46

1.1K 177 10
                                    

BAB 46
INI HANYA DRAMA

—Semanis apapun rubah, sifat licik akan tetap mendarah daging—
"***"

Ivana berjalan disepanjang lorong rumah sakit dengan pandangan angkuh dan dingin, ia telah menyadari sesuatu, bahwa selama ini ia tak pernah pergi kemana pun.

Ia hanya mundur satu tahun dalam perkara waktu, tempat ini masih dimensi yang sama, dengan kehidupannya yang dulu saat menjadi Savana.

Dan kini tujuan Ivana hanya  menyelesaikan masalah dan mencari cara untuk kembali ke kehidupan yang dulu. Tangannya terkepal kuat, ia marah, sebenarnya siapa yang telah merusak alur dan kestabilan waktu di dimensi ini.

Memikirkan hal itu membuat kepalanya pening, langkahnya terhenti disebut pintu ruang kamar inap, namun pintu tersebut terbuka sebelum Ivana membukanya.

Sosok pemuda dengan seragam tampak urakan berdiri dihadapannya dengan pandangan dingin. Ivana membalas tatapan pemuda itu tak kalah dingin, tubuhnya beranjak kesamping seolah mempersilahkan pemuda itu untuk pergi.

Pemuda itu malah berdecit tak suka, "Pergi Lo, ngapain segala disini? Gue ngga ada waktu nanggepin, cewek murahan kaya Lo," Reno, pemuda itu berbicara dengan lantang dan tajam, ia memasukan salah satu lengannya kedalam saku celana sekolahnya, tampak wajahnya benar-benar tak bersahabat.

Ivana menyedingkan bahu, lalu beranjak pergi begitu saja dari sana, karena malas berdebat dengan pemuda itu, ia melangkah ke tikungan lorong rumah sakit yang tampak lenggang, namun seringai tipis terpati dibibir Ivana.

Ia berhenti saat tubuhnya tak lagi terlihat dari pandangan pemuda itu, Ivana bersidekap dada melirik jam menunggu sekitar lima menit.

Setelah waktu berlalu ia mencuri pandang dari balik tembok, kearah lorong kamar rawat Kalla, tepat sekali Reno baru saja pergi.

Namun ia yakin pemuda itu akan kembali lagi dalam waktu singkat, seolah ingin menjebak Ivana dan membiarkan dirinya masuk terlebih dulu, dan menegaskan bahwa diri tak semudah itu dikelabui.

Tapi itulah rencana Ivana, jadi mohon simak drama Ivana beberapa waktu kedepan, drama yang sudah ia rencanakan sematang mungkin, tentu saja semua itu untuk mendapatkan kepercayaan dan bisa dekat dengan Reno.

Bagaimana'pun ia harus mengembalikan jiwa Derren sebelum batas waktu satu minggu habis. Memanipulasi keadaan bukanlah pilihan yang buruk.

Dan kini Ivana sudah ada didalam ruang rawat Kalla, ia melirik jarum jam sambil menghentakkan kakinya, menghitung setiap detik yang terbuang untuk menunggu datangnya seseorang.

Dan—

Sebuah bayangan berdiri didepan pintu, sengaja Ivana membuka untuk memberi celah sekaligus memastikan bahwa orang yang datang adalah Reno.

Ivana berdehem pelan, ia mengambil satu tangan Kalla yang bebas dari infusan. "Sampe kapan Lo mau tidur kaya gini!"suara lantang milik Ivana membuat tangan Reno menggantung di gagang pintu saat hendak membuka.

Ivana tertawa hambar, "Kalla Navisha berhenti buat orang lain khawatir, karena Lo ngga pantes dapet semua hal itu. Tapi sayang, gue udah terlanjur—" Ivana membuang nafasnya pelan, "Terlanjur anggap Lo sebagai sahabat,"sedikit berbisik.

The Hole Of HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang