21 I Kisah dengan Rasyif (Bagian Keempat)

3.8K 64 3
                                    

Gazriel dan Geraldi.

Dua lelaki yang baru kukenal ini, telah mendatangkan begitu banyak kenangan dalam hidupku.

Benar apa kata orang, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di hidup kita bahkan dalam beberapa detik kemudian. Life is full of surprise.

Aku mengerti ada banyak orang di bumi ini yang mengalami masa bosan, hidup seperti itu-itu saja, apalagi dengan zaman sekarang, dimana teknologi makin memanjakan.

Tak keluar rumah, hanya berbaring di atas tempat tidur, menonton film, youtube, scrolling di berbagai media sosial yang berbeda hingga kegiatan itu terus berulang, menampilkan adegan yang sama dalam hidupnya.

Aku juga sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penduduk bumi ini. Aku juga merasa sangat dimanjakan oleh teknologi hingga pada suatu hari, aku memutuskan untuk bergerak melakukan sesuatu.

Selain kegiatanku sebagai seorang penulis berbayar di sebuah situs web kepenulisan, aku juga mengalami hari-hari yang sama; tiduran, nonton, dan scrolling medsos. Memang sudah tipikal penduduk bumi zaman sekarang sepertinya.

Namun, aku mungkin memang memiliki 'keinginan liar' di hidupku. Aku menginginkan lelaki-lelaki muda untuk mengisi kekosongan. Aku membutuhkan peluk hangat serta kecup mesra dari mereka.

Seperti halnya saat ini, saat dua lelaki muda di depanku terus memberikanku 'serangan' tak henti-henti. Dari cara mereka memperlakukan tubuhku, kentara sekali kalau mereka sudah sangat lihai memainkannya.

Mereka terlihat sangat kompak, bekerjasama di semua posisi. Saat yang satunya memainkan spot sensitif tertentu, yang satunya lagi juga seperti sangat tahu dimana spot sensitif-ku yang lainnya. Mungkin mereka mendapat ide dari coba-coba pada saat awal, dan fokus mendengar di bagian tubuhku yang mana, eranganku terdengar makin keras.

Di saat eranganku terdengar keras lah, mereka menangkap sinyal bahwa mereka harus 'memainkan' lebih banyak di titik itu. Everybody who did this, know these things right?

Saat bibir keduanya fokus mendarat di kedua buah dadaku lah, aku kembali mengingat kejadian bersama Rasyif.

Suatu momen yang kupikir akan menjadi sangat indah, tapi ternyata...

***

"Kemana nih Rasy?"

"Aku mau ajak kamu ke taman kota, di sana beberapa temanku juga udah nunggu. Kita nongkrong-nongkrong bareng menikmati malam ini. Bulan juga lagi sangat indah 'kan ya?"

Hari itu tepat malam minggu, tapi aku lupa tanggal berapa. Aku hanya mengingat momen itu sebagai malam minggu karena Rasyif memang biasa mengajakku keluar di malam minggu ke suatu tempat khusus. Ajakan kencan rutinan, entah ke bioskop, ke kafe-kafe, ke mall, hingga pilihannya yang seperti ini; mengajakku ke taman kota.

Benar apa yang dikatakan Rasyif, suasana malam di taman kota juga terasa menenangkan. Terasa nyaman. Mampu merileksasi pikiran yang lagi kalut.

Aku ingin jadi orang pertama yang berani menjamin di bumi bahwa waktu terbaik main ke taman bukan hanya pagi saat matahari baru terbit, atau senja saat matahari hendak tenggelam. Namun lihatlah momentum ini! Dulu aku juga pernah ke taman ini dengan Rasyif di siang hari, saat dia mengajakku bolos pelajaran. Aku juga lagi mens, jadi terasa pegal dan ga enak badan yang membuatku diizinkan guru piket untuk keluar. Rasanya saat itu menyenangkan juga bisa bolos dan menghirup udara yang segar di taman kota. Semilir angin lembut menyapa pipi dan helai-helai rambut sering aku rasakan selama berada di taman ini. Termasuk di malam hari seperti ini.

Kesimpulannya, setiap waktu berada di taman, merupakan momen terbaik. Mau datang pagi, siang, sore bahkan malam, semuanya menghadirkan suasana berbeda meski berada di tempat yang sama.

Brondong Hot LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang