Adeknya gemesin ya?
Regan terkekeh sendiri seusai mengirimkan sebuah foto kepada Naya. Sembari menunggu balasan, dia lanjut mengamati notebook berukuran 13×9 cm itu.
Written to be immortalized
Begitulah judul di halaman pertama setelah foto kecil pemiliknya berada di balik sampul. Wow, ia membatin. Dari sana Regan semakin penasaran setelah memastikan bahwa nama pemilik yang disebutkan pelayan cafe adalah Naya nya.
FUN PLANS!
Ini mungkin bagian paling istimewa dari semua isinya yang kebanyakan berupa catatan harian. Dari judul beserta hiasan lettering telah membuatnya merepresentasikan hal menyenangkan yang diinginkan ataupun telah dilakukan Naya.
Let's do something fun!
Punya piano
Vacation bertiga
Night ride and hunting fotoRegan membacanya sampai pada penutup berupa 'Library date'. Ada beberapa yang ditandai, sepertinya telah diwujudkan dan Regan tersenyum mengingat beberapa hal itu dilakukan dengannya. Beralih ke halaman selanjutnya, mulutnya spontan terkekeh.
Nyicil sama temennya dulu, pasangannya nggak tau kapan. Kasian kalau kelamaan nunggu :(
InkaDate semua! Dia nggak inget kalau dunia dia isinya baru family and friends, belum ada boyfriend.
AzaniDrtt
Dari getaran itu saja, Regan sudah yakin kalau balasan Naya telah masuk.
Punya guee
Jangan dibukaNama Naya langsung masuk memenuhi layar ponsel. Dengan senyum lebar Regan menggeser sebuah tombol dan menempelkan ponsel ke telinga.
"Hallo?" sapanya pertama kali, disambut rengekan Naya.
"Regan…."
Cowok itu tersenyum sampai menimbulkan suara dari hidung. "Iya?"
"Bukunya ada di mana?"
"Ini gue pegang."
"Kok bisa sama lo?" Nada bersungut Naya Regan balas dengan santai.
"Dapet dari waitress cafe. Ketinggalan, ya? Untung gue yang dapet kalau nggak, bukan gue yang liat foto gemesin pemiliknya."
Naya membenamkan kepala ke bantal menyembunyikan wajahnya yang memerah. Menarik napas kuat dia kemudian berbicara. "Oke makasih. Tapi jangan dibuka lebih lanjut."
"Kok nggak boleh?"
"Ya pokoknya nggak boleh."
"Sedikit juga nggak boleh?" Padahal diam-diam Regan membalik lembarannya lagi.
"Nggak!" balas Naya tegas.
"Oke." Jawaban pendek Regan justru menimbulkan kecurigaan apalagi setelahnya cowok itu diam.
"Lo...belum liat, kan?"
"Belum semua. Ini baru mau nutup bukunya karena udah sampe di halaman terakhir. Besok gue kasih."
•●Sakya Citra●•
Baru ujian kali ini Naya tak suka dengan sistem pembagian ruangan, dimana satu kelas dibagi dua dari absen atas. Yang membuatnya satu ruangan dengan Anya dan tiga antek-anteknya. Coba kalau berdasar absen genap ganjil, setidaknya Anya hilang.
Cemennya mereka hanya berani beraksi ketika orang yang berkemungkinan menjadi tameng Naya --Bastian dan Alfian-- tak ada. Setelah tahu kemarin bagaimana, Naya mendengus malas mengetahui kedatangan Zahra bersama dua pasukan dari ekor mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKYA CITRA
Teen FictionAwalnya Regan menganggap Naya biasa, sama seperti perempuan kebanyakan yang tak ia perhatikan lebih. Mengabaikan kecantikan Naya dan pamornya di Persada yang mudah membuat cowok bertekuk lutut, tapi perasaan itu bisa dinamis. Ia tak tau kalau akhirn...