40

1.2K 180 5
                                    

BAB 40
MASALALU KELAM

—Bukan antagonis yang berhati iblis, tapi orang yang menyebabkan hatinya hancur'lah yang kejam, karena hati murni itu tidak memudar dengan sendirinya, dan sang antagonis tak pernah meminta memiliki hati
begitu—
"***"

Gadis remaja berseragam putih biru itu menangis saat pulang sekolah dengan tersedu-sedu, Aruni— sang Mamah, yang melihat itu tampak khawatir langsung memeluk tubuh putrinya dengan hangat.

Ia bahkan berlari dari dapur, saking khawatir. "Kalla, kenapa sayang? Ada yang jahat sama kamu?" Gadis  berseragam putih biru itu tampak menyodorkan sebuah kertas hasil ulangan.

90

Aruni tersenyum bangga, namun tidak dengan Kalla, gadis itu semakin menangis. "Mah aku udah belajar mati-matian, tapi hasilnya lebih besar Kavindra!" adunya dengan berlinang air mata.

Reza, yang baru saja pulang, mengecup dahi istrinya lalu beralih mengelus rambut Kalla, sang putri, "Itu udah bagus, Papah bangga sama kerja keras kamu."ucap Reza dengan senyum yang merekah, tampak menghibur putrinya yang masih tampak murung.

Aruni menjentikkan jari nampak menemukan ide, "Gimana kalo Mamah bikin brownies coklat kesukaan kamu, nanti kamu bisa makan sambil belajar? Nanti mamah temenin juga deh belajarnya, biar makin semangat!" Aruni tampak mengepalkan tangannya ke udara dengan senyum yang tampak mengembang

Kalla mengulam senyum, memeluk Aruni dengan erat. "Sayang dehh ... Kalla bakal jauh-jauh lebih pintar dari Kavindra, janji deh!"seru nya nampak percaya diri.

"Mamah bakal selalu dukung kamu, tapi inget, jangan terlalu memaksakan, kapasitas setiap orang itu beda-beda. Mamah selalu bangga dengan apapun hasilnya, asalkan itu hasil kerja keras kamu sendiri," jelas Arumi dengan begitu lugas.

"Yaudah mamah belanja bahannya dulu, kamu mandi dulu mas abis itu makan, masakannya udah siap di meja makan." ujar Arumi, Reza tampak cemberut ia mendekati kearah Arumi dengan manja.

"Ngga dimandiin sama kamu aja?"tanya Reza dengan senyum polosnya, Arumi tampak melotot garang,—"Ada Kalla kamu ini ngomong itu loh,"bisik Arumi dengan sinis mengge-plak tangan suaminya yang sudah nakal mulai merayapi tubuhnya.

Kalla tertawa, "Aduhh ... Kalla ngga liat! Kalla ngga denger!" teriak Kalla sambil berlalu pergi menuju kamarnya, hal itu membuat pipi Arumi memerah padam menahan malu.

Setelah semua itu Arumi pergi, Kalla duduk diruang tv bersama sang papah yang sudah bersendar di sofa dengan secangkir kopi ditangannya.

"Mamah udah pulang Pah?"tanyanya, — Reza menggeleng, "Belum,"hati Reza jika menjadi resah sendiri pasalnya, sudah setengah jam berlalu namun Arumi belum juga pulang, padahal katanya cuman ke pergi ke toko ujung komplek untuk memberi tepung terigu dan telur karena stok nya habis.

Selang beberapa waktu ada seseorang datang, senyum Kalla merekah karena ia mengira itu adalah Arumi, sang Mamah, tapi ternyata malah pak RT yang tampak seperti seorang yang baru selesai maraton, dahinya penuh keringat.

"Asalamualaikum pak Reza!" Seru pak RT setengah berteriak.

Reza berjalan menghampiri Pak RT yang rampak panik, "Walaikumsalam, masuk pak, ada a—"ucapan Reza terpotong dan ucapan selanjutnya dari pak RT seketika membuat dunianya runtuh.

The Hole Of HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang