Gak Sekarang 🍭

39.6K 4.7K 601
                                    

••• Flashback •••

Sudah total 4 bulan Relvin pindah di SMP Bina Nusantara, dan sudah total 4 bulan pula Dava merecoki Relvin dengan berbagai tingkahnya.

Contohnya saat ini. Disaat yang lain sibuk berolahraga, ia malah sibuk melakukan hal yang unfaedah.

"Relvin!" Teriaknya memanggil Relvin yang berjalan menuju pinggir lapangan.

Relvin mengerutkan keningnya ketika melihat Dava, "Apa?"

"Ke kantin bareng, yok! Capek gue habis olahraga."

Sudut mulut Aldi berkedut pelan ketika mendengar ucapan Dava. "Olahraga apaan Lo? Orang dari tadi Lo diem terus, pake acara gorong-gorong tanah pula."

"Olahraga jadi Tim SAR."

"...Tim SAR?" Aldi gak salah denger, kan?

"Iya, gue tadi lagi coba nyelametin cacing sama undur-undur yang ada di dalem tanah. Kan kasian nanti kalo mati gimana? Ntar keluarganya sedih dong."

"..."

Aturannya tadi Aldi gak usah tanya. Ya, harusnya tadi dia gak tanya! Nyesel banget dia sekarang.

"Jadi ke kantin gak?" Tanya Relvin yang sedari tadi merasa diacuhkan.

Entah ini perasaan Dava doang, atau emang tadi nada Relvin terdengar ... Kesal?

"Oh, jadi dong. Ayo!" Dava memegang tangan Relvin dan menyeretnya ke kantin. Sedangkan Relvin menatap tangannya yang dipegang oleh Dava.

Aldi memutar bola matanya malas lalu berjalan ke kelas. Meles jadi nyamuk.

"Bu, bakso sama somay 1 piring ya!" Teriak Dava yang sudah duduk dipojok bersama Relvin.

Bu kantin hanya menjawab dengan tanda 'oke' menggunakan tangannya.

"Hehe..." Dava cengengesan sendiri yang membuat Relvin bingung.

"Kenapa?"

"Gak papa." Jawab Dava. Seneng gak? Seneng dong dia. Akhirnya setelah berjuta-juta abad — padahal baru 4 bulan doang — Relvin mau makan di kantin bareng sama dia.

"Stres."

"..."

Gak papa. Dikata stres sama crush sendiri gak papa. Sumpah, demi Alex beneran gak papa.

Tak lama Bu kantin datang mengantarkan makanan. "Nih, dimakan. Hati-hati, masih panas."

"Makasih, Bu!" Ujar Dava langsung menyantap baksonya.

Relvin memakan somaynya dengan tenang. Benar-benar berbeda dengan Dava. Ibaratnya mereka kayak langit sama bumi, yang satunya kalem, tenang, yang satunya lagi kayak gak pernah makan satu abad.

"Somaynya enak gak?" Tanya Dava.

"Hm." Relvin mengangguk.

"Gue boleh minta gak?"

Relvin diam menatap Dava.

"Gak usah kayak orang kere."

"..."

Kere? Dia kere? Iyakah? Mengsedih sekali hati ini. Dikata kere sama crush sendiri.

"Bagi dikit lah, satu suap aja deh. Ntar gue beliin batagor." Jika hanya dengan kata-kata seperti itu saja sudah menyerah, maka bukan Dava namanya.

"Gak."

"Satu suap."

"Gak."

"Setengah deh."

Pacaran🍭 [Ketos VS Berandalan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang