28

1.4K 208 12
                                    

BAB 26
HUBUNGAN ORANG DEWASA TAMPAK RUMIT

—Negara kita adalah negara hukum yang kuat, apalagi dalam aspek yang berkaitan dengan perempuan—
"***"

Ivana, gadis itu baru saja selesai berbelanja seperti yang sudah ia janjikan bersama dengan Fita disekolah. Kini mereka berdua tengah melepas penat disalah satu cafe sambil sedikit membicarakan sesuatu, sebagai bentuk basa-basi.

Tentu saja Ivana sangat tahu gadis dihadapannya tengah menjilat dirinya. Menyanjung dengan penuh pujian tapi memaki dalam hati dengan penuh emosi.

"Kapan-kapan kita belanja bareng lagi ya, seneng deh loh baik banget beliin gue beberapa baju, "ujar Fita dengan berbinar, Ivana hanya tersenyum tipis dengan sorot mata yang mendingin.

"Kalo ada kesempatan."jawab Ivana dengan nada terlampau datar membuat Fita sedikit terkesiap.

"Eh Lo jangan marah dong, ada kata-kata gue yang nyinggung Lo, ya?"tanya Fita was-was.

Ivana hanya menyedingkan bahunya acuh, fokusnya teralih saat seseorang wanita kisaran umur 30-an mendekat kearah meja yang mereka tempati.

Ivana bangkit dan bergeser sedikit menjauh dia memiliki firasat, kurang mengenakan, apa lagi saat wanita itu mengambil gelas berisi jus secara sembarang.

Byur

Tepat, Ivana menatap penuh tanya saat jus tersebut dilayangkan kepada Fita, ada sedikit rasa senang dihati Ivana setelah melihat hal tersebut. Fita yang baru saja akan berteriak marah, seketika menjadi diam melihat sosok wanita dihadapannya yang tengah menatap dirinya dengan marah.

"Jalang kecil, sudah saya beritahukan jauhi suami saya!"teriak wanita itu, membuat perhatian para pengunjung menjadi berpusat pada mereka.

Ivana yang melihat hal itu sedikit terkejut, namun itu tidak lama saat wanita tersebut menjambak kuat rambut Fita membuat Ivana menjadi benar-benar terkejut setengah mati

"Arghhh ... Lepas!"gerutu Fita menahan sakit dikepalanya.

"Jangan macam-macam, ikuti mau saya! Penggoda tidak tahu malu."tutur Wanita tersebut menghentak kepala Fita bahkan hingga terbentur ke meja.

Fita menatap nyalang wanita tersebut. "Lo ngga bisa puasin suami Lo sendiri, dan bukan salah gue kalo suami Lo lebih milih pemain yang lebih pro!"jelas Fita membuat yang mendengar menganga tidak percaya.

Ivana yang mendengar itu tertawa samar, ia benar-benar dibuat tak habis pikir dengan ucapan Fita.

"Gadis ini, benar-benar bisa membuat ku kehilangan akal sehat."gumam Ivana dalam hati, Ivana menertawakan dirinya sendiri yang bisa-bisa terlibat dan menonton langsung adegan sinetron seperti ini.

Diam adalah cara terbaik, ia tidak ingin membela ataupun ikut menyalahkan, toh, ia sendiri tidak merasa dirugikan dalam segi apapun dalam perkara pelabrakan itu.

Tak lama seorang pria dengan stelan jas, nampak gagah datang kearah mereka lalu  segera menarik tangan wanita yang entah namanya siapa dan menamparnya dengan keras.

Plak!

Yaampun, ini adalah tempat umum dan bisa-bisa mereka melakukan kekerasan yang memuakan seperti ini, benar-benar tidak tahu malu.

Ivana meringis melihat sudut bibir wanita itu berdarah, "Sudah sudah ... Kalian ini orang dewasa seharusnya bisa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin tanpa kekerasan." Ivana yang akhirnya membuka mulut.

Melihat pandangan tidak bersahabat, Ivana menghela nafas. "Saya tidak membela siapapun, entah siapa yang memulai dan salah disini. Tapi seharusnya kalian memikirkan etika kalian dimasyarakat, dan untuk anda Pak. Bagaimanapun kesalahan istri, jangan langsung main tangan, negara kita punya hukum yang kuat untuk perempuan."lanjut nya membuat orang yang berada dihadapannya ini bungkam.

"Tahu apa kamu! Jangan ikut campur masalah orang lain, dan urus dirimu sendiri."tutur pria tersebut membentak Ivana.

Ivana menatap marah pada pria tersebut, Bagaimanapun ia tidak suka dibentak oleh orang asing.

"Anda cukup tidak tahu malu untuk ukuran umur yang hampir mendekati tua bangka, istri anda bahkan terlalu cantik dan muda. Sayang sekali Tante seharusnya tidak usah repot memiliki masalah dengan selingkuhannya, langsung saja cari yang baru—"

"Tapi jangan lupa untuk meminta harta gono-gini." Lanjut nya menyeringai tipis.

Wanita yang tadi, melihat Ivana dengan pandangan sulit diartikan sebelum akhirnya pergi dan dikejar oleh pria berstatus suami itu.

Kini tersisa Ivana yang tengah ditatap tajam oleh Fita dan beberapa orang di cafe tersebut. Hai tunggu apa salahnya, kenapa mereka semua menatap padanya, sial.

*****
Jangan lupa vote dan share cerita ini ke temen-temen kalian biat makin banyak yang tahuu

See you next chapter guyss

rbilqisasiah

The Hole Of HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang