BAB 50
—MIMPI YANG TERASA SEPERTI KUTUKAN—
—Mencari jalan keluar dari masalah bukanlah dengan berlari tapi memciba bertahan dan memberanikan diri—
"***"Ivana duduk dikoridor rumah sakit dengan kaki yang tak berhenti ia ketuk kelantai, khawatir. Ivana mengabaikan pemuda yang duduk disampingnya sedari tadi.
"Udah malam, mening gue anterin pulang dulu."ujar pemuda disampingnya, Ivana melirik sebentar tampak serpikir sebelum akhirnya mengangguk mengiyakan.
Pemuda itu berjalan lebih dulu dengan Ivana yang mengekor, ia memang khawatir dengan Orion namun dirumah sakit sudah ada keluarga yang menjaga, lagipula tidak baik untuk kesehatan jika harus menunggu malam-malam begini dirumah sakit.
Pemuda didepannya menandakan berhenti membuat Ivana yang tak siap menabrak punggung kokoh milik pemuda tersebut, "Ugh ... Kenapa berhenti tiba-tiba! Kak Reno ngga ikhlas bantuin saya?!"ucapnya setengah berteriak.
Iya pemuda itu adalah Reno, Ivana awalnya hanya menghubungi nomer diponsel secara acak untuk meminta bantuan saking paniknya saat tubuh Orion ambruk.
"Pikiran Lo negatif banget, itu ada kucing yang mau lewat." Reno menujuk kearah kucing abu yang baru saja melintas, Ivana melongo melihat hal tersebut.
"Ngga harus berhenti juga! Kucingnya lagi jalan, ngga diem dutempat! tolong deh otaknya dikondisikan." Ivana saking kesalnya mulai mengabsen nama-nama binatang dalam hati. Sementara pemuda didepannya mengangkat bahu dan meneruskan jalannya.
"***"
Sesampainya di depan rumahnya, Reno menarik tangan Ivana untuk tidak langsung masuk kedalam rumahnya, "Masalahnya udah selesai, bisa kita bicara sebentar?" pinta Reno dengan wajah darat.Ivana mengerijap tampak cukup kaget dengan efisien kinerja Reno tentang penghapusan skandal tentangnya tersebut, jujur saja ia tak mau tahu bagaimana pemuda disamping menyelesaikan hak tersebut, yang pasti ia sedikit lega mendengar penuturan dari pemuda itu.
"Iya,"
"Gue ngga bisa tidur," tutur Reno, Ivana tak mengerti jalan pembicaraan yang dimaksud dengan Reno, pemuda disamping itu pun terlihat peka akan wajah kebingungan milik Ivana.
"Setiap kali gue tidur, gue selalu mimpi-in Lo tapi akhir dari mimpi itu selalu sama, kematian ..."
"Gue ngga bisa tidur beberapa hari ini, gue pikir apa ini berhubungan karena gue sering bikin Lo sakit hati? Mungkin, sekalipun gue sendiri ngga yakin."jelas Reno tampak sedikit tak nyaman saat menceritakan hal tersebut.
"Kematian siapa? Akhir mimpi itu. " Ivana tampak tertarik, bahkan ia memposisikan dirinya dengan nyaman menyamping kearah Reno.
"Gue ngga tahu, gue selalu lupa siapa yang mati. Tapi kematian dia itu bener-bener tragis, gue emang cowok tapi kematian yang diperlihatkan berkali-kali sedikit mengguncang mental gue." adunya.
Ivana tersenyum tipis, ini adalah saat yang tepat untuk mengembalikan jiwa Derren. Ivana mengusap surai milik Reno dengan lembut, "Tidur, coba sekarang Kak Reno tidur."pinta Ivana.
Reno menyeringat, "Dimobil? Disini" tampak Ivana mengangguk antusias, Reno tak membantah, dirinya merebahkan kepalanya menyamping kearah Ivana, sapuan lembut dari gadis itu membuat rasa takut dalam dirinya untuk tidur menjadi luntur.
"Selamat tidur Reno, welcome Derren Argasatya." lirih Ivana dalam hati dengan senyum tipis dibibirnya.
10 menit
Nafas teratur dari Reno terasa, tidur dalam posisi seperti ini tentu saja akan membuat leher pemuda itu kaku dan nyeri nantinya.
15 menit berlalu dan Ivana menyibukkan dirinya dengan ponselnya sambil menunggu Reno, tubuh pemuda itu tampak menggeliat gelisah, keringat tampak bercucuran dipelipisnya.
Ivana menyeringat, "Kak bangun, pasti dia mimpi buruk lagi, atau mungkin ini efek pertukaran jiwa." Beberapa saat Ivana mencoba membangun Reno namun pemuda itu tampak tak mau membuka mata.
Hingga sebuah ide terlintas dipikiran Ivana, mungkin ini akan sakit tapi ya sudah lah.
Plak!
Ivana menampar pipi Reno cukup keras, entah kenapa hatinya itu merasa senang bukan main, astaga jahat sekali dirinya ini hhhhaaa.
Reno membuka matanya kembali, seketika badan mundur sampai punggungnya membentur pintu mobil, "Gue liat! Lo bunuh dia,"pekik Reno tampak menampilkan wajah ketakutan.
Ivana mengerijap, dahinya berkerut tak paham. "Bukannya Kak Derren, kenapa malah jiwa Reno lagi sih! Sial." ujarnya dalam hati, Ivana memijat pelipisnya.
Ini belum satu minggu, kenapa arahan dari Derren tak berhasil. "Tenang, itu cuman mimpi. Come on! Sadar Kak Ren. "ucap Ivana menenangkan.
Mata Reno menatap sekitar, mengatur nafas yang sedikit memburu.
Mengerikan, mimpi itu lagi. Tapi yang berbeda wajah dalam mimpi tersebut bisa ia ingat dengan jelas, itu Ivana! Ivana membunuh seorang perempuan dengan tragis.
"***"
Jangan lupa vote yaaaSee you next chapter ❤️
—rbilqisasiah

KAMU SEDANG MEMBACA
The Hole Of Hope
Fantasy| TAMAT- CHAPTER MASIH LENGKAP| Impian Remaja, adalah salah satu judul novel yang memuat tentang perjuangan seorang gadis bernama Savana sampai titik puncak kesuksesan-nya. Namun bagaimana jika ceritanya mulai menjadi melenceng dari alur yang seharu...