Tak Terjadi 🍭

59.5K 5.2K 1.1K
                                    

Dava berjalan menunduk, tangannya menggenggam erat tangan Relvin. Sepanjang koridor ia tak menatap satu orangpun.

Buk!

"Aduh!" Dahinya menabrak punggung orang didepannya. Ia mendongak, matanya bertatapan dengan mata Relvin. "Apa?" Tanyanya pelan.

"Udah sampai."

Dava melihat sekeliling, dan memang benar, kini mereka sudah sampai di depan kelas Dava.

"Nanti istirahat tungguin gue. Jangan ke kantin sendirian." Ujar Relvin merapikan surai Dava.

"Hm."

"Jawab yang bener." Tubuh Relvin bersender pada kusen pintu. Menghalangi jalan Dava.

"Iya."

"Iya, apa?"

"Iya nanti aku nungguin kamu pas istirahat." Cicit Dava. Ia menggigit bibirnya cemas. Jujur dari kemarin ia takut dengan Relvin.

"Good boy." Relvin berdiri tegak, tangannya mengusap pipi Dava. "Masih sakit?"

Dava mengangguk, "Sedikit."

Relvin menunduk.

Cup

Kecupan lembut jatuh pada pipi Dava yang tadi ia usap.

"Sorry..." Kata Relvin lirih.

Dava menggeleng pelan. Ini salahnya bukan salah Relvin. Harusnya ia tak berdekatan dengan pria lain. Ini memang salahnya.

Ya, salahnya.

Benar?

"Aku masuk kelas dulu."

"Iya, belajar yang pinter sayangannya Epin." Relvin tersenyum lembut. Dava diam sebentar menatap mata Relvin yang penuh dengan cinta. Tak seperti kemarin. Mata itu penuh dengan kemarahan dan keposesifan. Seolah-olah orang yang marah dengannya kemarin tak pernah ada...

"Relvin..?"

"Ya?"

'Aku bingung...' ingin ia katakan seperti itu, namun mulutnya sulit untuk dibuka.

"I love you."

Relvin terkekeh pelan sebelum menjawab, "I love you too, dear."

Dava tersenyum lalu melangkah masuk.

Setelahnya Relvin melangkah pergi menuju kelasnya.

"Pacaran teros!"

Farrel dan Dino yang sedang asik berduaan dipojokkan terkejut oleh teriakan Dava.

"Sadar diri, anjing!"

"Sorry aja nih ya, gue udah sadar diri. Gue sadar kalo gue tuh ganteng, unyu, byutipul upul-upul, oke?"

Farrel baru saja akan membalas ucapan Dava sebelum ia merasakan tatapan tak suka dari arah sebelahnya. Ia menoleh dan mendapati tatapan tajam dari Dino.

"Kenapa?"

"Aku gak suka."

"Hah?"

"Jangan kasih perhatian kamu ke yang lain." Ucap Dino tegas.

"Kenapa?"

"Aku cemburu."

Farrel terdiam. Bahkan, Dava yang sudah menyiapkan ribuan kata untuk sesi perbacotan pagi inipun ikut terdiam.

"Ahem! Sorry-sorry aja nih ya No. Gue bukannya mau ganggu acara cemburu-cemburuan Lo itu. Cuma ini udah jadi rutinitas kita para uke untuk selalu melatih mulut kita dalam hal bacot membacot, kalo Lo mau tau."

Pacaran🍭 [Ketos VS Berandalan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang