9

2.5K 287 1
                                    

BAB 9
WHO ANAYA?

Bukan kah sesuatu bisa terjadi kapan saja bahkan tanpa kita duga?

"***"

Jam menunjukkan jam 04.00 pagi.

Savana mengerijapkan matanya berusaha mengumpulkan nyawa terlebih dahulu, kemudian ia pun mendudukkan tubuhnya.

Beberapa menit kemudian Savana mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

Savana memang membiasakan diri untuk mandi pada dini hari seperti saat ini.

Setelah kurang lebih 15 menit dikamar mandi. Savana kemudian memakai baju, lalu mengenakan mukena untuk bersiap sholat subuh berjamaah.

Di ruang Shalat sudah ada sang Ayah dan Ibunya. Tak selang beberapa lama kedua adik kembarnya juga ikut hadir.

Ketika semuanya sudah berkumpul Shalat subuh pun dilaksanakan dengan khusyuk dan hikmat.

Selepas selesai Indira mengajari si kembar mengaji, beberapa saat kemudian Adrian membisikkan sesuatu pada Indira. Indira mengganggu paham ketika mendengar perkataan suaminya.

"Ayah mau ke kamar dulu ya ... Masih ada dokumen yang harus diperiksa." ucap Adrian lalu berlenggang pergi sedikit terburu buru.

Selesai mengaji, Indira dan Savana membereskan alat sholat. Dan pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

"Kiki bakal sapu teras, nanti Kika sapu halaman yaa?" ucap Kiki berdiskusi bersama Kika membuat Indira tersenyum melihat tingkah anaknya.

Setelah membantu sang ibu. Savana Bergegas bersiap untuk berangkat kesekolah.

Dia memakai seragam dengan rapih dan mengecek buku pelajarannya kembali.

Savana melihat kearah cermin, lalu memakaikan pelembab wajah dan sunscreen. Ia juga tidak lupa memakai pelembab bibir agar tidak terkesan pucat.

Savana sebenarnya sedikit malas untuk memakai skincare, tapi ibunya akan mengomel nanti, karena anak gadisnya yang tidak bisa merawat kulit.

Selesai dengan segalanya, lalu Savana pun turun kebawah sambil menggendong tasnya.

Kamar Savana memang berada di lantai dua, persis bersebelahan dengan kamar si kembar.

"Pagi Ayahh, pagi ibu cantik." ucap Savana menyapa kedua orang tuanya.

"Pagi juga putri Ayah yang cantik," ucap Adrian menjawab sapaan sang putri.

"Pagi juga sayang, Adik kamu kemana ko belum pada turun?" ucap Indira.

"Ngga tahu Bu, mungkin pada tidur lagi kali, kan abis kerja rodi katanya cape,"ucap Savana bercanda.

"Yeyy ... Ka Afa ngeremehin kita tuh Ki." ucap Kika yang tiba tiba muncul.

"Tapi Kiki beneran ngantuk Kika, cape abis ngapu," jawab Kiki polos.

"Teras doang ihh, lebay deh kamu!" gerutu Kika sambil menumpuk kembarannya dengan botol susu yang sudah kosong.

"Ihhh ngga suka gelay," lirih Kiki dengan suara nyentrik. Membuat Kika sontak merinding.

The Hole Of HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang