"Nih, makan dulu. Makan yang banyak sampe kenyang. Tuh bocah gak usah disisain." Ujar Nenek Dava seraya memberikan makanan pada piring Relvin.
Dava mendengus mendengar ucapan neneknya. "Nek, aku cucu kandung Nenek apa nggak sih sebenernya? Berasa jadi cucu tiri."
"Bukan cucu tiri, kamu cucu pungut. Dulu Mama sama Papa kamu nemu kamu dipinggir comberan deket Makam Jeruk Purut."
"..."
'Pantes sifat gue kek setan...'
"Nih." Relvin memasukkan ikan bakar yang sudah ia hilangkan durinya kedalam piring Dava.
"Wih, dah bersih! Makasih beb!" Dengan cepat Dava memakan ikannya. Takutnya ada nenek demit yang ngomel.
Satu keluarga titisan demit turun temurun dan sudah mendarah daging. Mantap.
"Heh, kamu tuh ya, punya tangan, punya mata. Masih aja ngerepotin anak orang." Omel Nenek Dava.
"Ya kan, emang Relvin anak orang Nek. Keluarga dia aja keluarga baek-baek. Gak kayak keluarga kita. Sifatnya kek setan semua. Gak ada yang waras."
Semua anggota keluarga yang mendengar ucapan Dava: "..."
Mau bantah, tapi omongannya emang bener.
Relvin terkekeh pelan, "Keluarga kamu malah seru lho kalo kayak gini. Suka bercanda, jadinya rumah enggak sepi."
Mendengar ucapan Relvin, Widya langsung menyahut, "Bener tuh kata Relvin. Bersyukur kamu jadi anak Mama sama Papa. Kalo enggak Mama balikin lagi kamu ke comberan, asal muasal kamu itu."
Harry mengangguk setuju.
"..."
'Hebat banget mental gue bisa bertahan di keluarga ini.'
"Sekolah kamu gimana?" Tanya Kakek Dava yang sedari tadi menyimak.
"Lancar-lancar aja. Gak ada masalah."
"Ya iyalah, kan masalahnya kamu." Sahut Harry.
Dava yang mendengar itu langsung menatap Relvin, "Vin, liat deh. Masa aku dibully terus? Gak kasian apa ya sama anaknya yang ganteng ini?"
"Udah Om, kasian Dava."
Mendengar ucapan Relvin, Dava langsung senang. Namun, kata-kata Relvin selanjutnya membuatnya kembali terdiam.
"Nanti kalo dia ngambek, dompet aku langsung kempes. Kan kasian, mana belom ditransfer lagi sama Papi. Masa aku kudu ngutang dulu?"
"..."
Kok rasanya kayak mau ngumpat ya?
Plak!
"Aduh! Sakit yang."
"Jadi, selama ini Lo beliin gue ini-itu nggak ikhlas? Iya?!"
"Aku nggak bilang gitu ya?" Melihat wajah polos Relvin membuat Dava bersiap-siap untuk mencakar wajah ganteng didepannya ini dengan garpu.
"Heh, mau ngapain?" Nenek Dava menendang kaki Dava dari bawah meja.
"Nek! Gak boleh KDRT lho! Aku laporin ke Pak RT nanti! Liat aja!" Seru Dava mengusap kakinya yang kena tendang.
Sakit woy! Neneknya pake sandal yang dalemnya lembut tapi luarnya keras, sekalian anti air. Kalo buat nendang rasanya ... beh! Mantap! Kakinya serasa potek-potek udah.
"Laporin aja! Nanti Nenek bakal ikut laporin kamu."
"Lah, kok aku?!"
"Iyalah! Kamu nggak inget? Gimana tahun lalu kamu nipu Nenek?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran🍭 [Ketos VS Berandalan]
Kısa HikayeCuma cerita asam-manis dari Ketos sama berandalan. Si Ketos kalem dan nggak suka sama hal berisik. Berbanding terbalik sama Si berandalan yang cerewet dan suka bikin heboh. Sifat mereka yang sangat bertolak belakang menjadi ciri khas tersendiri bagi...