Sakura mengerjapkan matanya berkali-kali guna menyesuaikan cahaya lampu terang yang berada di atas sana. Dia bangkit dengan susah payah dan duduk di atas ranjang mewah dengan tubuh yang entah kenapa sangat lemas itu.
Emerald jernih itu mengedarkan pandangan ke segala penjuru ruangan putih bersih ini. Tubuhnya tersentak saat pintu kamar yang di tempatinya kini terbuka, menampilkan sosok gadis merah panjang yang menatap dirinya datar.
"Yo, kau sudah bangun, Sakura?"
Sakura mengerutkan alisnya tidak mengerti, kenapa dia ada di sini? Terakhir dia hanya mengingat jika ada yang memukul tengkuknya keras. Dan juga kenapa ada Karin? Dia benar-benar tidak mengerti sama sekali dengan situasi saat ini.
Karin melangkah lebih dekat kearah Sakura dengan seringai tak lepas dari wajah bengisnya.
"Ne, Sakura, kau mau bersenang-senang?" tanya Karin sembari memainkan rambut merah muda itu.Tidak ada respon sama sekali, hal itu membuat Karin mendecih keras, "Baiklah, Mari kita bersenang-senang bersama." Setelah mengucapkan itu, Karin kembali keluar ruangan. Tak lama dia kembali dengan dua lelaki berbeda surai masuk bersama.
Gadis merah muda itu semakin mengernyitkan alisnya dalam, semakin tidak mengerti. Saat kedua pria itu menghampiri dirinya Sakura panik entah kenapa. Dia merasa dalam bahaya.
"Rileks Sakura, jika kau rileks semuanya akan baik-baik saja," Ucap Karin yang sekarang duduk di sofa pojok ruangan dengan nyamannya juga seringai itu tak lepas dari bibir tipis milik Karin.
Sakura menggelengkan kepalanya cepat, tidak percaya dengan kata-kata yang keluar dari mulut seorang teman perempuan pertamanya itu.
Suigetsu dan Juugo semakin mendekat kearah Sakura yang sudah dilanda rasa panik. Siapa yang tidak panik saat ada orang lawan jenis mendekat kearahnya yang sedang lemas di atas ranjang saat ini. Dalam pikirannya semua begitu menakutkan.
Mata emerald itu kembali menatap Karin dengan tatapan memohon dan hanya di balas dengan dengusan keras oleh gadis merah itu.
"Kau tak perlu takut, baby. Nikmati saja," Ucap Suigetsu yang kini sudah berada duduk di samping kanan gadis itu. Sedangkan Juugo sudah berada di sisi kiri Sakura dengan tangan yang mulai mengusap rambut merah muda milik Sakura.
Tubuh Sakura memberontak sekuat tenaga saat kedua lelaki itu menyentuh tangannya. Suigetsu dan Juugo yang berasa ada perlawanan mulai membaringkan tubuh ramping itu dengan cukup keras keranjang.
"Diam gadis manis, ini akan menyenangkan," Suara lirih Suigetsu kembali terdengar tepat di telinganya kanannya, membuat Sakura bergidik ngeri.
Emerald itu menatap mata Suigetsu dengan memohon bahkan air mata itu keluar dengan derasnya tanpa henti.
Suigetsu memalingkan wajahnya, tangannya mulai membelai perut ini lembut, Juugo yang sejak tadi hanya mengelus kepala, sekarang akan mengarahkan tangannya ke dada milik Sakura.
Sakura yang melihat itu semakin berontak, dia panik. Sangat.
"TIDAAKK LEPASKAN AKUU!!!! JANGAN MENYENTUHKU! KUMOHON." teriak Sakura dengan suara lirih.
Kedua lelaki itu secara otomatis melepaskan tangan mereka juga menjauhkan diri dari Sakura yang sudah menangis keras.
Karin seketika berdiri kemudian berlari kearah Sakura yang masih menangis dengan posisi berbaring. Gadis merah itu memeluk Sakura erat.
Sakura yang merasa dirinya dipeluk erat, membuka mata emerald itu. Dia melihat Karin yang memeluk dirinya. Dia menghentikan tangisnya. Sungguh dia bingung saat ini. Apa maksudnya?
"Syukurlah, syukurlah, syukurlah Sakura." Ucap Karin berulang kali.
Karin melepaskan belitan tangannya, kemudian duduk di atas ranjang juga kedua tangannya membantu Sakura yang masih berbaring untuk duduk bersamanya.
Gadis merah itu tersenyum, "Maafkan aku membuatmu menangis, Sakura."
Melihat tidak ada respon dari Sakura, Karin hanya tersenyum geli.
Suigetsu dan juga Juugo hanya menatap malas Karin dan memutuskan untuk pergi dari sana, tapi sebelum itu mereka berdua meminta maaf pada Sakura, "Maafkan kami juga, kami hanya mengikuti rencana konyol milik Karin, sekali lagi kami minta maaf."
Setelah mengucapkan itu mereka berdua pergi dan menutup pintu kamar rapat.
Mata ruby Karin kembali menatap Sakura yang juga menatap dirinya menuntut penjelasan.
"Sebelum aku menjelaskan, aku ingin meminta maaf padamu Sakura."
Hal itu hanya di balas oleh anggukan sekilas dari gadis pemilik mata emerald itu.
"Keluarkan suaramu, aku ingin mendengarnya lagi," Mendengar ucapan dari Karin membuat Sakura terkejut bukan main.
"K-ka-u.... "
"Tak perlu kau sembunyikan lagi, aku sudah tahu sejak awal tapi aku tidak tahu kenapa kau berpura-pura tidak bisa bicara," Perkataan Karin kembali membuat dirinya terkejut. Sakura menundukan kepalanya, tidak berani menatap mata Karin.
"Setelah ku perhatikan, sedikitnya aku tahu kalau kau seperti memiliki trauma, entahlah aku tidak mengerti."
Sakura mengangkat wajahnya, "Ke-kenapa kau bisa t-tahu?" tanya Sakura dengan suara pelanpelan. Sudah sangat lama dia tidak berbicara dengan seseorang, membuatnya takut.
Karin memejamkan matanya, mencoba mengingat, "Emm kau ingat kejadian saat kita saling berjambak di toilet?" Sakura mengangguk, "Yaah saat itu aku tidak sengaja mendengar rintihanmu dan hmm penasaran kenapa kau menyembunyikannya juga membohongi semua orang."
Mendengar ucapan Karin, Sakura semakin di rundung rasa bersalah pada semua orang yang dekat dengan. Dia bukan bermaksud untung membohong semuanya, hanya diaa, punya alasan tertentu.
Terlihat jelas raut wajah yang di perlihatkan oleh Sakura, membuat Karin juga semakin di landa rasa bersalah kepada gadis merah muda itu.
Meremas jari jemarinya, gadis merah itu ingin memberanikan diri untuk berbicara yang sejujurnya pada Sakura.
Demi apapun, ini sesuatu hal yang membuat dirinya gugup."S-sakura apa kau ingat saat kau hilang hari itu?" Tanya Karin dengan suara gemetar.
Tidak langsung menjawab, gadis itu berpikir sejenak dan kemudian menggelengkan kepala merah mudanya.
"Kau sungguh tidak ingat?" Tanya Karin lagi memastikan.
Sakura mengangguk lagi dengan yakin.
Ya dia sama sekali tidak ingat dengan apapun akan masa lalunya. Dia berusaha untuk mengingat tapi tetap saja tidak ada kilas balik yang terlintas di kepalanya.
Karin yang melihat tidak ada kebohongan di mata emerald itu menghela napas pelan.
"Apa kau ingin tahu bagaimana kau dulu?"
Sakura tentu saja menganggukkan kepalanya antusias. Selama ini dia ingin tau bagaimana dirinya dulu. Saat kembali ke keluarga nya dia hanya di perlihatkan foto-foto masa kecilnya dengan ayah, ibu dan kakaknya saja. Tidak ada orang lain selain keluarganya yang terlihat di sana.
Mungkin saja mereka ingin membuatnya sedikit demi sedikit mengingat sendiri bukan dari orang lain.
"Baiklah, tapi aku harap kau tidak dendam padaku setelah kau tahu semuanya," Ucap Karin dengan mata yang kini terlihat berair di balik kacamatanya.
.
.
.Haiiiiiii~
Notifnya masuk ga sihh:((
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl
FanfictionHanya sebuah cerita seorang pemuda yang sangat mencintai gadisnya . . . Baca aja dah😂 gak bisa buat summary🤣🤣