36

1.1K 199 4
                                    

BAB 36
BANYAK BICARA

Bukan cuman perbuatan yang jadi tolak ukur, tapi juga ucapan
Yang pengaruhnya bisa lebih mematikan dari belati—
"***"

R

eno, pemuda itu tengah berjalan mendekat kearah dua gadis yang sedang duduk ditepi lapangan, matanya tak sengaja bertubrukan dengan salah satunya manik gadis tersebut, namun ia tampak membalas dengan tatapan dingin.

Sesampainya disana terlihat Mawar menyiku lengan Ivana yang duduk disebelah, Ivana pun menoleh dan mengikuti arah pandang Mawar yang tampak tertegun pada sesuatu.

Baru saja ia menoleh, ia dikagetkan dengan botol minum dingin yang ditempelkan di pipinya, "Esttt ... dingin!"pekik Ivana.

Seorang pemuda tampak menjulurkan botol minum yang tadi sempat menempel dipipinya, melihat siapa yang memberikan nya membuat Ivana beberapa kali mengerijap, "Panas, nih minum." Reno, pemuda itu menyodorkan botol tersebut yang langsung disambar oleh Mawar.

"Kebetulan gue haus, Ivana Lo ngga haus kan?"tanya Mawar, sambil meneguk minuman tersebut tanpa rasa bersalah, Ivana mendelik melihat perlakuan Mawar tersebut.

"Enak ya ngambil punya orang sembarang! Ngga tahu diri dasar!"sarkas Ivana, berdesis.

Pandangan Ivana kembali menoleh pada pemuda yang sempat memberikan ia botol minum, Reno tampak memandang Mawar dengan datar dan tajam, membuat Ivana bergidik ngeri.

"Ngga papa Kak biarin aja, orang susah emang suka gitu."ujar Ivana membuat anestesi Reno teralih kepadanya.

Pemuda itu tampak mengangguk singkat dengan senyum tipis dibibirnya, sementara Mawar yang mendengar ucapan Ivana mendadak tersedak minuman.

Uhuk ... Uhuk ...

Ia menggeplak tangan Ivana cukup kencang, "Sialan Lo!" ujarnya, Ivana tentu saja meringis membuat Reno langsung memelototi Mawar dengan horor.

Ivana bangkit, menarik lengan Reno untuk menjauh dari Mawar. "Ehh tunggu, duhh cakep itu!" ujar Mawar heboh.

Ivana mengerutkan dahinya, "Apa yang cakep? Gue udah tahu gue cantik dari dulu sampe sekarang," dengan percaya diri. Mawar memutar bola matanya malas.

"Ren, sini ponsel Lo gue fotoin Lo berdua, lagi bagus nih matahari jangan disia-siakan. " Mawar tersenyum menggoda, ia tahu bahwa seperti pemuda itu memiliki perasaan khusus pada temannya itu.

Reno tampak ragu, sebelum akhirnya menyerahkan ponselnya sula rela. Mawar mundur beberapa langkah untuk menyesuaikan dan memberi angel yang pas.

Ivana yang masih mengerijap ditarik kearah pemuda itu, sontak saja mereka saling berhadapan. "Kak Reno apa-apa sih ko mau aja, siapa tahu Mawar cuman iseng!"tampak menggerutu, sementara Reno hanya mengulam senyum mendengar ocehan gadis tersebut.

Ckrek!

Foto berhasil diambil, mawar sedikit berdecak kagum pada hasil fotonya sendiri, pasangan didepannya tampak berfoto dengan candid, "Wihh cakep kan kata gue juga!"membanggakan dirinya, lalu menujukan hasilnya pada Reno.

Reno tampak tersenyum puas, dan mengangguk kearah Mawar.

Sebelumnya pergi Mawar membisikkan sesuatu pada Reno, "Pepet terus jangan kasih kendor," bisiknya, sambil terkikik geli Mawar melambaikan tangan pada Ivana saat sudah berjalan agak jauh karena kelas olahraga gadis itu akan segera dimulai.

"***"
Ivana tengah duduk dibangku sambil mengipas wajahnya dengan buku, Clarissa juga tampak melakukan hal yang sama didepannya.

"Mau hujan kaya nya panas banget hari ini, "ujar Puja yang baru keluar membuang sampah keluar.

Teman sekelasnya pun banyak yang memilih tiduran dilantai dengan alas tikar tipis karena kepanasan. Sibuk dengan buku yang ia jadikan kipas, pandangan Ivana beralih ke meja yang tampak terlihat ponselnya bergetar karena ada notifikasi yang masuk.

Ivana mengambil ponselnya dengan malas, nama Kavindra tertera disana dengan beberapa baris kata.

WhatsApp

Kavindra :
Vana, hari sabtu bisa ngga Lo ikut kerumah gue.

Ivana:
L

ah buru-buru amat, yang ada bokap Lo ngga percaya tar, gue jd pacar lo.

Kavindra :
Masalahnya keluarga besar gue dari singapur bakal dateng minggu depan, ngebahas perjodohan gue

Ivana:
Kasian amat si lu, udah kaya zaman Siti Nurbaya

Perjodohan, dini hooooo

Kavindra:
Ngga usah ngeledek! Nanti gue jemput hari sabtu dirumah lo

Ivana:
Baik kang mas


Ivana meletakan kembali ponselnya, pikirannya kini berkelana pada Alvaro, dia tak mungkin bisa menutup tentang Aida terus menerus.

Ia menghela nafas, memikat pelipisnya yang sedikit pusing. Kavindra, pemuda itu menambah beban pikiran jika seperti ini, padahal ia juga memiliki masalah sendiri.

"***"
Disisi lain Kavindra tersenyum tipis mendapatkan balasan dari Ivana, dan hal itu tak lepas dari pandangan dua sahabatnya yabg duduk tepat di sampingnya dirinya.

Foto tampak melirik, dan terlihat sekilas kontak bernama Ivana. "Lo sekarang deket sama Ivana?"tampak Liam ikut menoleh melihat reaksi Kavindra yang tampak terkesiap.

"Cuman temen, "jawab Kavindra membuat Fito terkekeh sinis, "Lo kalo bosen sama Mawar putusin, kasian dari pada Lo duain."sarkas Fito.

Liam tampak menoyor kepala Fito, "Ngga udah ngomong sembarangan,"ujarnya saat mendapati Kavindra yang mengeluarkan aura yang suram.

"Gue ngga pernah bosen sama dia, dan ngga akan pernah. Jadi jaga ucapan Lo sebelum tangan gue yang bakal kasih ganjaran," Kavindra bangkit dan meninggalkan kedua temannya yang termenung.

Liam tersenyum tipis, "Udah bucin susah, tapi terlalu naif kalo dia bilang ngga bakal pernah bosen sama tu cewe."ledek Liam.

Fito juga tampak menatap punggung Kavindra yang menjauh dengan pandangan yang sulit diartikan, "Gue takut dia jadi bego, cuman karena cewe. Terlebih gue sekarang mikir si mawar ada hubungan khusus sama si Orion." celotehnya.

"Nyatanya gadis lugu pun bisa jadi jalang bukan?"lanjut Fito, lalu kembali fokus pada makanan yang sempat ia abaikan.

Tanpa mereka sadari ada seorang yang mendengar ucapan mereka, ia tepat duduk dibelakang, merek saling membelakangi, tangan gadis itu terkepal, "Gue pastiin Lo berdua yang bakal nyesel, karena berani ngomongin harga diri gue!"gumannya pelan.

"***"
Tokoh Mawar itu baik hati, banget malah. Tapi beda cerita kalo jiwanya diganti sama kanjeng Peony, yang eumm ... Errr

Kalian bakal tahu sendiri deh di chapter-chapter yang akan datang!

See you next chapter dan jangan pelit buat vote cerita ini, okeee!

rbilqisasiah



















The Hole Of HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang