09

362 50 12
                                    

Tekan tombol bintang "⭐" untuk vote jika berminat ><
Happy reading 💜

───────────────

"pagi papa~~" dengan gembira Yeji menyapa papanya itu saat di meja makan.

"...." tidak ada jawaban karena Chansung sedang melamun.

"pa..." ucap Yeji sambil memegang pundak papanya itu.

"eh...iya sayang, kenapa?" ucap Chansung yang terkejut.

"papa kenapa sih belakangan ini sering melamun? ada masalah ya?" tanya Yeji yang khawatir dengan kesehatan papanya.

"ng-nggak kok, semua baik-baik aja" elak Chansung.

"papa gak bohong kan?" tanya Yeji yang masih curiga.

"papa gak bohong, sayang"

"oke kalau gitu"
"Yeji pamit ke sekolah ya, pa"

"iya sayang, hati-hati ya" ucap Chansung dengan senyuman di wajahnya agar putrinya itu tidak khawatir.

Chansung tidak akan mau membiarkan Yeji mengetahui masalahnya saat ini dan membuat putrinya itu khawatir.

•••

Sebenarnya hari ini Yeji ke sekolah hanya untuk bertemu teman-temannya sebelum pengumuman kelulusan yang akan di laksanakan dua hari lagi.

"Yeji!" Hyunjin menyapa kekasihnya itu dengan riang gembira.

"..." tetapi Yeji tidak menjawab sama sekali.

"sayang" Hyunjin menepuk pundak Yeji agar ia tersadar dari lamunannya.

"ya?"

"kamu kenapa melamun, hm?"

"gapapa kok"

"bohong"
"aku ada salah ya?"

"nggak ada"

"atau mungkin kamu marah karena kita jarang ketemu? iya?"

"aku gak marah sama kamu, Jin"

"terus kenapa kamu melamun?"

"aku cuma khawatir sama papa aja, belakangan ini papa sering melamun"
"aku takut papa lagi ada masalah tapi dia gak mau cerita" jelas Yeji pada Hyunjin.

"mungkin papa kamu cuma lagi capek aja, Ji. Kamu jangan mikir aneh-aneh dulu, ya?"

"iya juga sih"

"papa kamu pasti baik-baik aja, jadi kamu gak perlu khawatir"

"semoga papa beneran baik-baik aja" ucap Yeji dalam hati.

•••

Rumah Yeji~

ding...dong...

"n-nona..."

"bibi Mikyung, ada apa? kenapa wajah bibi terlihat sangat sedih? tanya Yeji pada pelayannya itu.

"n-nona, b-barusan saya mendapat telpon kalau tuan besar mengalami kecelakaan"

"apa?! Bibi pasti bohong kan?!" ucap Yeji yang syok dengan ucapan pelayannya itu.

"saya tidak berbohong nona, sebaiknya nona langsung menuju rumah sakit sekarang"

"b-baiklah, a-aku akan pergi ke rumah sakit sekarang"

•••

Rumah Sakit~

"Kak Junho!"

"nona Yeji"

"gimana keadaan papa? apa papa baik-baik saja?" ucap Yeji sambil berlinang air mata.

"dokter belum keluar sejak tadi nona"

"b-baiklah"
"sebenarnya apa yang terjadi sampai papa bisa kecelakaan?"

"n-nona s-sebenarnya..."

"sebenarnya apa, kak?"

"p-perusahaan tuan..."

"ada apa dengan perusahaan? Katakan kak!" ucap Yeji emosi karena sekertaris papanya itu tidak kunjung memberikan jawaban.

"p-perusahaan sudah b-bangkrut" ucap Junho terbata-bata.

"apa?! Bagaimana bisa itu terjadi?!"
"nggak, ini semua pasti bohong kan, kak?!" teriak Yeji histeris.

Bagaimana bisa musibah datang secara bersamaan seperti ini?!

"t-tuan sangat syok karena mengetahui bahwa perusahaan sudah bangkrut dan tuan bilang pada saya jika beliau akan pergi untuk meminta pertanggungjawaban pada orang yang sudah menipu beliau hingga perusahaan bisa bangkrut"
"t-tapi di tengah perjalanan, tuan mengalami kecelakaan" jelas Junho.

"sekarang apa yang harus aku lakukan? hiks..." Yeji terjatuh ke lantai sambil menangis setelah mendengar penjelasan Junho.

"n-nona, tolong tenangkan diri anda" Junho mencoba untuk menenangkan Yeji.

"gimana Yeji bisa tenang kak, bagaimana cara Yeji membayar biaya rumah sakit papa kalau perusahaan sudah bangkrut?" ucap Yeji frustasi.

"nona-"

"dengan keluarga tuan Hwang Chansung?" ucapan Junho terpotong karena dokter sudah keluar setelah memeriksa Chansung.

"i-iya dokter, saya putrinya"

"begini nona, tuan Chansung mengalami kecelakaan yang sangat parah. Akibat kecelakaan itu, tuan Chansung mendapat cedera kepala yang parah"
"saat ini kami tidak bisa menjamin sampai kapan tuan Chansung akan bertahan"

"t-tidak dokter, tolong selamatkan papa saya. S-saya akan membayar semua biayanya jadi t-tolong selamatkan papa...hiks" pinta Yeji pada dokter itu.

"kami akan melakukan yang terbaik nona, kalau begitu saya permisi dulu" pamit dokter itu.

"k-kak, sekarang bagimana...hiks..."

"nona, tuan pasti akan selamat"

"kita tidak bisa menggunakan uang perusahaan karena uang itu pasti akan di gunakan untuk membayar upah karyawan perusahaan dan juga para pelayan di rumah"
"sekarang bagimana...hiks..."

"nona, kita pasti bisa mencari jalan keluarnya"

"Yeji akan melakukan apa saja supaya biaya rumah sakit papa bisa terbayar"

"gue bisa bantu lo"

Yeji mendengar suara seseorang yang sangat ia kenal.

"Yiren?"

"iya, ini gue"

"k-kenapa kamu bisa ada disini?" tanya Yeji sambil menghapus air matanya.

"lo gak perlu tau kenapa gue bisa ada disini"
"tapi intinya gue bisa bantu lo"

"Yiren, kamu serius mau bantu aku?"

"serius. Tapi dengan satu syarat"

"a-apa syaratnya?"

"lo harus ninggalin Hyunjin dan pergi dari hidupnya untuk selamanya" ucap Yiren dengan smirk-nya.

"apa?!" Yeji meninggikan suaranya karena terkejut dengan syarat Yiren.

"apa yang anda katakan?! Beraninya anda menyuruh nona Yeji untuk meninggalkan tuan muda Hyunjin!" ucap Junho yang tak bisa menahan emosinya.

"aku tidak peduli dengan apa yang kalian katakan. Tapi ingat saat ini kalian sudah tidak memiliki kuasa apa-apa, jadi jangan bertindak gegabah dan katakan apa kalian mau menerima syaratku atau tidak" ucap Yiren tegas.

"bagaimana ini? Papa...apa yang harus Yeji lakukan?" ucap Yeji dalam hati.

••💜••

Ayok... dibuka jasa santet onlen untuk nona Yiren 😌 apa ada yang mau join? 🙂
#becanda

───────────────────

To be continued...

Your Reason | Hyunjin Yeji✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang