S2:9

2.2K 165 12
                                    

Jaemin dan renjun telah berada didalam kamar renjun dirumah itu, dengan renjun yang masih saja berada di pangkuan jaemin bahkan renjun menyembunyikan kepalanya pada ceruk leher jaemin.

"Masih tidak ingin berbicara denganku mengenai apa yang terjadi?" Ucap jaemin lembut. Dan renjun hanya menggeleng sebagai jawaban pada suaminya itu.

"Sebenarnya apa yang terjadi hmm?" Ucap jaemin sembari mengelus punggung sempit istrinya itu.

"Aku hanya kesal saja karena Chenle tidak merindukanku." Cicit renjun yang dapat di dengar oleh jaemin karena memang dia berbicara di dekat telinga jaemin.

"Dia hanya bercanda sayang." Ucap jaemin tersenyum.

"Aku tau. Tapi, ntah kenapa aku tidak terima saja." Ucap renjun menatap jaemin tanpa berniat melepaskan pelukan tangannya pada leher jaemin.

"Ada apa dengan mood mu? Apa kau kembali mengalami mood rollercoaster?" Ucap jaemin sembari menghapus airmata istrinya dengan sebelah tangannya dan tangan yang satunya memegang pinggang ramping istrinya.

"Tidak juga. Aku hanya kesal saja. Tapi, aku tidak bisa menguasai diri hanya itu saja." Ucap renjun mempoutkan bibirnya. Jaemin yang melihat hal itu merasa sangat gemas lalu diapun mencium sekilas bibir itu.

"Jangan memancingku sayang. Aku tau itu masih sangat sakit. Kalau kau memancingku sekarang aku bisa menyakitimu." Ucap jaemin sembari mengelus kepala istrinya itu.

"Wae?" Ucap renjun yang tiba-tiba saja menjadi binal dan mencium dagu jaemin.

"Jangan melakukan itu sayang. Kita baru saja melakukannya tadi." Ucap jaemin menahan hormonnya.

"Baiklah. Aku akan turun saja." Ucap renjun cemberut lalu beranjak dari pangkuan jaemin dan duduk disisi ranjang membelakangi jaemin.

Jaemin yang melihat istri mungilnya merajuk langsung memeluknya dari belakang sembari meletakkan kepalanya pada bahu sempit itu.

"Jangan marah injunie. Aku hanya bermaksud baik? Kau tidak lihat berapa banyak bekas yang ku tinggalkan pada tubuh mulus mu?" Ucap jaemin.

"Kau menyebalkan Jung Jaemin." Ucap renjun kesal sembari menoleh pada jaemin yang kepalanya berada di bahu sebelah kanan renjun. Dan tepat saat itu, jaemin tidak menyia-nyiakan kesempatan dan langsung mencium renjun dengan disertai lumatan-lumatan kecil. Dan renjun telah menutup matanya karena terbuai dengan ciuman itu. Ciuman jaemin benar-benar mampu membuat renjun sangat terbuai.

Tok...tok...tok...tok...

Suara pintu membuat mereka berdua menghentikan ciuman panas itu dan jaeminpun menghapus Saliva yang jatuh pada dagu istrinya lalu diapun beranjak untuk membuka pintu hingga menampilkan jae ren, anak bungsu mereka.

"Daddy." Ucapnya sembari menangis.

"Kenapa?" Ucap jaemin lalu memeluk anak perempuan satu-satunya itu. Dan renjun yang mendengar tangisan anaknya pun mendekat pada mereka berdua.

"Ada apa renren?" Ucap renjun ikut berjongkok dengan susah payah, karena sejatinya jae ren memang sangat mungil sepertinya, Junlin dan Najun.

"Tadi aku terjatuh." Ucap jae ren menangis di pelukan jaemin.

"Apa ada yang luka?" Ucap renjun dengan sangat lembut.

"Tidak. Tapi, itu sangat memalukan." Ucap jae ren menangis.

"Sudah tidak masalah. Apa Gege menertawaimu?" Ucap renjun mengelus kepala anak bungsunya.

"Tidak. Gege tidak ada saat aku jatuh. Gege sedang bersama Kakek. Hanya no Hyuck dan no Chan yang berada bersamaku." Ucap jae ren lalu melihat kedua orangtuanya.

My Sweety {Renjun X Jaemin) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang