BAB 25
PERASAAN SANG TOKOHSiapa yang bilang patokan kuatnya seseorang adalah kesabaran? Bukankah itu lebih tepat jika dianggap ketidak berdayaan untuk melawan yang lebih.
****Pepohonan rindang terlihat disapa dinginnya udara yang menyeruk. Sedikit mengusik, namun tak membuat gentar sepasang insan yang tengah duduk manis dibangku kayu dibelakang taman sekolah itu.
Mereka adalah Ivana dan Reno. Pemuda itu terlihat tenang, membuat Ivana sesekali mencuri pandang. Setelah aksi pemuda itu yang menarik dirinya pergi dari kantin selepas makan.
Reno terus diam. "Ada apa Kak?" tanya Ivana memecah keheningan.
Pemuda itu berbalik menghadap Ivana.
"Lo tahu ngga? Sebelum gue masuk ketubuh ini, gue ngeliat sekilas kehidupan yang seharusnya gue lewatiin," tutur Reno."Kehidupan gue sebagai Derren." lanjut pemuda itu. Alis Ivana terangkat satu. "Ko saya ngga ya? Cuman alur cerita ini aja, gak sama kehidupan saya sebagai Savana."
Dahi Ivana nampak berkerut, mencoba berpikir. Tangan Reno mengusap dahinya dengan lembut, membuat Ivana mendongok. "Ngga usah dipikirin, mungkin itu bonus buat gue." Mata mereka saling menatap, sebelum akhirnya kekehan dari Reno membuat Ivana tersadar dan langsung mengambil jarak.
"Ah sekarang Kak Derren harus saya panggil Kak Reno jadinya kan?" Ivana mengalihkan fokus dengan melempar topik pembicaraan. Reno mengangguk singkat.
Satu tangan pemuda itu dimasukkan kedalam saku, rahangnya yang tegas membuat Reno terlihat mempesona dengan ketampanan yang tidak main-main. "Jangan jauh-jauh ya, biar gue jagain." ujar Reno, memecah lamunan Ivana beberapa saat lalu.
Ivana menunjuk dirinya sendiri. "Kak Reno mau jagain saya? Kenapa?" tanya Ivana, pipi gadis itu dikembungkan menahan gelitik yang menyeruk diperutnya. Geli sekali rasanya, tapi Ivana tidak keberatan untuk merasakan hal seperti ini terus.
Astaga, ia berada dalam mode ke-gr an sekarang.
"Entah sebagai Savana atau Ivana, gue yakin Lo adalah sumber kebahagiaan yang tiada duanya, dan hanya satu dan itu hanya milik Derren Argasatya." Reno mengikis jarak antara mereka. Hingga harum parfum strawberry milik Ivana tercium jelas.
"Jangan pernah pergi dari gue ya, ini perintah."
'***'
Sementara di UKS. Seorang pemuda tengah sibuk menatap setiap inci wajah kekasihnya berulang kali. Dia adalah Kavindra. Pemuda itu menghela nafas gusar. "Maaf ya aku telat buat jagain kamu, sayang." Kalimat itu terdengar begitu penuh sesal.
Gadis kini diperlakukan bak ratu menatap canggung. Dia adalah Mawar, sayangnya jiwanya bukanlah milik pemeran protagonis asli cerita ini. Melainkan kini ditempatkan oleh jiwa setengah waras yaitu Peony.
Mawar cengengesan. Ia menggaruk belakang kepalanya gugup. "Gpp, santai aja Vindra. Lain kali aku bakal jaga diri aku sendiri ko, tenang aja." Mawar menyatukan jari jempol dengan telunjuk membentuk simbol 'oke'.
Kavindra mengusap rambut Mawar dengan sayang. "Mau ke kelas atau istirahat disini? Udah bel, kelas aku ada ulangan hari ini." Mawar menggeleng.
"Aku disini aja, kamu pergi aja gih." balasnya dengan nada sok dilembutkan. Jelas beradaptasi menjadi tokoh protagonis baik hati dan lemah lembut macam ini bukan karakter dari seorang Peony.
"Kamu ngusir?"
"Kamu yang nanya ya! Ko jadi mikir aku ngusir?" sanggah Mawar panik sendiri.
Kavindra tertawa kecil. "Lucu banget sih, aku bercanda kali." tangan Kavindra nengacak gemas rambut kekasihnya. Lalu meninggalkan kecupan singkat sebelum akhirnya beranjak pergi.
"Nanti pulang sekolah bareng, oke? Bye!" Kavindra melambaikan tangan, sementara Mawar membeku ditempat, tangannya dengan gemetar memegang dahinya sendiri.
"Astaga! Bisa ikut bucin gue, anjing argh ..." Mawar memenggelam wajahnya pada bantal, setelah kepergian Kavindra. Pemuda satu itu benar-benar tidak sehat untuk jantungnya.
"***"
Kavindra keluar dari UKS langsung disambut oleh kedua temannya. Liam dan Fito. Kedua pemuda itu berjalan beriringan.
"Gimana Mawar?" tanya Liam, pemuda itu sudah berada disamping Kavindra sekarang.
"Aman."
Fito mendengus mendengar jawaban singat itu. "Sampai kapan Lo mau pertahanan hubungan ini? Ngga sehat buat Mawar yang kena bully terus bro." tuturnya.
Kavindra menghela nafas. Liam menepuk bahu sahabatnya membuat Kavindra menoleh. "Lepas salah satunya." Liam mencoba memberikan solusi. Kavindra menggeleng mendengar itu.
"Yang satu adalah sumber kebahagiaan gue, satunya lagi adalah tuntutan wajib yang ngga bisa gue lepas gitu aja." Pandangan Kavindra kini menerawang langit biru diatasnya.
"Mungkin bukan mereka yang harus lepas, tapi gue yang ngga cukup mampu buat ngelepas." ucap Kavindra bergumam pelan pada dirinya sendiri.
***
Thanks for reading guyssJangan lupa vote and see you next chapter
__rbilqisasiah

KAMU SEDANG MEMBACA
The Hole Of Hope
Fantezie| TAMAT- CHAPTER MASIH LENGKAP| Impian Remaja, adalah salah satu judul novel yang memuat tentang perjuangan seorang gadis bernama Savana sampai titik puncak kesuksesan-nya. Namun bagaimana jika ceritanya mulai menjadi melenceng dari alur yang seharu...