15. Quinze

4.4K 369 76
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Tik.. Tik.. Tik..

Suara tetesan air infus yang terjatuh menunggu giliran teresap ke dalam urat yang mengaliri tubuh Lisa.

Gadis tampan itu sedang tertidur dengan sahabatnya yang senantiasa menemaninya semenjak kejadian berlangsung.

Rose tertidur di kursi dekat ranjang tempat Lisa berbaring, menjaga Lisa namun tertidur juga karena malam telah larut.

2 hari Lisa berbaring di ranjang rumah sakit, lengkap dengan penyangga bahu arm sling di tangan kanannya.

Pukul 22.23 keduanya tidur lelap dengan posisi yang seadanya hingga tidak menyadari pintu terbuka dan 2 orang masuk dengan tergesa.

Jennie menangis ketika tiba dan melihat Lisa langsung dengan mata kepalanya. Ia menyisir ranjang dan menangis penuh penyesalan.

Jisoo menahan tangisan Jennie agar tidak membangunkan mereka. "Jangan berisik, dia sedang istirahat"

"Eonni.. Lisa.. Dia bilang padaku untuk tidak khawatir dengan keadaannya, tapi apa yang aku lihat saat ini sangat melukai hatiku. Dan arm sling itu terpasang, tangannya digips eonni artinya luka Lisa sangat serius eonniii.. hiks.." ungkapnya mengecilkan suara namun tidak bisa.

"Jenn tenanglah. Kau diam di sini atau duduk di sofa. Aku akan memindahkan Rose dulu agar posisi tidurnya lebih baik"

Jisoo memangku Rose dan memindahkannya ke sofa. Terasa ada yang mengangkatnya, Rose pun membuka mata dan menatap siapa yang memangkunya dengan penuh tenaga. Ia memeluk Jisoo dan mengecup pipinya.

"Kau terbangun?" tanya Jisoo dan membaringkan Rose di sofa, namun Rose memilih untuk duduk di sana.

"Kalian sudah selesai? Konsernya sudah digelar dan semua berjalan dengan lancar 'kan? Semua aman dan baik-baik saja 'kan babe? Eonni?" tanya Rose dan keduanya mengangguk.

Jennie mendekati Rose dan bertanya "Kenapa kau bohong padaku Rosie? Kau bilang Lisa baik-baik saja sebelum aku memulai konser. Tapi nyatanya? Kenapa dia bisa sampai digips seperti itu Rose? Apa lukanya serius? Dan bagaimana dengan bahunya yang berdarah?"

"Maafkan aku eonni, aku bukannya tidak mau berkata jujur padamu atau memberitahumu yang sebenarnya, tapi Lisa yang memaksaku untuk berbicara demikian. Dia tidak mau pikiranmu terbagi padanya, dan kau tidak fokus nanti, maka dari itu aku mengatakan semua baik-baik saja agar konsermu juga berjalan baik-baik saja. Mianhae eonni"

"Lalu bagaimana dengan lukanya Rose? Apa yang dokter katakan hingga Lisa menggunakan arm sling?"

"Em, dokter mengatakan bahunya cedera, dan lukanya sudah dioperasi kecil sebelum dia digips eonni. Dokter juga mengatakan bahwa bahunya sedikit bergeser tapi untungnya tidak patah, hanya sedikit bergeser. Maka dari itu dokter memakaikan gips untuk pemulihan bahu dan tangan Lisa, eonni"

Jennie menutup mulutnya dan menangis sejadi-jadinya, namun ia berusaha untuk menahan suaranya agar tidak membangunkan Lisa.

"Eonni maafkan aku, semua ini salahku"

"Berhenti menyalahkan dirimu sendiri sayang"

"Tidak Rose, ini bukan salahmu, sungguh. Ini hanya keegoisanku. Jangan menangis, ini bukan salahmu, ini kecelakaan" Jennie memeluk Rose dan mengusap punggungnya, untungnya pikiran Jennie sudah sedikit tenang sekarang.

Ma Moitié ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang