel mulut Lo pake roti perempuan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran🍭 [Ketos VS Berandalan]
Short StoryCuma cerita asam-manis dari Ketos sama berandalan. Si Ketos kalem dan nggak suka sama hal berisik. Berbanding terbalik sama Si berandalan yang cerewet dan suka bikin heboh. Sifat mereka yang sangat bertolak belakang menjadi ciri khas tersendiri bagi...