Saat semua perempuan seumuranku sudah mulai mencari lelaki yang akan serius hidup bersama mereka, aku memiliki hasrat yang lain. Aku sama sekali tidak tertarik dengan lelaki seumuran atau bahkan yang lebih tua denganku.
Aku suka mereka yang masih sekolah di bangku SMA atau masih kuliah dengan hobi mereka memeras keringat. Ah, maksudku hobi yang keren seperti berolahraga demi membentuk atau memahat tubuh mereka dengan sempurna.
Tidak banyak orang yang tahu tentangku selain dua sahabatku yang menyebalkan. Yang sering gagal dalam urusan percintaan atau hubungan dengan lelaki. Ya, sama sepertiku. Namun aku punya kendali atas hidup yang kujalani. Karena dengan uang yang kuhasilkan, aku bisa membeli lelaki yang aku inginkan. Aku tidak perlu terlalu repot untuk menyematkan perasaan, karena hey, aku memiliki kuasa untuk memilih dengan siapa aku bisa bermain atau bersenang-senang.
Sex is more than relationship.
Aku lebih percaya ini, karena aku tidak perlu membuang waktu di hidupku untuk hal yang tak perlu atau mubazir seperti cinta. Banyak orang yang kelelahan dengan hubungan yang mereka mulai dengan cinta.
Coba kita survey, tanya kepada mereka yang sudah menikah. Berapa persen dari mereka yang kini sedang menanggung luka pahit, bosan, terpukul, tak bergairah menghabiskan waktu dengan pasangan yang itu-itu saja. Belum lagi kalau hubungannya tidak harmonis, saat sang lelaki memiliki kendali atau kuasa penuh atas istri.
Wah, aku yakin, kehidupan seperti ini akan sangat memuakkan. Dan itu harus dijalani hingga bertahun-tahun kemudian, dan kemudian, dan kemudian. Apakah hidup harus dijalani seperti itu?
Tentu saja, bagiku, A BIG NO. Aku, di usia 24 kini, ingin merasakan kehangatan dari banyak lelaki muda. Aku ingin merasakan gairah tanpa aba-aba, tanpa pretending, tanpa beban, tuntutan atau bahkan harapan. Aku ingin mereguk kenikmatan yang tak berbatas, hanya demi sebuah keyakinan, bahwa dunia memang baik-baik saja tanpa perlu merasa repot dengan urusan cinta.
Akan tetapi,
ternyata aku salah.Sebuah problema besar menantiku, bagaimana bisa aku menghadapinya, jika perasaan itu mendadak muncul dan mengambil peranan?
×××
"Hey dek,"
"Iya kak," seorang lelaki muda anak SMA baru saja keluar dari gerbang sekolah. Aku sudah memerhatikannya beberapa hari ini, karena terlihat sangat menarik perhatianku. Dia memiliki perawakan jangkung dengan dada bidang yang terlihat sangat mempesona. Aku yakin, followernya di media sosial cukup banyak. Lelaki muda zaman sekarang memang banyak yang terlihat menggairahkan.
"Kamu bisa bantu kakak?"
"Bantu apa kak?"
"Itu, ada beberapa barang berat di sana, kakak ga sanggup buat mengangkatnya. Tukang yang biasa membantu kakak, susah sekali dihubungi. Kakak kesal daritadi, gatahu lagi harus bagaimana. Dan kakak liat di sekitaran sini ada sekolah, dan kamu muncul dari gerbang. Melihat fisikmu, sepertinya kamu sangat kuat dek," bujukku memulai hal ini. Aku sudah menyiapkan skenario ini agar dia bisa ikut denganku hari ini. Semua skenario biasanya berhasil dengan sebuah pujian kecil. Manusia mana yang tidak suka dipuji kan?
"Oh begitu kak. Eh, emm, aku ga kuat-kuat banget kok kak, aku biasa aja. Tapi biar kucoba dulu, ayo kak, kita ke sana.."
Nah, oke. Dia mulai masuk dalam skenarioku. Aku harus membuatnya ikut denganku kali ini. Kita berjalan barengan menuju barang yang kutunjuk barusan dan dia kini sudah mulai mencoba mengangkat barang yang tergelatak di tanah itu.
"Nah... kamu beneran kuat, kan? Hebat." Aku tersenyum lebar, mengacungkan dua jempol.
"Ah, biasa aja kak. Segini mah ga terlalu masalah. Ga terlalu berat juga. Ayo kak, ini harus diangkat kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Hot Lovers
RomancePERINGATAN!! JANGAN DIBACA! (Membaca ini bisa membuat kamu mengerti sisi lain wanita: sebuah hasrat liar yang disembunyikan oleh mereka) Namaku Syakila Maharani. Sejak kecil sebatang kara hidup di panti asuhan. Namun karena aku terlihat aneh jelek d...