2| Permainan Seru

68.5K 471 0
                                    

Dia memagutku dengan napas memburu, aku bisa merasakan dia mulai kepanasan. Tapi aku membiarkannya melakukan yang dia mau. Aku hanya mengikuti alurnya saja, karena bagiku memang tidak masalah.

Sesaat kita masing-masing butuh untuk kembali menghirup udara, dia mulai melepaskan tautannya di bibirku. Aku lekas tersenyum, berusaha menenangkan dia yang mungkin berpikir, ini adalah sesuatu hal yang baru bagi dia. Aku tidak ingin membuatnya merasa sungkan atau bagaimana. Aku ingin membuat dia merasa baik-baik saja.

"Sebuah ciuman yang sangat baik untuk  sebuah permulaan." Lagi-lagi jurus pujian. Aku akan memujinya sebanyak mungkin untuk membimbingnya dalam permainan ini. Aku ingin membuat dia merasa bisa melakukannya, sehingga secara otomatis dia akan melakukan hal itu denganku.

Dia ikut tersenyum setelah kupuji. Aku melihat dia dengan sangat gemas. Dia sesuai seleraku, demi kancut spongebob yang tak pernah terlihat basah meski dia ada di dalam laut. Aku tak ingin melepaskannya. Aku ingin merengkuhnya seharian ini, masuk dalam pelukanku.

Karena suasana yang kaku tanpa ada jawaban balas darinya, aku mulai berkata lagi, "gimana Zriel? Enak?"

Aku bisa melihat dia mengangguk pelan, malu-malu. Namun aku terkejut saat dia berkata lirih, "bibir kakak lembut."

Aw. Sudah kuduga, dia akan masuk perangkapku. Lelaki mana yang bisa tahan diperlakukan begitu. Seusianya adalah masa-masa awal dimana kehidupan penuh gairah dimulai. Dan kalau beruntung seperti Gazriel, dia sudah bisa menyalurkannya denganku. Gazriel pasti berbuat banyak kebaikan di kehidupan sebelumnya.

"Ayo makan dulu, nanti kakak bisa berikan kamu yang lebih dari itu."

Aku memancingnya dengan senyum nakal. Dia hanya mengangguk. Aku kembali memasang seatbelt-ku dan memulai kembali perjalanan yang sempat terhenti.

Aku menuju house steak terdekat dari arah sini, hanya sekitar lima menitan lagi.

×××

"Kamu sudah memutuskan pesanan?" tanyaku sembari kita melihat-lihat menu.

"Udah kak."

"Mau apa?"

"Terderloin aja kak."

"Oke, samaan ya. Mateng?"

"Iya kak, mateng aja."

"Minumnya mau apa?"

"Orange juice aja kak."

"Oke, oke."

Aku meletakkan buku menu di meja dan menyisir tempat ini. Kemudian kulihat ada satu waiter yang melihat ke arah kami, jadi aku langsung mengangkat tangan kananku dan tersenyum. Dia mengangguk dan berjalan ke arahku.

"Ada yang bisa dibantu kak? Sudah siap untuk memesan?"

Dia sigap menyiapkan pulpen dan kertas untuk mencatat pesanan. Aku menyebutkan pesanan-pesanan kami, dan memintanya untuk mengulang kembali, takut terjadi miskomunikasi. Setelah dirasa pesanan tepat, dia bertanya barangkali ada yang mau ditambahkan sambil menyebutkan satu-dua menu andalan restoran, namun aku menggelengkan kepala. Aku merasa cukup. Nanti kalau kurang, tinggal nambah lagi aja. Lagian, aku kan memiliki daging besar di depanku yang akan menjadi santapan sesungguhnya nanti setelah makan. Hehe. Semoga dia beneran mau untuk melakukannya denganku.

Sembari mengisi keheningan, aku memutuskan untuk mulai lebih mengakrabkan diri dengannya dengan bertanya seputar kesehariannya.

"Kamu jurusan IPA atau IPS?"

"IPS kak."

"Wah, harusnya asyik dong orangnya... Kamu malah keliatan kayak anak IPA."

"Namanya juga baru kenal kak. Aku takut berbuat kesalahan, menyinggung atau sebagainya."

Brondong Hot LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang