27 I Punya Siapakah yang Lebih Panjang?

5.8K 52 3
                                    

Vote dulu sebelum baca yuk!

***

"Mm... boleh aku masuk kak?"

Aku langsung menengok ke belakang, menatap lekat ke mata Satya, meminta persetujuan. Bagaimana pun dia tamuku sekarang, aku harus memperlakukannya dengan baik. Meski ini tempatku sendiri, aku harus meminta pertimbangannya karena aku sendiri yang mengundangnya.

Syukurlah Satya tidak lemot. Dia berhasil menangkap sinyal yang kuberikan. Dia menganggukkan kepalanya. Aku tersenyum kepada Gazriel.

"Silakan," kataku singkat mempersilakannya masuk. Aku membuka pintu lebih lebar dan menutupnya setelah Gazriel sudah beneran masuk ke dalam.

"Kenalin ... namanya Satya," aku berkata sesantai mungkin. Mencoba rileks menghadapi apa pun yang akan terjadi setelah ini. Semoga Gazriel bisa menahan dirinya, begitu pula aku. Dan Satya, kupikir dia pandai urusan menahan diri. Meski dia melabeli dirinya kurang pintar dalam urusan sekolah, tapi selalu ada sisi dari manusia, yang justru ia pintar dalam hal hal di luar sekolah. Aku sangat yakin, Satya merupakan salah satu tipikal anak seperti itu.

Gazriel mengulurkan tangannya. Tepat saat Satya menyambut tangan tersebut dan menjabatnya, Gazriel berkata, "Gazriel."

"Satya."

"Kamu mau main sama Kak Kila sekarang?"

"Iya, kamu pernah main juga sama Kak Kila? Atau sekarang niatnya mau main juga?"

"Engga, aku hanya kangen."

Deg. Gazriel berkata terus terang, tanpa aba aba. Aku berusaha tak bereaksi, memperhatikan saja percakapan mereka berdua. Kalau sudah agak tidak beres, baru aku bisa ikut campur.

"Oh kangen ... pantes aja kamu dateng ke sini. Gimana rasanya bermain dengan kak Kila?"

"Nyenengin, ga bisa digambarin dengan kata kata rasanya."

"Wah, hebat banget berarti Kak Kila ya.." Satya mengerling kepadaku, berusaha menggoda. Aku hanya menyunggingkan senyum kecil. Berusaha terlihat santai.

"Kamu kenal Kak Kila dari mana?"

"Dari ... emang kamu kenal Kak Kila dari mana?"

Tak kuduga, ia sepertinya akan bermain main dengan Gazriel kali ini.

"Kenal di sekolah. Ga sengaja ketemu."

"Wah, kebetulan yang menyenangkan. Aku juga sama lho."

Kan, sudah kuduga. Satya sedang mempermainkan Gazriel. Ia lumayan lihai juga ternyata.

"Oh gitu ya... Permainannya udah sampe mana tadi? Aku ganggu dong!"

"Lumayan. Kita tadi udah sampai ciuman, sampe akhirnya kamu ngetuk pintu. Bubar deh."

"Oh gitu, maaf kalau gitu."

Gazriel menahan dirinya sebentar untuk tidak berbicara lagi, sampai akhirnya ia bicara padaku.

"Kak, aku kangen."

Dia berkata tiba tiba. Aku sangat kaget mendengar ucapannya. Dia kenapa jadi sensitif seperti ini sih?

"Pernah denger kalo kangen itu cuma bagi yang ga percaya diri?"

"Iya kak, dan sekarang aku emang lagi ga percaya diri. Cowok di depanku ini, rasanya lebih ganteng dari aku."

Ya ampun ... imut banget sih Gazriel ini. Kalau aku tak bisa menahan diri, sedari tadi sudah kuingin cubit pipinya gemas. Selalu begitu tiap kali aku melihat Gazriel. Dia ga cuma terlihat tampan, tapi dia menggemaskan. Wajahnya, sikapnya, gerak geriknya. Apa pun itu tentangnya selalu membuatku ingin mengacak rambutnya, atau mencubit gemas pipinya.

Brondong Hot LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang