16 I Hard Choice

4.4K 80 6
                                    

Wah udah sampai bab 16, tapi gak ada yang komen di cerita ini. Vote juga sedikit. Kasihan banget sih cerita ini. Nasib nasib :(

Ya udahlah, selamat malam mingguan dah ya.

***

Kemanjaan Sheryl dalam bermain-main di dada Gazriel emang patut diacungi jempol. Dia jauh lebih pandai memanfaatkan pertanyaanku sebagai kesempatan untuk menyalurkan hasrat yang dia miliki. Aku tidak habis pikir situasinya akan menjadi seperti ini.

Dia bertengger lama di dada Gazriel, berpura - pura menyentuh dadanya, merasakan debaran yang terjadi saat ia menyentuhkan kulit tubuhnya ke kulit tubuh Gazriel yang terekspos. Salah satu keahlian Gazriel, ia bisa dengan sangat santai menanggapi perlakuan Sheryl terhadapnya. Hal itulah yang bikin aku salut padanya.

"Mm.. enak ya, jangan sampai ketiduran di sana ah. Nanti repot," aku menegur Sheryl yang terlihat damai dan tenggelam lama di dada Gaziel. Ya, antara kasian dan takut Gazriel jadi 'terbakar' juga sih dengan perlakuan Sheryl. Soalnya seperti yang sama - sama kita tahui, hasrat anak muda bisa sangat menggejolak. Kalau tak ada kontrol atau pantauan khusus, bisa - bisa ia menyalurkannya tanpa kendali. Mungkin, seperti yang dilakukannya kepadaku kemarin. Karena titik itulah jua yang kumainkan untuk merayunya.

"Eh.. iya, sorry. Gue udahan nih ngerasain seberapa kencang debar jantung gue waktu bersama Gazriel. Makasih ya dedek sayang, dada kamu enak buat jadi sandaran."

Benar saja, dia mengatakan itu sembari mencubit pipi Gazriel gemas. Aku hanya ketawa melihat kelakuannya, berbeda saat kulihat Helda di sampingku. Wajahnya kini terlihat seperti mengeras. Membatu. Mungkin ingin marah? Ah, entahlah. Semoga tidak akan terjadi huru - hara di sini karena semua hal di sini memang dimaksudkan untuk bermain. Tidak ada maksud lain.

Aku juga masih harus melanjutkan 'permainan'ku sesungguhnya bukan? Menentukan siapa jawara dari permainan sebelumnya dan berhak tidur denganku besok. Ahh, ya. Aku harus mengumumkannya nanti kalau dua wanita ini sudah pulang juga.

Kulihat Gazriel hanya ngangguk - ngangguk, terlihat kikuk dan malu, lalu dia berkata, "Kak, aku izin pakai bajuku lagi ya kalau gitu."

Ia melihat ke arah Helda, karena memang dialah yang menjadi pembawa acara kita kali ini.

"Iya, pakai aja lagi Zriel. Tadi udah dibilang 'kan ya, kalau dia sudah selesai denganmu."

Saat Gazriel mengangguk dan kemudian menatapku, aku hanya memberikan senyum kecil kepadanya. Dan dia juga tersenyum kepadaku, entah kenapa.

Oh, aku kembali tersadar dengan pesona Gazriel sekarang. Sebuah pesona yang sudah kuincar berhari - hari sebelumnya bahkan saat akhirnya ia masuk ke dalam jeratanku. Aku mengingat kembali sensasi 'pemula' yang ia berikan padaku di kali pertama kemarin saat bersama.

Aku jadi tambah yakin, setelah dua wanita ini masuk mengerubunginya, melakukan sesuatu yang ga pernah ia duga di hidupnya, bahkan seharian ini juga sudah melakukan permainan liar denganku sampai ia mengeluarkan cairan kental miliknya, aku makin yakin dia akan semakin lihai dengan sendirinya. Dia akan memiliki kemampuan untuk memberikan sensasi lebih bergelora di sesi hubungan selanjutnya (itu pun kalau aku beruntung bisa merasakannya lagi). Tapi tenang saja, aku akan kembali menyusun skenario sedemikian rupa agar ia (dan tentu saja abangnya itu) bisa merajut tali kasih semalam denganku.

"Sekarang, giliran lo ya Geraldi. Lo ready?"

Sheryl memecahkan hening yang barusan terjadi. Aku kembali memusatkan diriku melihat Sheryl yang kini bergerak ke arah Geraldi, sementara kulihat Gazriel kini sedang berjalan mendekat ke arah kami. Ikut menyaksikan setelah ia mengenakkan pakaiannya kembali.

Brondong Hot LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang