Pokoknya kalau mau baca cepet, di karyakarsa aja ya. Linknya di bio aku. Cuma goceng. Kalau ada 100 orang yang dukung di karyakarsa, aku bakal update di sini 2 bab langsung. Dan di karyakarsa bakal aku tambahin sampe bab 30. 😘😘
■■■
Pertama yang kulakukan setelah menahan mulut Sheryl adalah menutup pintu, agar orang lain di luar sana tak mendengar kehebohan yang terjadi. Mereka langsung memilih duduk-duduk di pinggiran kasur. Helda mengajak Gazriel bersalaman, sementara mata Sheryl masih terpaku pada Geraldi. Sheryl menatapnya dengan tatapan menggoda. Senyam-senyum sembari melambaikan tangan. Geraldi menanggapinya dengan senyuman balik.
"Wah, hari tenangku sekarang sempurna dirusak, diganggu empat orang sekaligus."
Mereka ga ada yang respon sama sekali, sibuk saling flirting. Astaga, aku sendiri jadi ga diacuhin. Parah!
"Hey, kalian denger ga sih? Aku berasa kayak jadi presenter pembawa acara take me out, anjir..."
Aku bersungut-sungut, sebal karena ga ada satu pun dari mereka yang gubris omonganku.
Masih saja diam, aku putus asa setengah berteriak, "hey, ada ga sih dari kalian yang dengerin aku?"
Aku berasa jadi tuan rumah yang tak dianggap. Kacau-balau sudah rencanaku. Aku harus segera menyusun strategi lain kalau udah begini.
"Eh, eh iya kak, aku dengerin..." sambut Gazriel akhirnya takut-takut.
"Aku juga..." sambung Helda tampak so' manis. Dia sedang berlagak manis di depan cowok yang diincarnya. Menjijikkan.
"Dan kalian berdua? Eh astaga..."
Sekarang Sheryl udah duduk-duduk berdua dengan Geraldi di meja makan, sambil nyemilin pizza yang kubeli.
"Ya ampun, jangan diabisin dong. Aku juga laper..." protesku saat kulihat hanya ada dua potong lagi pizza tersisa di meja makan. Aku langsung berjalan ke arah meja dan mengamankan dua potong pizza itu dengan tisu. Bodo amat kalau disebut tuan rumah rakus, aku harus segera menyelamatkan diriku sendiri dari kelapara sekarang.
"Yah, padahal gue masih pengen lagi..." Geraldi baru mulai bersuara kembali.
"Bodo, beli aja sono!"
"Yee... gue kaga bawa duit."
"Anjir, kere amat, minta adik kamu sono."
"Aku juga ga bawa uang kak," Gazriel langsung menyahut.
Duh, dua kakak-beradik ini, nyebelin gini jadinya. Lagian berani keluar rumah kok ga bawa uang, hadeuh....
"Tenang... biar gue yang beliin. Di aplikasi online 'kan Kil? Apa nama nya? ZaHut?" Sheryl bersuara, menyanggupi.
"Bukan. Itu lho ada pizza yang baru sekarang, yang udah viral di kota sebelah, dan baru buka kedai di kota kita. Buka cabang."
"Oh ZaNos..."
"Iya itu..."
"Oke deh, gue order ya. Lu mau dibeliin berapa coganku?" kata Sheryl sembari mengelus-elus dagu Geraldi. Aku sih udah kepengen muntah ya liat godaannya itu, lebih seduktif dari aku soalnya dia tuh. Sheryl emang udah paling 'aneh' kalau nemu cowok incarannya.
"Terserah kakak aja, seikhlasnya kakak.."
"WHAT?!!" aku langsung teriak sebel. Protes, mesji ga dikeluarin semua. Berani-beraninya dia manggil aku sesantai gue-elo, dan ke Sheryl barusan dia manggil kakak coba. Geraldi emang dengan sikapnya itu pantes menangin piala Oscar udah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Hot Lovers
RomancePERINGATAN!! JANGAN DIBACA! (Membaca ini bisa membuat kamu mengerti sisi lain wanita: sebuah hasrat liar yang disembunyikan oleh mereka) Namaku Syakila Maharani. Sejak kecil sebatang kara hidup di panti asuhan. Namun karena aku terlihat aneh jelek d...