Kehilangan 🍭

127K 10.5K 1.7K
                                    

"MAMA! SEPATU ADEK MANA?!!" Teriakan melengking mengawali pagi keluarga Torrency. Biasa hari libur, mau joging dia sama pacarnya.

Cklek!

"Apa sih dek pagi-pagi udah teriak gak jelas aja?"

"Sepatu adek mana?"

Ya Allah, untung anak satu-satunya. Kalo nggak udah dibuang si Dava ke Atlantis sana.

"Ini kamar baru kemaren Mama beresin loh dek. Kok udah berantakan aja kayak habis kena bencana alam?" Sang Mama memunguti sepatu-sepatu yang berserakan di lantai.

"Adek kan lagi cari sepatu adek yang baru Ma. Udah dicari tapi nggak ada dimana-mana. Padahal Adek udah ada janji sama Relvin." Dava masih sibuk mencari sepatunya. Sampai sang Papa masuk ke dalam kamar.

"Kok kamarnya berantakan Ma?"

"Habis kejatuhan meteor Pa." Jawab sang Mama sambil meletakan sepatu anaknya ketempat semula.

"Papa liat sepatu adek gak?" Dava bertanya pada Papanya. Siapa tau Papanya tau dimana sepatunya.

"Sepatu yang mana?"

"Sepatu yang baru dibeliin sama Opa kemaren itu loh~"

"Yang warna biru itu?"

"Ya yang itu!" Jawab Dava antusias.

"Sepatunya udah Papa buang." Sang Papa-Herry menjawab sambil mengusap tengkuknya.

"KOK DIBUANG?! ITU SEPATUNYA BARU PA! BELOM DIPAKE SAMA SEKALI SAMA ADEK!"

"Ya habisnya salahin Mama kamu tuh!" Tunjuk Herry pada Widya.

"Kok Mama? Kan yang numpahin kopinya Papa!"

"Kan Mama yang naro kopinya diatas meja."

"Ya masa Mama taro kopinya diatas kepala Papa?"

Dava yang melihat kedua orangtuanya berdebat sendiri akhirnya angkat suara, "POKOKNYA ADEK MAU SEPATU ADEK BALIK LAGI!"

BRAKK!

Pintu dibanting kencang oleh Dava yang sekarang berjalan menuju lift. Meninggalkan kedua orangtuanya yang masih terdiam.

"Anak kamu tuh Pa."

"Anak aku, anak kamu juga kali Ma."

Herry mengambil ponsel dan menelpon David-Bodyguard pribadi Dava, agar memesan sepatu yang sama persis dengan sepatu yang ia buang tempo hari.

"Ya, kalo sudah langsung bawa ke kamar saya."

"Baik Tuan."

Tuttt

"Sepatunya kira-kira bakal dateng besok." Herry memasukan kembali ponselnya kedalam saku.

"Ya udah Papa keluar dulu sana. Mama mau beresin kamar anakmu ini." Widya kembali mengambil sepatu yang masih berserakan dilantai dan tempat tidur.

"Hm." Mengecup kening istrinya lalu keluar menuju meja makan.

Ting!

Dava yang masih menggerutu sedari tadi langsung memalingkan wajahnya ketika mendengar suara lift dibuka.

Herry yang melihat putranya marah hanya terkekeh pelan. Berjalan mendekat lalu mengacak-acak rambut Dava, yang mana membuat sang empu bertambah kesal.

Ya iyalah, udah susah-susah ditata. Eh, si bapak maen ngerusak aja. Kan jadi erosi jiwa ini!

"Papa udah pesenin yang baru. Jangan cemberut gitu dong."

Dava masih enggan menatap sang Papa. Herry menghela nafas sebentar, "Kamu mau apa biar maafin Papa?" Kini ia bertanya dengan nada lembut.

Pacaran🍭 [Ketos VS Berandalan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang