03

428 56 3
                                    

Tekan tombol bintang "⭐" untuk vote jika berminat ><
Happy reading 💜

───────────────

UKS~

"Yeji!"
"kamu udah sadar?" tanya Ryujin dengan raut wajah khawatir.

"lo gapapa, Ji?" tanya Yeonjun.

"aku gapapa kok, cuma pusing dikit"

"tadi kita panik banget tau gak sih, Ji"
"tapi kamu beneran gapapa kan?"

"iya aku gapapa kok, Ryu"

"dasar cewek genit!"
"gue yakin dia sengaja lempar bola ke kepala lo karena lo itu pacarnya Hyunjin" ucap Yeonjun kesal.

"bener banget, kalau tadi kamu gak pingsan, aku pasti udah gelud sama cewek genit itu" ucap Ryujin penuh emosi.

"udah udah...mungkin Yiren emang beneran gak sengaja lempar bolanya" ucap Yeji yang masih mencoba untuk positif thinking.

"kamu itu terlalu baik, Yeji"

"iya dong, karena Yeji itu sahabat gue" ucap Yeonjun dengan sangat bangga.

"emang gue bukan sahabat lo, huh?" tanya Ryujin.

"bukan"

"sialan lo" ucap Ryujin yang kesal dengan jawaban Yeonjun.

"aaa...tapi kalian berdua itu sahabat kesayangan aku" ucap Yeji sambil memeluk kedua sahabatnya itu.

"lo gak mau pulang aja, Ji?" tanya Ryujin yang masih cemas dengan kondisi temannya itu.

"nggak perlu Ryu, nanti yang ada papa aku khawatir lagi"

"tapi nanti kalau kamu mau pulang inget kasi tau aku atau Yeonjun, oke?"

"iya Ryu, makasi ya"

•••

Agar sakit kepalanya segera hilang, Yeji memutuskan untuk duduk di taman sekolah agar bisa mendapat udara segar.

"bengong mulu nih temen gue" ucapan Yeonjun membuat Yeji tersadar dari lamunannya.

"eh...lo bikin gue kaget aja" ucap Yeji yang masih memegang dadanya karena kaget.

"ngapain bengong? kepala lo masih sakit ya?"

"iya masih sakit dikit"

"lo gak mau ngasi tau Hyunjin tentang kejadian hari ini?"

"nggak"

"kenapa?

"ini cuma luka kecil, aku gak mau bikin Hyunjin repot"

"tapi gue yakin Yiren sengaja lempar bola itu ke lo, Ji"

"walaupun Yiren sengaja lempar bola itu, gue tetap gak masalah Jun. Toh itu udah terjadi kan? gak ada gunanya buat marah-marah sekarang"

"ih...temen gue bijak banget sih. Gue jadi terhura"

"gak usah lebay deh"
"btw Ryujin mana?"

"mana gue tau tu anak dimana. Bagus juga dia gak ada disini, kalo dia disini bisa-bisa gue gelud mulu sama dia"

"stt...gak boleh ngomong gitu Jun, nanti lama-lama lo suka lagi sama Ryujin" ucap Yeji dengan tawa kecil.

"gak mungkin lah, itu gak akan pernah terjadi"

"hahah...tapi nanti kalau kalian beneran jadian, lo harus traktir gue loh, Jun" ucap Yeji sambil tertawa puas.

"bagoss...ejek aja terus temen lo ini" ucap Yeonjun yang sudah mengerucut kan mulutnya.

"ululu...temen gue gemes banget sih" ucap Yeji sambil mencubit pipi temannya itu karena gemas.

"adoh...sakit woy" ucap Yeonjun sambil mengusap kedua pipinya sedangkan Yeji hanya tertawa melihat tingkah Yeonjun.

Di tengah interaksi kedua sahabat itu, Bomin yang melihat kedua nya hanya bisa merasa bersalah karena ia tidak pernah melihat Yeji tertawa seperti itu saat bersama Hyunjin.

•••

Rumah Yeji~

ding...dong...

"selamat datang tuan" sapa salah satu pelayan saat majikannya itu pulang.

"dimana Yeji?" tanya Chansung yang tidak melihat keberadaan putrinya.

"nona ada di kamarnya, tuan"

"kenapa dia tidak turun? apa terjadi sesuatu?" tanya Chansung curiga.

"t-tidak ada tuan" ucap pelayan itu gagap karena Yeji sudah meminta nya untuk tidak memberitahu tentang apa yang sudah menimpa Yeji tadi di sekolah.

"aku akan memeriksanya sendiri" ucap Chansung yang langsung beranjak ke kamar putrinya itu.

tok...tok...tok...

"sayang?" ucap Chansung saat membuka pintu kamar Yeji.

"iya, pa"

"kamu kenapa gak turun ke bawah, hm?"

"Yeji lagi capek, pa. Jadi Yeji mau istirahat"

"kenapa kamu sembunyiin kepala kamu, huh?"
"ayo tunjukin kepala kamu, sayang" ucap Chansung yang melihat Yeji menutupi kepalanya dengan selimut.

"anu...Yeji emang suka tidur sambil nutupin kepala, pa"

"sejak kapan kamu punya kebiasaan baru ini?"

"i-itu...s-sejak..." Yeji tidak mampu menjawab pertanyaan papanya itu.

"berhenti bohong sama papa dan tunjukin kepala kamu" ucap Chansung yang langsung menarik selimut dari kepala putrinya itu.

"papa jangan-" namun sudah terlambat karena selimut itu sudah terlepas dari atas kepala Yeji.

"apa-apaan ini, huh?!"
"kenapa dahi kamu bisa merah gini, sayang? Siapa yang bikin dahi kamu jadi gini, huh?"

"anu...t-tadi pas jam olahraga salah satu temen Yeji gak sengaja lempar bola basket ke kepala Yeji, pa" ucap Yeji terbata karena takut papanya ini marah.

"kenapa bisa gitu sih?"
"siapa nama teman kamu itu, huh? Biar papa yang temuin dia besok di sekolah kamu"

"g-gak perlu pa, Yeji gapapa kok" ucap Yeji membujuk papanya itu.

"tapi dahi kamu sampai merah gini, sayang. Gimana kalau kita ke rumah sakit, ya?"

"gak usah pa, ini udah gak sakit kok"

"tapi-"

"Yeji beneran gapapa, pa. Papa gak perlu khawatir, ya?"

"kamu itu keras kepala banget sama kaya mama kamu"

"iya dong, kan aku anak mama sama papa" ucap Yeji dengan senyuman di wajahnya.

Chansung hanya bisa mengikuti permintaan putrinya ini karena Yeji adalah satu-satunya peninggalan berharga yang almarhum istrinya tinggalkan.

••💜••

Apakah ortu kalian satu tipe dengan papa Chansung? 😳

───────────────────

To be continued...

Your Reason | Hyunjin Yeji✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang