25 I The Hot Boy from Nowhere

3.1K 50 1
                                    

Aku refleks menahan napas sejenak. Lumayan kaget sebenarnya dengan apa yang disampaikan Gazriel langsung di depanku. Udah kayak orang yang lagi duduk-duduk cantik, terus tetiba didatengin banyak orang rame-rame dan nyempil ada satu orang yang bilang: selamat, Anda mendapatkan uang kaget. Harus dibelanjakan habis dalam waktu 20 menit.

Sumpah ya, kalo aku boleh nego sama yang ngasih uang kaget, aku pengen belanjain semua uangnya online aja biar cepet. Kalau masih ada sisa, kupaksa beli reksadana online aja. Cape amat harus lari-lari ke pasar segala 'kan?

Oke fokus, balik sama yang ada di depanku sekarang. Gazriel barusan nembak aku dan saudaranya di luar nunggu, ngasih waktu hanya semenit.

Demi SpongeBob yang aku bingung kenapa bajunya pendek amat tapi keliatan cucok, kenapa aku baru kepikiran sekarang sih jawabannya?

Aku melepaskan jeratan tangan Gazriel di lenganku dan tersenyum. Lalu kuusap pipinya pelan-pelan, berusaha sekaligus menenangkan dirinya yang kuyakin sangat berdebar saat ini.

Hey, dia sendiri yang pernah berkata bahwa dia tak pernah berpacaran sebelumnya. Dan sekarang dia sedang menembakku? Seorang cewek yang malahan sudah tidur dengan banyak cowok lain dan dia juga tahu 'kan... Bahkan aku sudah tidur dengan kakaknya juga lho! Apa masih waras kalau aku nerima perasaannya dan merusak masa depannya?

Yah, namanya standar baku hidup orang Indonesia. Harus ribet mikirin bibit, bebet, bobot 'kan? Dan ketiganya aku kosong, ga ada kualitasnya sama sekali. Dia juga masih 16 tahun lho! Mungkin dia hanya sedang impulsif, hormonnya sedang bergejolak dahsyat saat ini hingga ia melakukan tindakan yang tiba tiba.

Dan... perlu diingat, ini semua bukan tujuan hidupku lho! Sejak awal aku tak ingin memiliki relationshit dengan siapa pun.

Jadi tak masalah, aku sudah memikirkan cara menghadapinya.

"Kamu pikir, kamu pantas bersanding sama kakak?"

Dia terperanjat, matanya membelalak. Kaget dengan kalimat yang barusan aku keluarin.

"Hey, hey, hey, tenang. Cup, cup, cup. Kakak ga bakal kasih kamu harapan palsu atau semacamnya kok. But here the things, jangan harapin hubungan apa pun sama kakak selain jadi teman tidur ya?"

Aku menekankan hal itu.

"So, sudah siap untuk pulang? Kakakmu udah nunggu!"

Aku hendak membuka pintu, tapi dia menahan, "tapi kak, aku serius!"

Aku sempat masuk terperangkap dalam matanya yang berbinar, kembali melihatku dengan tatapan memuja, namun aku segera sadar dan berbisik, "waktu kita ga banyak, Gazriel. Ayo pulang! Kita bahas lain waktu." Aku menegaskan kalimat terakhirku dan langsung membuka pintu. Kulihat Geraldi melipat dada dengan tampang muka sebal.

"1 menit 18 detik. Kelebihan!" ucap Geraldi agak masam.

"Terus kenapa kamu ga ngetuk?"

"Gue pikir... adik gue lagi berterus terang ya?"

"Tentang....?" aku memancing tanya dengan nada panjang.

"Ya, mungkin dia nembak ulang lo lagi."

"That's true, dear. You have good intuitive."

"Lo diterima ga?" tanya Geraldi langsung ke Gazriel. Kulihat Gazriel diam aja. Ga jawab.

"Oh, poor my bro! Yok pesta sampe mabok di rumah."

"Mama kalian ga marah emang?"

"Ya marah lah kalo tahu."

"Eh, Gazriel bisa mabok?"

"Ya kaga. Itu cuma metafora, ya ampun, serius amat Neng!"

Aku mendelik, memasang muka ingin 'menerkam' Geraldi. Dia tak acuh, langsung mengalihkan pandangan ke Gazriel, "Yok pulang!"

Brondong Hot LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang