Sudah satu minggu berlalu Sakura dan Sasuke tidak masuk sekolah. Tentu saja sahabat dari sang Uchiha bertanya-tanya, mereka berpikir ini pasti ada hubungannya dengan kekasih dari Uchiha bungsu itu. Maka dari itu mereka berempat sekarang ada di depan pintu apartemen yang di tempati oleh Sasuke.
Naruto menekan bel tapi tak ada sahutan apapun. 5 menit Naruto menekan bel dengan tak sabaran, akhirnya pintu itu terbuka menampilkan wajah dingin andalan si Uchiha.
"Apa?" Tanyanya dingin tanpa mempersilahkan sahabat-sahabatnya masuk.
"Kami hanya ingin berkunjung, Sasuke" jawab Neji dengan datar.
"Kau tidak mempersilahkan kami masuk?" Lanjut Neji, tidak sopan sekali tidak mempersilahkan masuk seorang tamu apalagi seorang sahabat.
Sasuke mendengus keras, terlihat sekali dia enggan memasukkan manusia macam mereka ke apartemennya.
"Jika tidak penting, pulang sana" usir Sasuke tanpa segan.
Naruto tanpa permisi masuk tapi dengan cepat di halangi oleh kaki panjang Sasuke.
"Ck, apa-apaan sih kau Teme?!!! Kami hanya ingin berkunjung" seru Naruto kesal.
Ayolah mereka bahkan rela bolos untuk kesini, yah meskipun mereka sudah biasa membolos.
"Tidak" tolak Sasuke. Dia tidak mau dengan kedatangan mereka mengganggu ketenangan dia dan Sakura.
"Terserah aku mau masuk" Naruto berusaha masuk tapi kembali di halangi oleh Sasuke.
Sedangkan ketiga sahabatnya yang lain masuk tanpa ada halangan apapun. Sasuke berdecak, dia mendorong Naruto menjauh hingga terjatuh lalu berjalan terburu-buru masuk kedalam dimana ketiga sahabatnya sudah duduk bersama Sakura yang sedang menonton tv.
Sasuke mengacak surai ravennya. Mulai sekarang apartementnya akan jauh dari kata tenang.
.
.
.Sakura tak melepaskan senyum geli dari bibirnya, dia tak ada habisnya ketawa saat melihat bagaimana Naruto kalah bermain game olehnya.
"Aaargggh Sakura-chan mengalahlah sedikit" mendengar ucapan Naruto, Sakura kembali tergelak.
"Cih, memalukan" Sasuke mencoba memanas-manasi. Naruto mendelik pada Sasuke dengan sinis. Sasuke mendengus lalu menelusupkan wajahnya di perpotongan leher Sakura mengabaikan Naruto yang masih saja menatap sinis padanya.
"Satu ronde lagi Sakura-chan" Sakura hanya mengangguk, sesadari tadi terus berkata 'sekali lagi, sekali lagi' tapi hingga sekarang tidak ada habisnya.
Baru saja 2 menit bermain, karakter yang di pakai Naruto sudah K.O.
"Aaaargh aku menyeraaah" Naruto membanting stik ps itu dengan kesal.
"Jangan membanting stik baruku, Dobe" tapi terlanjur kini stik yang di banting oleh Naruto sudah rusak.
"Ku belikan! Sekalian dengan perusahaannya" sahut Naruto kesal.
Oh ayolah, harga dirinya sebagai lelaki tercoreng karena kalah oleh seorang gadis. Masih mending lawannya lelaki dan dia kalah tapi iniiiii aaaargh Naruto rasanya ingin pindah gender saja.
Sakura terkekeh geli, mata emeraldnya menatap Sasuke.
"Hn? Kenapa?" Sakura menggeleng pelan
'Mau minum' Sasuke mengangguk lalu bangkit dari duduknya menuju dapur.Naruto duduk di tempat Sasuke lalu menatap Sakura yang mengernyit.
"Ne Sakura-chan, kau tau sesuatu?" Naruto menyodorkan ponselnya, berinisiatif.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl
FanfictionHanya sebuah cerita seorang pemuda yang sangat mencintai gadisnya . . . Baca aja dah😂 gak bisa buat summary🤣🤣