15 I Touched

6.6K 65 2
                                    

Mari kita lihat jawaban apa yang akan diberikan Sheryl. Sudah bisa ditebak sih jawabannya seperti apa 'kan? Dari awal dia sudah menginginkan Geraldi. Dan kita semua di ruangan ini sudah pasti mengetahuinya, termasuk Geraldi sendiri.

Aku hanya menjebaknya dengan sebuah pertanyaan yang harus dijawabnya jujur. Bukan sekadar dia menyukai siapa, tapi dia ingin 'memangsa' siapa.

Pertanyaan itu akan membuatnya lebih hati-hati dalam menjawab, --dan tentu saja-- hal yang kuinginkan dari dia sejak awal. Daia harus berusaha agar sedikit 'berpikir'. Salah sendiri sedari awal mencari gara-gara denganku, bukan?

"Sher... gimana? Udah ada jawabannya?"

Helda bertanya pelan-pelan, berusaha menyikapi situasi ini dengan bijak. Wajar saja, ini pertanyaan yang memang mudah sekali dijawab jika kita hanya sedang bertiga. Sheryl yang blak-blakan untuk mengatakan apapun isi pikirannya, akan mampu mengatakan siapa lelaki yang ia ingin tiduri. Tapi tidak dengan kondisinya saat ini, dia harus mengatakan semua itu di depan lelaki asing yang belum begitu dikenalnya.

"Eh.. bentar, bentar, bentar. Biar gue pikirin dulu." Dia mulai melihat ke arah dua lelaki tersebut. Mencoba mengatakan apa yang ingin dia pikirkan.

"Kil, ini beneran gue harus jawab?"

Dia mengalihkan pandangannya kepadaku dan menanyakan hal itu.

"Emang harusnya digimanain? Dipanggang biar jadi pizza?"

"Kalo gitu, boleh meminta sedikit bantuan?"

"Hah, bantuan apa? Bukannya ga ada bantuan-bantuan ya dalam permainan ini?"

Aku bertanya sedatar mungkin. Tidak bermaksud apa-apa. Hanya pengen tahu yang dia pikirin aja sih.

"Eum, gimana ya ngomongnya? Kalo gitu... boleh gue bisikkin ke Helda dulu ya sebagai pembawa acara permainan ini?"

"Gimana menurut kalian?" Helda bertanya ke kami berempat. Aku sih, karena dia teman baikku, akhirnya mengangguk aja. Ga masalah. Lalu kulihat Gazriel dan Geraldi yang bertatap-tatapan. Aku bisa melihat saat mereka akhirnya mengambil putusan dengan menganggukkan kepala mereka.

"Oke, aku dengerin dulu apa yang Sheryl butuhin yaa..."

Lalu Sheryl mulai mendekatkan bibirnya ke kuping Helda. Ia mulai berkomat-kamit, mencoba mengatakan apa yang ia pikirkan sedari tadi.

Kening Helda mengerut, menatap kedua lelaki di hadapannya. Lalu dia tersenyum - senyum sendiri, bahkan menahan tawa. Pasti ada ide konyol yang disampaikan Sheryl kepadanya. Aku sudah bisa menangkap dengan jelas bahasa tubuh yang mereka gunakan.

"Guys..." Helda mulai berbicara saat proses bisik-bisik itu udah selesai. "Sebenarnya aku sendiri setelah ngedenger permintaannya Sheryl, aku pikir ini ga ngelanggar aturan main kok. Tapi emang agak sedikit nakal sih ya, mengingat pertanyaannya juga memang agak nakal.."

Helda mengedikkan sebelah matanya kepadaku sambil senyam-senyum. Dia juga seperti sedang menahan tawa.

"Silakan diputuskan ya, setelah aku bilang ke kalian. Jadi permintaan Sheryl itu..." dia menatap ke arah Sheryl, meminta dulu persetujuannya untuk mengatakannya sekarang juga. Saat Sheryl terlihat setuju dengan menganggukkan kepalanya, Helda melanjutkan, "ia minta buat Geraldi dan Gazriel buka bajunya dulu bentaran. Ia pengen rasain degup jantungnya sendiri, berdebar lebih kencang yang mana, apakah saat menyentuh dada Gazriel atau saa menyentuh dada Geraldi."

"Buahahhahaha..." aku ketawa keras. Ga bisa mengontrol diri. Sumpah ini lucu banget! Aku ga bisa bayangin saat Sheryl bener-bener ngelakuin itu sama mereka. Dia bener-bener punya sisi liar yang ga pernah bisa kuduga.

Brondong Hot LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang