14

338 57 5
                                    

Tekan tombol bintang "⭐" untuk vote jika berminat ><
Happy reading 💜

───────────────

Akhirnya perjuangan Yeji agar tidak bertemu dengan Hyunjin berjalan dengan lancar dan sekarang saatnya pulang, Yeji yakin ia tidak akan berpapasan dengan Hyunjin saat jam pulang kantor.

Ryujin dan Yeonjun sudah pulang terlebih dahulu karena mereka ada urusan, sedangkan Yeji harus ke Rumah Sakit setelah ini.

"ayo Yeji, percepat langkahmu agar hal yang kau takutkan tidak akan terjadi" ucap Yeji dalam hati.

"bagaimana kabarmu?" langkah kaki Yeji terhenti saat mendengar suara orang yang seharian ini ia coba hindari.

Yeji hanya bisa mematung saat melihat Hyunjin sudah ada di depannya.

"yah...sepertinya kabarmu sangat baik setelah apa yang sudah terjadi enam tahun lalu" ucap Hyunjin dengan smirk di wajahnya.

"sa-saya-"

"apa kau senang setelah membuang seorang Hwang Hyunjin enam tahun lalu?" bisikan Hyunjin di telinga Yeji membuat Yeji sangat terkejut.

"...." Yeji benar-benar tidak bisa membuka mulutnya.

"baiklah, sekarang kau harus pulang mungkin saja seseorang sedang menunggumu di rumah"
"oh...apa itu laki-laki yang membuat kau membuangku?" Hyunjin dengan sengaja memanas-manasi Yeji lalu pergi begitu saja.

Yeji hanya bisa mematung setelah Hyunjin pergi sambil mengepalkan tangannya.

"apa selama ini kamu ngira aku pergi meninggalkanmu karena laki-laki lain, Jin?" pemikiran Yeji membuat hatinya semakin terluka.

•••

Setelah kejadian yang terjadi di kantor, Yeji berjalan menuju Rumah Sakit dengan air mata.

Hatinya sangat terluka karena Hyunjin berpikir bahwa Yeji pergi meninggalkannya karena laki-laki lain. Tapi Yeji tidak bisa menyalahkan Hyunjin, karena satu-satunya orang yang membuat semua masalah ini adalah dirinya sendiri.

Di tengah langkahnya, Yeji melihat seorang wanita yang akan menyebrang dan ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi. Yeji pun berlari untuk menyelamatkan wanita itu.

"tin....!"

Hanya itu yang Yeji ingat sebelum ia kehilangan kesadarannya.

•••

"nona?"
"nona baik-baik saja?" tanya seorang wanita saat Yeji membuka matanya.

"akh..." Yeji memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing.

"tolong jangan bangun dulu, nona harus banyak istirahat" ucap wanita itu yang Yeji yakini adalah wanita yang sudah Yeji selamatkan.

"maaf, apa nyonya adalah orang yang sudah saya selamatkan?" tanya Yeji memastikan.

"ah...iya, nama saya Hwang Tiffany. Nona bisa memanggilku Tante Fany" ucap wanita bernama Tiffany itu sambil tersenyum.

"baiklah...apa tante baik-baik saja?"

"berkat nona, saya baik-baik saja"
"saya minta maaf, karena saya nona jadi terluka seperti ini"

"tidak apa-apa, luka ini juga tidak parah, hanya beberapa luka lecet dan luka di dahi" ucap Yeji.

"apa nona punya keluarga? Saya ingin meminta maaf pada keluarga nona karena sudah membuat nona terluka"

"ah... maaf tan, saya harus segera pergi" ucap Yeji tiba-tiba karena ia ingat harus mengunjungi papanya.

"tapi nona, dokter mengatakan nona harus istirahat" ucap Tiffany.

"tidak apa-apa tan, ini urusan yang sangat penting jadi saya harus segera pergi" ucap Yeji yang buru-buru melepas infus di tangannya.

"terimakasih banyak karena tante sudah membawa saya ke rumah sakit, sampai jumpa" ucap Yeji sopan sebelum ia pergi.

"tapi-" ucapan Tiffany terhenti karena Yeji sudah pergi.
"ah...aku bahkan tidak tahu siapa nama nona itu" gumam Tiffany.

"nona!" Mikyung berteriak memanggil Yeji saat melihat majikannya itu berjalan sambil menahan sakit.

"bibi Mikyung? Kenapa bibi ada disini?" tanya Yeji.

"apa maksud nona? Ini kan rumah sakit tempat tuan Chansung di rawat"

"ah...ternyata ini rumah sakit yang sama" ucap Yeji yang sejak tadi tidak menyadari bahwa ini rumah sakit yang sama tempat papanya di rawat.

"apa yang terjadi pada nona? Kenapa nona bisa sampai terluka seperti ini?" tanya Mikyung dengan wajah khawatir.

"aku baik-baik saja, Bi. Tadi aku mengalami kecelakaan kecil, hehe" ucap Yeji sambil tertawa kecil.

"kenapa nona masih bisa tertawa di saat nona terluka seperti ini" omel Mikyung tak habis pikir.

"ayo kita ke ruangan papa" ajak Yeji.

"tidak, sebaiknya saya mengantarkan nona pulang. Nona harus istirahat" ucap Mikyung.

"tidak perlu bi, aku harus-"

"tidak ada tapi-tapian nona, tuan akan sedih saat melihat nona terluka seperti ini"

"baiklah" pasrah Yeji karena perkataan Mikyung ada benarnya.

•••

Hyunjin home~

ding...dong...

"se-selamat datang nyonya besar" sambut salah satu pelayan terbata karena terkejut.

"kenapa? Apa kau terkejut melihatku?" tanya Tiffany sambil tertawa.

"maafkan saya nyonya" ucap pelayan itu.

"tidak apa-apa, apa Hyunjin-ku ada di rumah?"

"tuan muda ada di kamarnya, nyonya" jawab pelayan itu.

"mama?!" ucap Hyunjin yang baru saja turun dari kamarnya.

"my son...how are you?" ucap Tiffany saat melihat putra nya itu.

"mama balik dari New York kenapa gak ngabarin Hyunjin sih?" tanya Hyunjin yang sedikit kesal.

"ini kan surprise buat anak kesayangan mama" ucap Tiffany.

"tapi kenapa mama baru sampai selarut ini?" tanya Hyunjin penasaran.

"iya...tadi mama mendapat sebuah kecelakaan kecil"

"kecelakaan?! Dimana?! Kenapa mama gak nelpon Hyunjin?!" Hyunjin melontarkan banyak sekali pertanyaan.

"tenang sayang, berkat seseorang mama baik-baik saja"

"seseorang?"

"yah...tadi ada seorang perempuan yang menolong mama dan akhirnya wanita itu yang terluka"

"lalu? Bagaimana keadaannya?"

"dia sudah baik-baik saja sekarang. Wanita itu mungkin seumuran denganmu, dia sangat cantik dan baik hati" jelas Tiffany.

Mendengar penjelasan mamanya, entah kenapa Hyunjin teringat dengan Yeji. Apa mungkin ini hanya perasaannya saja?.

••💜••

Ehh Yeji ketemu sama calon mama mertua 🤭.

───────────────────

To be continued...

Your Reason | Hyunjin Yeji✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang