8. Huit

5.3K 463 51
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Jennie masih ingin mendengar lanjutan kalimat yang akan Lisa ucapkan, sehingga ia bertanya lagi kepada kekasihnya terkait apa yang akan Lisa katakan.

"Iya kau. Kau kenapa sayang?"

"Sekali lagi kutanya, jika aku tidak seperti yang kau bayangkan, apa kau akan tetap menerimaku?"

"Tentu sayang. Aku bisa menerima segala hal darimu, kecuali pengkhianatan. Tapi kau juga harus menerima pengakuanku nanti"

"Baiklah. Aku menerimanya sayang"

"Katakan"

"Kau percaya tidak bahwa ada perempuan yang berkelamin pria?"

"Percaya saja, banyak orang yang melakukan operasi. Wae?"

"Ani.. Bukan itu, masalahnya ini tercipta sejak aku terlahir"

"MWO? KAU? Kau benar-benar memilikinya? Apa itu semacam kelainan atau apa?"

"Kurasa begitu"

"..." mata Jennie terbuka lebar, ia menutup mulutnya dan menatap Lisa dari ujung rambut hingga ujung kakinya.

Lisa mengangguk dan menggigit bibir bawahnya khawatir. "Apa kau masih menerimaku?"

"Wait. Biarkan aku berpikir, aku masih harus berpikir"

"Ahm.. Sebenarnya aku merasa tidak pantas denganmu Jennie, kau sangat sempurna, sedangkan aku.."

Jennie menutup bibir Lisa dengan telunjuknya. "Itu tidak masalah bagiku. Tapi, apa itu sungguh bekerja dengan baik?"

"Sangat! kau mau mencobanya?"

"YAK!"

"Hahaha.. Aku bercanda sayang. Kau menerimanya?"

"Tentu, itu hadiah bagiku"

"Hadiah? Kau tidak takut padaku?"

"Kau orang yang sangat menyayangiku dengan tulus, kenapa aku harus takut padamu?"

"Bukankah aku terlihat sangat aneh?"

"Kau terlihat sangat spesial sayang" Jennie memeluk Lisa, ia mengusap punggungnya.

"Kau benar-benar menerimaku sayang?"

"Iya bawel. Kau bawel sekali hm?"

"Gomawo. Aku lega sekarang. Tidak ada lagi sesuatu yang kusembunyikan darimu, lalu apa yang ingin kau katakan, Jennie?"

"Tapi janji, kau tidak akan meninggalkanku setelah kau mendengar semuanya"

"Jika itu sebuah pengkhianatan, aku tidak ragu untuk meninggalkanmu. Aku juga sama sepertimu, paling benci dengan pengkhianatan"

"Kau sudah tahu bahwa aku benci pengkhianatan, untuk apa juga aku melakukan itu?"

"Arasseo, lalu apa yang ingin kau katakan sayang? Bicaralah" Lisa menangkup kedua pipi Jennie, lantas membelainya.

"Jangan marah em?"

"Iya, bicaralah"

Jennie mengusap wajah Lisa, menyentuh area pelipisnya yang dulu pernah terluka.

Ma Moitié ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang