Bersenang-senang dengan Geraldi adalah pemikiran kesekian yang bisa kupikirkan hari ini. Dia baru saja kulihat kemarin saat mengantarkan Gazriel pulang, lalu aku terpesona dengan fisiknya dan tepat pada malam harinya di saat yang tak terduga, dia mengajakku untuk bersenang-senang keesokan harinya. Tepat hari ini.
Tapi ternyata aku harus menyelesaikan beberapa tulisanku, hari ini tenggat waktunya. Aku sangat disiplin dengan diriku sendiri perihal menulis. Sebab aku sangat menghargai tulisan itu sendiri yang memberikanku penghidupan hingga kini. Jika aku tak menulis, rasanya menyebalkan karena aku mengkhianati diriku sendiri.
Jadi setelah kutarik-keluarkan nafas untuk beberapa saat, aku mulai merenung, that it was a great idea. Aku harus mengabaikan ajakan Geraldi sementara untuk membuatnya penasaran. Dia terlalu take control untukku sejak hari kemarin. And it was sucks, karena dia berada di luar kendaliku.
So, kenapa kita ga buat permainan yang lebih menyenangkan? Sebuah permainan tarik-ulur yang klasik. Aku bisa membuatnya lebih penasaran akanku dan mulai memikirkan cara untuk mendapatkanku segera. Anggap saja kemarin hanya permulaaan, dimana aku memerangkapnya dengan godaan seolah aku menginginkannya --dan memang menginginkannya tentu saja, tapi aku harus lebih menahan diri.
Sekarang akhirnya aku memutuskan menonaktifkan alat komunikasiku. Lalu mulai duduk di depan laptopku dan mengetikkan kata demi kata yang akan membentuk sebuah bab baru. Aku seorang penulis cerita web berlanjut. Pembacaku di luar sana sudah menantikan bab selanjutnya hari ini sesuai janjiku ke mereka --dan terlebih janjiku kepada diri sendiri.
Bukan menulis karena tuntutan mereka, melainkan ini komitmen sederhana yang berusaha aku buat atau jalani agar merasa lega. Agar hidup mempunyai tujuan. Dan aku take control secara penuh. Aku tak ingin diperbudak uang atau diperbudak keinginan mereka untuk menulis dalam jumlah banyak, sebab aku sangat tahu kapasitasku.
Aku mengerti batasan seberapa banyak aku harus menulis, dan itulah batasan yang harus kucapai setiap aku ingin memperbarui tulisanku.
Bodo amat dengan motivasi-motivasi tai yang menyuruhku untuk terus menempa diri agar melampaui batas. Sebab dari yang kurasa, enough is enough. As long as, aku masih menulis dengan lancar dan teratur, bisa memenuhi target tulisan bab yang bisa kusuguhkan kepada pembaca dan yang terpenting memiliki waktu untuk bersenang-senang dengan lelaki yang kuinginkan, maka hidup sudah lebih dari cukup untukku. Aku tak ingin merusaknya dengan ambisi yang akan menghabiskan banyak waktuku untuk menulis hingga tak berkesudahan.
You know, membaca dan menulis adalah dua kesenangan yang berbeda meskipun unsur yang membentuknya sama. Kalian harus tahu, saat kalian membaca satu bab yang kalian bilang pendek itu, seorang penulis sepertiku harus mengorbankan sampai setengah hari, atau kadang menunggu hingga hari esoknya membiarkan tulisan itu mengendap dulu. Sebab, sebelum memutuskan untuk memublikasikannya, ada swasunting yang dilakukan oleh diri sendiri.
Aku harus kembali membacanya. Aku harus kembali mengoreksi kalimat-kalimat yang kurang tepat, agar lebih enak dibaca. Agar lebih mudah dipahami.
Belum lagi setelah kupublikasikan di web ini, aku harus menunggu lagi ulasan atau review dari editor agar tulisanku selanjutnya bisa dipublikasikan. Terbayang seberapa lama aku harus menunggu hanya untuk menuliskan satu bab?
Ini perjalanan yang tidak mudah, namun aku sangat menghargainya.
Dan rasanya menyebalkan saat ada yang bilang, tapi si penulis A, B, C ada yang bisa publish hingga tiga bab sehari? Kamu mungkin penulis lemah saja, hanya mencari-cari alasan.
Hey, hey, hey. Selalu mudah untuk membanding-bandingkan bukan? Selalu mudah untuk menghakimi bukan?
Namun sayang, itu tak bisa menjatuhkan prinsipku. Dalam hidup, ada waktu yang harus kunikmati. Ada kenyataan yang harus kujalani. Ada tubuh lelaki yang harus kusinggahi. Ada aroma tubuh mereka yang harus kujelajahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Hot Lovers
RomancePERINGATAN!! JANGAN DIBACA! (Membaca ini bisa membuat kamu mengerti sisi lain wanita: sebuah hasrat liar yang disembunyikan oleh mereka) Namaku Syakila Maharani. Sejak kecil sebatang kara hidup di panti asuhan. Namun karena aku terlihat aneh jelek d...