Dino & Farrel 🍭

46.4K 4.7K 928
                                    

Dava menatap bingung Farrel yang berwajah sembab. "Kenapa Lo?"

"Temen pacar Lo noh, rese." Tunjuk Farrel pada Dino.

Dava menoleh pada Dino yang memalingkan wajahnya. Dirinya menatap Relvin seolah bertanya, 'Kenapa?' yang dibalas gelengan kecil olah sang pacar.

"Lo berdua tuh, ada masalah apa, sih? Sini-sini coba cerita sama Umi, nanti Umi kasih Susilo." Ujar Dava mempuk-puk kepala Farrel.

"Susilo - Susilo. Solusi goblok!" Farrel menyentak tangan Dava yang berada diatas kepalanya.

"Ck, sama aja elah." Decak Dava malas.

"Jadi kenapa? Kalo Lo berdua kesini cuma buat diem-dieman aja, mending Lo berdua balik." Relvin berujar seraya menarik Dava mendekat. Sedangkan yang ditarik memberikan tatapan protes tak terima. Dia lagi berusaha jadi orang tua yang baik (pengacau) dalam hubungannya anak-anaknya loh padahal.

"Temen Lo lemah." Ujar Farrel memalingkan wajahnya.

"Hah? Lo berdua udah maen di ranjang?"

Ucapan Dava sontak membuat ketiga orang disekitarnya melotot. Relvin menyentil mulut Dava membuat sang empu melotot kesal.

Salah dia apa, sih? Kena mulu perasaan.

"Dav, gue saranin Lo mendingan cepet-cepet deh, pergi ke laundry otak. Kesian otak Lo, udah lemot, banyak kotorannya lagi." Dino yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara.

"Emang otak Ava kotor ya?" Dava menatap Relvin melas. Tanda meminta pembelaan.

"Enggak. Otak mereka aja yang konslet gara-gara sering di laundry." Tangan Relvin mengusap rambut Dava sayang.

"Tuh, dengerin. Otak Lo aja yang terlalu bersih. Pantesan Jojo bilang Lo lemah. Lo kurang liat tutorial, sih."

"..."

"Kok, omongan Lo malah maen nyelonong ke sono mulu sih, Dav?" Farrel mengernyitkan dahinya.

"Lah, emang dari tadi kita ngomongin apa?" Ujar Dava polos sembari memerjapkan matanya.

"..."

Relvin menghela nafas, "Jadi, mau cerita gak? Kalo gak, Lo berdua pergi aja sekarang. Ganggu."

"Dino tuh, masa sama emak-emak aja kalah. Malu-maluin. Lemah banget."

"Ya, gue kudu gimana dong? Orang emang emak-emaknya aja galak. Mana bawa panci lagi." Balas Dino tak terima.

"Bentar-bentar. Ini masalahnya apaan, dah? Dino kalah sama emak-emak? Kok, bisa?" Tanya Dava yang tak mengerti.

"Jadi tuh gini. Kemaren, gue sama Dino tuh lagi belanja. Nah, kebetulan minyak goreng habis. Ya udah deh kita beli sekalian. Pas udah sampe disana, minyak gorengnya tinggal satu. Eh, pas mau gue ambil, udah diambil duluan sama emak-emak. Si Dino gue suruh minta tuh minyak malah bilang, 'Gak papa, kasih aja ke ibunya. Nanti kita cari di tempat lain. Gak liat tuh ibunya bawa panci? Nanti kalo kita dipukul sama panci gimana?' Ngeselin banget, kan? Alhasil kita berdua keliling cari minyak sampe malem." Jelas Farrel panjang lebar.

"Dan habis itu dia minta putus." Sambung Dino menunjuk Farrel dengan dagunya.

"Itu gara-gara Lo, ya!" Sahut Farrel.

"Kok, gue?"

"Ya iyalah, kalo bukan gara-gara Lo, masakan gue gak bakal gosong. Mana pancinya baru beli lagi!" Balas Farrel melototi Dino yang memutar bola matanya malas.

"Mau lagi?" Tanya Relvin lembut. Tangannya merangkul dan mengusap pundak Dava yang sedari tadi memakan cemilan. Tak menghiraukan sepupu dan sahabatnya yang tengah asik berdebat.

Pacaran🍭 [Ketos VS Berandalan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang