8. Ada apa-apa?

32 2 1
                                    

Beri kritik, saran yang membangun, vote, comment, dan share cerita ini, terima kasih.

Bastian terlampau terkejut sampai tak memperhatikan tangannya menaruh helm kesayangannya di atas motor. Kenangan ataupun harga yang ia perjuangkan terlupakan karena melihat Regan beserta penumpangnya pagi ini. Hampir dua tahun penumpang Regan tercatat hanya lelaki, sekalinya terisi perempuan apalagi Benaya Citra si cewek yang masih ia curigai, menarik banyak spekulasi di kepalanya. Semua tersimpulkan kalau mereka... ada apa-apa.

"L-lo berdua?" Bastian tergagap, mengacungkan telunjuk ke arah mereka yang berjarak tiga motor dari posisinya.

Naya sengaja membuang muka dari Bastian saat melepas helm. Menjadikan Regan yang tengah berkaca merapikan rambutnya sebagai objek penglihatan.

Bastian yang dibiarkan menjadi penonton diliputi rasa kesal dan penasaran yang semakin menggunung, berniat menghampiri. Sayangnya langkah pertamanya justru berakhir membentur spakbor motornya sendiri. Cowok berhoodie maroon itu spontan mengaduh, menyuarakan rasa sakit yang bisa merebut perhatian dua orang di hadapannya.

"Kenapa, Bas?" Regan bertanya. Ekspresinya yang benar-benar tak tahu apa yang terjadi membuat Bastian kesal bukan main.

"Nggak, nggak papa." Bastian menjawab sewot, lalu keluar dari kukungan motor ke tempat yang lebih leluasa melanjutkan penyelidikannya. "Lo berdua kok, bisa bareng?"

"Motor gue macet, terus nggak sengaja ketemu di jalan." Bastian terlihat tak begitu percaya, Naya lantas berdecak. Siapa juga yang bisa langsung percaya kalau sudah lebih dulu curiga?

"Regan, kartunya tadi mana?" Naya meminta kartu nama bengkel motor yang tersimpan di saku jaket Regan lalu mengacungkannya di samping wajah. Bibirnya tersenyum sekilas melihat ekspresi Bastian seperti menelan kecewa.

"Regan, thanks ya." Ucapan Naya yang cepat membuat Regan tersentak dari posisi pengamatnya. Belum sempat cowok berjaket bomber biru donker itu memberi balasan, Naya lebih dulu pamit sambil menatap keduanya bergantian.

"Gue duluan, ya." Naya seperti buru-buru. Dua cowok itu nyaris melongo, bedanya jika Bastian masih merasakan kejanggalan, Regan justru menahan senyum. Tergelitik dengan tingkah Naya yang menurutnya lucu.

"Lo berdua ada apa-apa?" tanya Bastian hati-hati, sedikit tak enak. Takut kalau tindakannya mengejar fakta atas dugaannya menyinggung Regan.

Regan termenung, menyorot kosong pada jalur dimana Naya hilang dari pandangan. "Tadi cuma nggak sengaja ketemu di jalan waktu motor dia macet," Mungkin Naya masih ingin bersembunyi. Publikasi hubungan mereka masih belum disepakati, ya atau tidaknya orang lain tahu Regan tak ingin mengambil keputusan secara sepihak.


•●Sakya Citra●•

Regan menoleh begitu mendengar suara pintu kelas sebelah terbuka. Ia menyudahi kegiatannya bermain ponsel dan berdiri dari kursi depan kelasnya yang ia duduki lima menit lalu.

"Woi, Gan, nungguin Naya?" Bastian keluar setelah guru pengajar, melempar pertanyaan retoris ketika melihat Regan. Ia tak ingin memusingkan kepala tapi dugaan yang mulai terlupakan karena terbantahkan tadi, kembali datang membawa kasus lain.

"Iya." Usai menjawab Regan menemukan Naya diantara lalu lalang orang.

"Tuh, Naya udah keluar. Gue duluan, ya buru-buru soalnya."

SAKYA CITRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang